Guardie Del Cuore XXIII - END

904 83 114
                                    

#misi40hari
#40dayschallenge

Spesial tag for jonquil_Alstroemeria

.

Happy Reading. . . . .

.

"Phi Mean tidak ke kantor?" Plan bertanya setelah Mean membuka matanya.

Mean membeli rumah baru untuk tempat tinggal mereka berdua, sudah berjarak dua minggu setelah Plan menjalani operasi.

"Tidak mau, mau seperti ini saja denganmu." Mean tidak ingin pergi bekerja, baru saja bangun tidur dan kekasih mungilnya sedang memeluk pinggangnya, dia mendekap balik.

"Eii, CEO macam apa ini tidak mau bekerja?" Ledeknya, tangan kanannya mencubit pinggang Mean. "Ayo bangun, nanti terlambat." Plan mengingatkan, wajahnya mendongak.

"Ada Mark. Biar dia saja yang urus perusahaan hari ini." Mean beralasan.

"Tidak bisa dibiarkan," Plan menggumam, "Aku akan buatkan sarapan."

Ketika Plan hendak bangun dari tempat tidur, dia ditarik kembali oleh Mean. Pemuda tampan itu menindihnya, menyeringai, hembusan nafas saling membentur wajah. Plan memejamkan matanya, ciuman dari Mean selalu memabukkan.

"Phi Mean...... Presdir Mean! AYO KERJA!" Seseorang berteriak dari luar kamar, lalu pintu terbuka tanpa Mean ketahui.

"__eh?" Orang yang membuka pintu membuat suasana menjadi canggung, apalagi setelah melihat posisi Mean dan Plan, "Apa aku mengganggu?" Orang itu bertanya, Mark menggaruk tengkuknya lalu tersenyum kikuk. Mark tahu dia telah mengganggu kebersamaan kakaknya dengan kekasihnya.

"KELUAR!!" Mean memerintah.

"Jangan marah-marah, aku sungguh tidak bermaksud mengganggu." Mark tentu tidak mau disalahkan, "Lagi pula aku sudah banyak membantumu." Mark berujar.

"Membantu apa?" Plan bertanya pada Mean. "Phi..." Plan butuh jawaban.

"Kau tidak tahu nong?" Mark mendesah lelah, "Rumah ini aku yang membantu mencarikannya, lalu disaat dia diambang kematian pun aku yang mancari solusi dan menjadi penanggungjawab hidupnya. Dia hampir mati tujuh bulan yang lalu sebelum aku memutuskan untuk mendatangi Title dan menerima semua tanggungjawab jika dia tidak mampu bertahan dengan organ robotic-nya. Ah, tanya sendirilah padanya." Mark mengeluh, dia biasanya tidak banyak bicara.

"Begitukah?" Tanya Plan, pertanyaan itu ditujukan pada Mean.

"Huum." Mean hanya bisa menggumamkannya.

"Oh, Nong Gun.... Eh, maksudku Dokter Gun mencarimu. Dia ada dibawah." Mark mengatakan itu untuk Plan tentu saja.

Mean mengernyit.

"Kau...datang bersamanya?" Mean yang bertanya, pasalnya sang Adik biasanya sendirian jika bertemu dengannya.

"Dia istriku jadi harus datang bersamaku." Berkata dengan sangat percaya diri.

"Kalau begitu, ayo turun?" Mean mengajak Plan, dia berdiri terlebih dahulu lalu membantu istrinya.

Mark sudah turun terlebih dahulu untuk menemui istrinya, biarlah pasutri ini bermanja-manja berdua. Mark tidak ingin mengganggunya.

***

"Aku sungguh tidak bermaksud mengganggu mereka." Mark mengeluh pada kekasihnya, menyandarkan kepalanya dipundak kiri sang kekasih.

"Sudahlah," kata Gun, "Lagi pula Phi tidak sengaja melihat, jadi kurasa tidak jadi masalah."

"Lain kali mereka harus memasang tanda didepan pintu, 'Jangan Mengganggu!' begitu kan aku tahu jika kakakku tidak mau diganggu." Gun mendengarkan kekasihnya yang merasa bersalah setelah kembali ke ruang tengah.

Guardie Del Cuore (MeanPlan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang