End

2K 200 69
                                    

"Suzy-a, aku tidak pernah melihat Taehyung seserius itu untuk menikahimu dulu. Itu sebabnya aku mengijinkannya untuk menikahimu meski pun kau tengah mengandung saat itu, dan yang ku tahu itu bukan anak Taehyung. Zy, aku minta maaf atas nama istriku. Kau boleh membenci kami, tapi aku mohon pertahankan rumah tangga kalian. Kau harus tahu Taehyung begitu mencintaimu. Dan ingat, Hyun dan calon anak kalian masih membutuhkannya." Suzy menghela napas mengingat kembali perkataan Ayah mertuanya.

Perempuan itu berdiri mendekati layar intercom, Ia masih bisa melihat Taehyung bersandar pada dinding depan pintu apartemennya. Sudah lebih dari empat jam lelaki itu berdiri diluar sana berharap Suzy membukakan pintu untuknya. Namun, harapan tetap harapan karena kenyataannya sampai matahari terbenam pun perempuan itu tidak berniat membukakan pintu untuk Taehyung.

"maafkan aku Taehyung.." Suzy bergumam kecil dan perlahan berjalan menjauh menuju kamarnya.
.
.
.

Suzy langsung membuka kedua matanya ketika mendengar suara bell apartemennya, diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul lima pagi. Kedua alisnya mengerut sempurna ketika lagi-lagi suara bell terdengar, sedetik kemudian matanya membulat. Dengan terburu perempuan itu berlari menuju pintu apartemennya, jangan bilang Taehyung masih disana? Raut khawatir jelas terlihat disana. Ia takut Taehyung benar-benar menunggunya diluar.

"Tae?!" Suzy terkejut ketika mendapati Taehyung berdiri memunggunginya, tanpa sungkan Ia langsung menarik lengan lelaki itu guna membawanya masuk ke dalam apartemen. Meski pun bukan musim dingin, namun tetap saja udara malam tidak baik. Mengingat semalaman lelaki itu berada diluar.

"Suzy-ah." Suzy terdiam mendengar suara lelaki itu, dengan ragu Ia berbalik guna melihat wajah lelaki yang Ia kira adalah Taehyung. Genggaman tangannya terlepas begitu saja ketika menyadari lelaki itu bukanlah Kim Taehyung.

"maaf aku bertamu sepagi ini." lelaki itu berucap dengan tangan menggaruk bagian kepalanya, sedangkan Suzy masih diam karena keterkejutannya. Bagaimana bisa Ia beranggapan Jimin adalah Kim Taehyung?

"Zy?" Jimin mencoba menyadarkan perempuan itu dari lamunannya, Ia  berhasil. Kedua mata mereka bertemu, membuat Jimin tersenyum kecil. Berbeda dengan Suzy yang hanya diam seolah menyesali perbuatannya. Perempuan itu menggenngam bagian bawah bajunya erat dan perlahan Suzy melangkah mundur, mencoba menjauhi Jimin.

"aku tidak ada maksud lain, aku hanya ingin menemuimu dan Hyun." Jimin mencoba menjelaskan lagi kedatangannya, perempuan itu sempat menolak keras kedatangan Jimin.

Suzy hanya diam, tidak berniat menanggapi ucapan Jimin. Yang Ia harapkan Jimin segera pergi dari apartemennya. Ia merasa tidak tenang sekarang, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat serta tangannya  basah karena keringat. Ia takut, takut Jimin akan membawanya dan Hyun seperti keinginan Taehyung.

Tanpa sadar Suzy menitikan air matanya, Ia benar-benar takut. Sedangkan Jimin, Ia merasa bersalah melihatnya. Apa Ia benar-benar seberengsek itu hingga membuat Suzy menangis karena kedatangannya?

"Zy, Taehyung--"

Suzy menghela napas kasar, "apa? Ia memintamu untuk menjagaku kan? lupakan ucapan lelaki itu. Apa kalian pikir aku dan Hyun itu benda mati? Kalian seenaknya melemparku dan Hyun. Aku tidak terima anakku diperlakukan seperti itu. Aku bisa menjaga diriku dan Hyun. Kau tidak perlu merasa bersalah apalagi mencoba untuk bertanggung jawab atas Hyun. Semuanya sudah terlambat Park Jimin!" Suzy menyela ucapan Jimin dengan cepat, mengabaikan rasa takutnya. Meski pun begitu tetap saja Ia tidak bisa menahan air mata untuk tidak keluar.
Jimin terpaku melihat Suzy semarah ini, "jadi benar Hyun adalah anakku?" gumam Jimin, sedangkan Suzy hanya bisa menangis.

"Zy.. Aku benar-benar minta maaf." Jimin berucap penuh rasa bersalah, digenggamnya tangan Suzy. Membuat Suzy dengan cepat menghempaskan tangan Jimin dan tanpa sungkan menampar lelaki itu.

Secret & TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang