Taehyung tidak berhenti tersenyum melihat foto keluarga kecilnya yang sengaja Ia simpan di meja kerjanya, hubungannya dengan Suzy benar-benar membaik. Mereka benar-benar memulai semuanya dari awal.
"berhenti tersenyum seperti orang bodoh Kim Taehyung!" Chanyeol menegur.
"ini bahkan sudah tiga hari sejak kau pulang berlibur, dan kau masih seperti ini. Jadi apa yang terjadi diantara kalian, sepertinya hal menyenangkan." Chanyeol tertawa, mencoba menggoda Taehyung.
"Hyung!!" wajah Taehyung memerah, antara kesal dan malu. Ingin rasanya Taehyung melempari lelaki itu dengan tumpukan dokumen didepannya.
Bukan berhenti tertawa, tawa Chanyeol semakin keras melihat Taehyung seperti ini. "maafkan aku, Ya Tuhan.." Chanyeol mengatur napasnya mencoba untuk berhenti tertawa. Sedangkan Taehyung masih menatapnya tajam.
Chanyeol mengangkat kedua tangannya seolah mengatakan Ia menyerah, "aku hanya ingin mengatakan beberapa investor mengirim permintaan kerjasama dengan perusahaan ini, aku sudah mengirimnya lewat email pribadimu. Kau bisa melihatnya. Satu lagi di luar ada karyawan yang ingin menemuimu, namanya Im Nayeon." kerutan samar Taehyung perlahan hilang, ah Ia belum bertemu dengan Nayeon pikirnya.
"biarkan dia masuk Hyung." Chanyeol mengangguk dan berlalu.
.
.
.
Suzy sibuk menyiapkan beberapa makanan yang akan Ia bawa ke kantor Taehyung, untuk pertama kalinya setelah mereka menikah Suzy mengunjungi Taehyung dan membawakan lelaki itu makan siang. Meski pun Suzy sedikit ragu, tetap Ia harus melakukannya karena Taehyung yang memintanya.Suzy sudah berbicara dengan Taehyung mengenai Nayeon. Mereka memutuskan untuk memberitahu Nayeon yang sebenarnya mengenai pernikahan mereka. Meski pun begitu perempuan itu merasa tidak enak hati, apalagi Suzy sudah berjanji pada Nayeon dulu. Ia menghela napas pelan, apa pun yang akan Nayeon katakan mengenai dirinya, Suzy sudah siap menerimanya. Toh memang itu kenyataannya.
"eomma kemana?" Hyun mendekati Suzy dengan kening yang masih ditempeli patch penurun panas. Hyun kembali sakit setelah pulang dari rumah kakek dan neneknya.
Suzy berjongkok memeriksa suhu tubuh Hyun, "eomma menemui appa dulu ya? Hyun disini bersama bibi Cha dulu ya?"
"ikuuuttt, eomma Hyun ingin bertemu appa." Suzy tersenyum kecil, "tidak untuk sekarang sayang, kau kan sedang sakit. Eomma berjanji hanya sebentar." setelahnya yang dapat terdengar tangisan Hyun yang ingin ikut menemui Ayahnya.
.
.
.
Satu jam Taehyung habiskan untuk mengobrol dengan Nayeon, awalnya Nayeon hanya ingin memberikan notulen hasil diskusi team nya namun pada akhirnya Ia tertahan di ruangan atasannya lebih lama.Taehyung tidak tahu apa yang harus Ia lakukan selain menenangkan perempuan yang sedang marah didepannya, Nayeon terus saja mengomelinya dan tanpa sungkan memukul Taehyung beberapa kali.
"kau benar-benar keterlaluan Taehyung! Aku sakit hati!" Nayeon mencoba menahan diri, Taehyung baru saja memberitahunya bahwa Ia sudah menikah. Nayeon Shock dan sakit hati secara bersamaan, sakit hati karena lelaki itu tidak memberitahunya.
"siapa wanita yang tidak beruntung itu?!" Nayeon bertanya ketus setelah meminum habis airnya. Taehyung mengusap bagian belakang kepalanya, bingung harus bagaimana mengatakannya. Ia melirik jam yang melingkar di tangannya, "sebentar lagi Ia kemari."
Nayeon menghembuskan napasnya kasar, "lalu dimana Suzy sekarang? Apa masih di Seoul? Heh sulit sekali untuk menghubungi wanita itu." Taehyung tak menjawab Ia lebih memilih mengacak rambut Nayeon, membuat Nayeon menarik dasi lelaki itu hingga Taehyung tercekik. Tak apa, Nayeon sedang marah saat ini.
Suzy masuk tanpa mengetuk pintu, dilihatnya seorang perempuan sedang membenarkan dasi Taehyung dengan posisi membelakanginya. Perempuan itu tidak sadar dengan kedatangan Suzy. Dari perawakannya sepertinya Suzy sudah tidak asing dengan perempuan itu, tapi siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret & Truth
Fanfiction"ah iya, aku juga ingin menamai anakku Dae-Hyun. Bukankah bagus?" "Dae-Hyun? Kau ingin anakmu menjadi seorang politikus?" "tidak juga." . . . Taezy