Suzy keluar dari ruangan hemodialisa, Ia menghampiri Taehyung yang terlihat melamun sejak kepulangannya semalam, "apa terjadi sesuatu?"
Taehyung tersadar dari lamunannya, ditatapnya wajah lelah istrinya. Bagaimana bisa Taehyung meninggalkan Suzy? Taehyung tersenyum kecil lalu menggenggam tangan Suzy erat. "tidak apa-apa, hanya sedang memikirkan keadaan Hyun didalam." Suzy mengangguk lalu mengecup bibir Taehyung. "aku mencintaimu Taehyung." Taehyung tersenyum kecil, lalu membalas ucapan Suzy. Setelahnya keduanya kembali menunggu Hyun yang sedang di hemodialisa.
Taehyung keluar untuk mencari makan, lelaki itu berbalik mendengar seseorang memanggilnya dari belakang.
"abeoji?" Taehyung melihat Tn. Bae yang sedang memanggilnya.
"tunggu sebentar Taehyung, ada yang ingin abeoji bicarakan." Tn. Bae mengajak Taehyung duduk disalah satu cafeteria rumah sakit.
"apa benar Hyun bukan anakmu?" Tn. Bae bertanya tanpa basa basi, Ia dan istrinya tidak bisa tidur semalaman karena masalah ini.
Taehyung tersenyum kecil, "Hyun anakku abeoji."
Lelaki paru baya itu menghembuskan napasnya kecil, Ia menatap sendu Taehyung. "Taehyung-ah.. Apa benar kau bukan Ayah biologis Hyun?" Tn. Bae mencoba memperjelas pertanyaannya. Taehyung diam mendengar ucapan mertuanya, seolah membenarkan.
"benar, aku memang bukan Ayah biologis Hyun. Tapi aku sudah menganggap Hyun sebagai darah dagingku sendiri. Tolong Abeoji.. Jangan pisahkan aku dengan Hyun." Taehyung kembali berkaca dan tanpa sadar air matanya jatuh begitu saja, Ia tidak mau mendengar lelaki didepannya ini meminta Ia untuk menceraikan Suzy seperti apa yang Ibunya inginkan. Demi Tuhan Taehyung tidak ingin itu.
Tn. Bae memejamkan mata mengurut keningnya pelan, Ia merasa bersalah pada Taehyung. Entah berapa kata, kata benci yang lelaki itu terima darinya dulu ketika Ia tahu Taehyung yang menghamili Suzy. Entah berapa luka memar yang Taehyung dapat darinya, dan sekarang kenyataannya bukan Taehyung lah yang menghamili Suzy. Ia ingin memaki bahkan menampar Suzy sekarang, bagaimana bisa Suzy menyembunyikan masalah sebesar ini?
Keduanya diam cukup lama dengan pemikirannya masing-masing. "Abeoji, tolong jangan beritahu Suzy tentang kejadian kemarin ya?" Taehyung memohon, Ia tidak mau Suzy tahu tentang ini.
"bagaimana dengan Ibumu?"
"eomma sudah menerima semuanya," Taehyung tersenyum meyakinkan Ayah mertuanya-meski pun kenyataannya tidak begitu. Tn. Bae berdiri dan memeluk Taehyung erat bergumam kata terimakasih dan kata maaf berulang kali.
.
.
.
$$$"bagaimana keadaan Hyun sekarang? Maaf baru mengunjungimu sekarang." Taehyung menepuk pundak Chanyeol seolah mengatakan tidak apa-apa.
Chanyeol mendekati Hyun yang sedang disuapi Suzy, "kapan kau pulang anak tampan?" Ia mengusap pelan rambut Hyun dan memberikan bingkisan berisi mainan pada Hyun.
Hyun tersenyum senang, "gomawo samchon." Chanyeol mengacungkan jempolnya "samchon akan membelikannya lagi kalau kau sembuh." Hyun mengangguk senang, anak itu cukup dekat dengan Chanyeol mengingat berapa seringnya Chanyeol mengunjungi rumah Taehyung.
"lusa Hyun baru bisa pulang, kemarin Ia baru melakukan hemodialisa. Ah iya kalian datang bersama?" Suzy mengalihkan perhatiannya pada Nayeon yang sejak tadi hanya diam disampingnya.
"tidak kami kebetulan bertemu dibawah," Chanyeol menimpali.
Nayeon menghela napas kecil, "bagaimana anak sekecil Hyun mengidap penyakit seserius ini Zy?" Suzy hanya diam tidak berniat menjawab pertanyaan Nayeon, toh Ia pun tidak tahu jawabannya apa.
"aku hanya bisa menerima dan menjalankan ujian dari-Nya." Nayeon memeluk Suzy yang berusaha tegar.
Chanyeol mendekati Taehyung, menepuk pundak atasannya. "kau sudah mengecek email yang aku katakan waktu itu?" Taehyung mengerutkan keningnya tanda Ia tidak paham dengan ucapan Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret & Truth
Fanfiction"ah iya, aku juga ingin menamai anakku Dae-Hyun. Bukankah bagus?" "Dae-Hyun? Kau ingin anakmu menjadi seorang politikus?" "tidak juga." . . . Taezy