Guardie Del Cuore XIV

527 77 27
                                    


#misi40hari
#40dayschallenge

Spesial tag for jonquil_Alstroemeria

.

.

.

Matahari tampaknya sedang bahagia saat ini, jika digambarkan dengan senyuman mungkin akan menghasilkan tingkat panas yang lebih dari pada biasanya. Cahaya matahari masuk memalui celah gorden kamar besar yang masih tertutup tirai putih yang sengaja dibuka, sementara gorden ditarik kekanan dan kiri untuk diikatkan pada tempatnya.

Sepasang manik dengan wajah rupawan tengah mencoba ditutup kembali, namun tidak bisa dan lebih memilih terbuka guna melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Sungguh sangat nyenyak dirinya tertidur. Diatas kasur yang sangat empuk dengan ornamen dinding dan atap berwarna hijau muda dengan garis biru memutar mengikuti bentuk kamar. Menggerakkan tangannya, hanya bisa menarik tangan kirinya sementara merasakan tangan kanannya melingkar di bahu milik orang lain. Wait? Bahu siapa?

Menengok ke sebelah kanannya, mendapati wajah seorang pria manis yang telah mencuri nyaris seluruh atensinya sejak mengenalnya tengah menjadi pemandangan utamanya. Pipi chubby yang diterpa sinar mentari pagi, mata indah yang setiap hari dia lihat kini tengah terlelap seolah tak terganggu apapun. Pipi yang sangat mulus dan membuatnya ingin selalu mencubitnya sungguhlah sangat imut dimatanya. Pemuda manis itu sedang memeluknya erat seolah takut Mean akan kabur darinya. Kedua tangannya memeluk pinggang Mean, sementara wajahnya ditenggelamkan pada dada bidang Mean. Mean sendiri harus tidur miring dan terbangun pun dengan wajah langsung mengarah ke jendela.

Mean mencoba memegangi kepala Plan, lalu merubah posisinya menjadi terlentang, setelahnya, kepala Plan ditaruh diatas dada bidangnya lagi. Mean baru sadar jika kini dia sudah mengenakan piyama warna biru tua. Tidak ambil pusing siapa yang menggantikannya pakaian, tangannya malah menepuk-nepuk kepala Plan dan mengusak surainya lalu memegangi bagian belakang kepala pemuda manis itu dan menggosoknya keatas kebawah.

Plan sendiri bukanlah pemuda yang sulit bangun, tadi dia hampir protes karena Mean mengganti posisi dan menangkup kepalanya tapi saat mengetahui perlakuannya semakin manis, dirinya jadi malas membuka mata. Biarkan saja dia pura-pura tidur, asalkan bisa mendapat perlakuan manis dari Mean, Plan juga rela bangun siang. Ada kakaknya, jadi Ayah tidak akan marah padanya.

Plan menggeliat, tapi dimata Mean sangat lucu. 'Na Rak,' hatinya bicara. Plan mengusap-usap matanya dengan kedua tangan dan menggembungkan pipi seolah menahan diri untuk tidak menguap.

Melihat Plan terbangun diatas ranjang yang sama dengannya, melihat wajahnya dari jarak yang begitu dekat dan memperlihatkan tingkah lucunya membuat Mean teringat akan pengakuan Plan. Selalu dan selalu berpikir, 'Benarkah pemuda manis ini mencintainya?'

Tidak ada yang salah dengan pemikirannya, hanya saja Mean tidak ingin membawa Plan pada permasalahan hidupnya yang rumit. Yah, pagi ini Mean terbangun dengan kelegaan luar biasa. Memimpikan masa sebelum kecelakaan terjadi, sebelum pertemuannya dengan Plan. Sebelum tubuhnya harus dioperasi total dan diletakkan tubuh robotnya. Otaknya mengalami hilang ingatan total, sementara malam tadi memimpikan seluruhnya kepingan-kepingan yang selama ini diingatnya secara acak.

***

Sejak Mark mengatakan agar dirinya tak berpikir terlalu banyak, Mean justru secara acak mengingatnya. Terkadang seperti mimpi, ketika dia melihat mobil saat mengantarkan Plan, meskipun begitu dia tidak pernah melamunkannya dan tak terlalu memikirkannya.

Mean tahu siapa Mark, sahabat sekaligus sosok yang telah dianggapnya adik. Satu-satunya orang yang bisa dirinya percaya, baik untuk urusan pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Mark selalu membantunya, bahkan memberi informasi padanya tentang keluarganya sendiri. Pertama kali Mark mengatakan saat usia 15 tahun, dimana saat itu Mark masihlah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan Mean menganggapnya hanya membual. Padahal pertemanannya sejak kecil dengan Mark, Mean tahu otak Mark lebih dari sekedar cerdas. Perlakuan keluarga Mean pada dirinya sungguh sangat tidak manusiawi. Meskipun kehidupannya terlihat seolah dirinya Tuan Muda keluarga Phiravich, tapi didalamnya Mean selalu merasa dibenci oleh semua orang. Tidak hanya sekali, dua kali, dia bahkan mendapatkan cemoohan dari saudaranya, terlebih karena posisinya sebagai pewaris tunggal harta kekayaan Phiravich.

Guardie Del Cuore (MeanPlan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang