Guardie Del Cuore XVIII

496 69 55
                                    

#misi40hari

Spesial tag for jonquil_Alstroemeria

.

.

Kurang lebih dua minggu Mean mengurus segala sesuatunya, termasuk menemui keluarganya yang tidak bisa berbuat apa-apa setelah Mean dan Mark langsung turun tangan mengurus 'kebusukan' mereka. Segala bukti telah didapatkan, tidak peduli bagaiamana mereka mengelah, polisi tidak melepaskan mereka meski sudah berstatus tahanan sementara.

Mean yang sudah mengalami hidup yang buruk meski dirinya adalah Tuan Muda keluarga Phiravich, sudah tidak dapat bersabar menghadapi keluarganya yang dipenuhi kesombongan dan pengharapan akan kematian Mean. Mean mendengarnya sendiri ketika mereka menatap Mean saat pertama kali memasuki rumah besarnya yang dahulu menjadi tempatnya dikucilkan. Tidak ada yang perlu dia takutkan sekarang, ada Adiknya bersamanya, ada juga seseorang yang tengah menunggunya untuk segera didekap. Mean sudah ingin ke rumah besar keluarga Kijrowalak.

Membeli sebuah cincin perak di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Thailand, Mean tak bisa menahan senyumnya yang tercetak jelas. Mark yang menemani hanya tersenyum dengan tampan, merasa kakaknya pantas mendapatkan kekasih yang baik hati seperti apa yang diceritakan kakaknya.

Mark baru saja selesai menelpon seseorang, sepertinya itu dari temannya, Mean tidak ambil pusing. Dia bertanya dan Mark menjawab jika itu seseorang yang sedang dia dekati. Seorang pemuda yang memiliki kepribadian yang riang dan bekerja di rumah sakit sebagai Dokter Bedah Organ Dalam. Mean mengatakan semoga Adiknya bisa segera memberinya kabar baik tentang hubungannya dengan pemuda itu. Tidak mengomeli Mark karena orientasi seksualnya, toh dirinya juga sama.

"Tidak mengajaknya kencan? Masih sore," Mean bicara. Mark yang berjalan disampingnya menengok kearahnya dan tersenyum.

"Ku rasa dia sibuk, baru saja mengabari dia akan melakukan operasi besar pada salah satu anggota keluarga petinggi negara." Mark menjelaskan. Mungkin kakaknya mengkhawatirkan hubungannya dengan sang pujaan hati karena merasa telah menyibukkan Mark dengan pekerjaan yang menggunung.

"Ah, jadi menyiapkan dengan hati-hati ya?" Mean menggumam, tapi Mark masih mendengarkan.

"Iya, ku dengar dia masih muda. Mungkin putra petinggi atau putra Presiden. Dia tidak mengatakan detailnya." Jawab yang lebih muda.

Mean mengangguk mengerti.

Diam-diam Adiknya ternyata tengah mengejar seseorang. Seberapa jauh Mean tidak mengetahui tentang Adiknya?

Ponsel Mean berdering, seseorang tengah menelponnya. Tertera nama seseorang yang begitu dikenalnya, 'Rathavit__' dengan emot love merah disampingnya, ada foto Plan yang tengah tersenyum lebar dengan background taman bunga dibelakangnya.

Mark terkekeh lucu, merasa kakaknya benar-benar telah memberikan hidupnya pada pemuda itu. Mean mengangkatnya segera setelah mendelik pada Mark yang tengah tersenyum tipis.

Setelah beberapa saat Mean menutup panggilannya, tidak ada nada manja atau apapun yang dapat Mark tangkap. Apakah kakaknya tidak bertukar kata rindu dengan kekasihnya? Tidak bertukar salam sayang, misalnya? Atau kakaknya merasa tak enak karena ada dia saat berbicara di telpon dengan kekasihnya?

'Bukan urusanku', Mark membatin. Menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali.

"Ada apa?"Mean bertanya karena Adiknya bertingkah aneh.

"Ehm...." Mark berdehem, "Phi tidak bertukar kata rindu?" Tanyanya dengan berani diselingi kekehan.

"Tidak, Plan hanya berkata jika dia akan sibuk dalam beberapa hari." Mean menjawab dengan tersenyum, "Dia sangat sibuk sebagai penulis, juga mahasiswa." Menjelaskan singkat.

Guardie Del Cuore (MeanPlan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang