Suzy terkejut mendapati suhu tubuh Hyun meningkat, wajah Hyun sangat pucat dan terkulai lemah.
"Hyun.. Sayang.." Suzy memanggil Hyun pelan, mencoba membangunkan Hyun namun anak itu tetap memejamkan mata. Napasnya terdengar sangat pendek.
Terlihat gurat khawatir pada Ibu satu anak itu. Dengan mata berkaca Suzy mencoba membangunkan Hyun lagi, namun tetap Hyun tidak bergeming bahkan hanya untuk sekedar membuka mata pun tidak. "Ya Tuhan! Tae.." Suzy berteriak, dengan terburu Ia keluar mencari Taehyung.
Taehyung berjalan ke ruang tengah ketika mendengar Suzy memanggilnya, Ia sedang membuat kopi di dapur.
"ada apa?" Taehyung menatap Suzy khawatir ketika melihat perempuan itu menangis, Ia mendekati istrinya dan menanyakan kembali apa yang terjadi.
"Hyun.. Tae, Hyun.." bukan menjawab, tangisan Suzy malah semakin menjadi. Perempuan itu dilanda ketakutan, takut kehilangan Hyun. Tanpa menunggu jawaban istrinya Taehyung langsung berlari ke kamar Hyun.
"kita kerumah sakit sekarang! Suruh bibi Cha untuk berkemas!." suara Taehyung sedikit meninggi. Jelas lelaki itu khawatir melihat keadaan Hyun sekarang.
.
.
.
Suzy terus menangis di samping Hyun, anak itu sudah ditangani oleh pihak rumah sakit. Namun tetap tidak ada perubahan dari kondisi Hyun, Ia masih belum sadarkan diri.Taehyung mendekati Suzy, menepuk pundak istrinya. "Hyun akan baik-baik saja, percayalah." lelaki itu berbisik dan memeluk istrinya untuk menenangkan. Jika ditanya keadaan Taehyung bagaimana, jelas lelaki itu tidak baik-baik saja. Namun sebisa mungkin Ia tegar, Ia seorang kepala rumah tangga sekarang.
Taehyung mengusap air mata Suzy dan merapikan rambut perempuan itu. "kau belum makan dari pagi kan? Sebaiknya kita makan dulu."
Suzy hanya diam, menatap Hyun sendu. "ada bibi Cha yang menjaganya, ah iya aku sudah memberitahu eommonim dan Abeonim. Mereka bilang, mereka akan kemari besok. Sedangkan eomma dan appa, mereka sedang di jalan sekarang."
"apa bibi Cha sudah makan?" Suzy bertanya pada wanita paru baya yang duduk di sofa ruang rawat.
"baru saja Ny. Lebih baik Anda pergi makan dulu, saya takut Anda ikut sakit nanti. Biar Hyun bersama saya."
Suzy menghela napas kecil, "aku titip Hyun sebentar ya."
.
.
.
Ny. Kim menangis melihat cucu kesayangannya berbaring lemah dengan selang infus ditangannya. "sudah eomma jangan menangis terus," Taehyung mencoba menyuruh Ibunya berhenti menangis. Sedangkan Tn. Kim hanya duduk diam tanpa mau menenangkan istrinya."eomma tidak akan menangis seperti ini jika yang berbaring disana kau bukan Hyun." Taehyung menatap Ibunya tak percaya. Apa benar wanita didepannya ini Ibunya? Bagaimana bisa Ia mendoakan Taehyung sakit?
Suzy yang mendengarnya terkekeh kecil, diusapnya lengan Taehyung. "sudah eomma jangan menangis, Hyun baik-baik saja." Suzy mencoba menenangkan Ibu mertuanya.
"sebenarnya apa yang terjadi pada cucuku?"
"doakan saja semuanya baik-baik saja eomma, perawat bilang kemungkinan besok hasil lab nya akan keluar." Taehyung berkata setelah mengecup kening putranya.
.
.
.Hyun sudah bisa bangun sekarang, Ia menatap kakek dan neneknya yang baru sampai dari Gwangju. Taehyung terkekeh kecil melihat Hyun terus saja memandang kedua mertuanya, maklum saja mereka jarang bertemu. Terkhir bertemu lima bulan yang lalu.
"ini kakek dan nenek Bae, tidak ingin memberi salam?" Taehyung bertanya pada Hyun, bukan memberi salam Hyun malah merengek meminta Taehyung mendekat. Membuat semua orang yang disana tersenyum kecil, tak terkecuali Tn. Bae.Dulu, Tn. Bae sangat membenci Taehyung karena lelaki itu berani menghamili anaknya. Namun semuanya berubah setelah kelahiran Hyun, cucu pertama di keluarga Bae. Ia bersyukur memiliki menantu seperti Taehyung, lelaki yang sangat bertanggung jawab. Apalagi Taehyung terlihat sangat menyayangi Suzy dan Hyun, membuat Tn. Bae merasa tenang.
Pada kenyataannya tidak ada yang tahu tentang siapa Hyun sebenarnya kecuali Tn. Kim, ayah Taehyung. Sedangkan orangtua Suzy dan Ibu Taehyung hanya tahu, Taehyung lah yang menghamili Suzy sampai memiliki Kim Dae Hyun.
"sudah tak apa, biarkan Hyun istirahat saja dulu." Tn. Bae menambahkan.
.
.
.
Sore ini Suzy ditemani Taehyung akan mengambil hasil lab Hyun, "jadi bagaimana hasilnya?"dokter di depannya berdehem kecil, "berat kami menyampaikannya, apalagi melihat usia Hyun yang baru tiga tahun." Suzy menggenggam erat tangan Taehyung, mendengar pria didepanya mengatakan hal itu membuat Ia berpikir bahwa Hyun tidak baik-baik saja.
"Kim Dae Hyun menderita gagal ginjal kronis. Sebaiknya kita harus segera melakukan hemodialisis, namun sebelum itu kita lakukan transfusi darah terlebih dahulu. Dengan begitu Hyun bisa bertahan lebih lama." saat itu juga Suzy merasa jantungnya berhenti berdetak. Genggamannya pada Taehyung terlepas begitu saja, Ia menangis terisak merasa gagal menjadi seorang Ibu.
Taehyung hanya diam ketika Ibunya menanyakan hasil lab Hyun, dipapahnya Suzy yang terlihat begitu syok mendengar penjelasan dokter tadi. Ia mendudukan Suzy disalah satu kursi terdekat, dipeluknya tubuh kecil Istrinya. Membuat Suzy leluasa menangis dalam pelukan Taehyung, Ny. Kim yang melihat keduanya merasa sangat khawatir.
"aku tidak terlalu paham, mereka bilang Hyun harus transfusi darah kemudian hemodialisa. Dengan begitu Hyun bisa bertahan hidup lebih lama." semua orang yang berada disana terkejut, tak terkecuali bibi Cha. Wanita itu tampak syok diusapnya rambut Hyun yang sedang tidur itu.
"kapan Hyun akan melakukan transfusi darah?" Tn. Kim bertanya untuk memperjelas semuanya.
"seharusnya hari ini, namun bank darah kekurangan stock golongan darah B positif. Mereka sedang mengusahakan mencari di bank lain." Taehyung tidak berhenti mengusap punggung Suzy, membuat perempuan itu perlahan memejamkan matanya-tertidur dalam pelukan Taehyung.
"yasudah kalian saja yang mendonorkan, toh kalian orangtuanya."
"tapi tunggu, bukankah golongan darah kalian A?" lanjut Ny. Kim, wanita itu masih ingat tiga bulan yang lalu mereka mengikuti kegiatan amal dan disana mereka mendonorkan darahnya.
Taehyung menghela napas dan perlahan menunduk, membuat Ny. Bae dan Tn. Bae yang terkejut dengan ucapan Ny. Kim saling pandang satu sama lain. Merasa bingung dengan keadaan sekarang.
"angkat kepalamu Kim Taehyung!" Ny. Kim sedikit berteriak membuat Tn. Kim yang melihat itu segera menghampiri istrinya, "kita bicarakan nanti, sekarang ayo kita pulang. Sudah sore."
.
.
.
Ny. Kim menangis terisak, Ia merasa dibohongi. Ternyata cucu yang selama ini Ia banggakan bukanlah cucu kandungnya. Bukan anak kandung Taehyung. Taehyung menatap Ibunya merasa bersalah, Ia merasa bersalah karena sudah membohongi Ibunya. "eomma, mianhe.." Taehyung berlutut didepan Ibunya, berharap wanita yang sudah membesarkannya itu mau memaafkan dirinya.Jauh dilubuk hatinya, Ny. Kim menangis untuk Taehyung. Putranya sudah berkorban banyak hal, membesarkan Hyun yang jelas bukan anak kandungnya. Mendapat pandangan buruk karena sudah menghamili anak orang lain yang sebenarnya tidak pernah Taehyung lakukan, Ny. Kim kembali menangis. Ia merasa sakit hati putranya diperlakukan seperti itu, dipeluknya Taehyung dan dikecupnya putra semata wayangnya. Membuat Taehyung membalas pelukan Ibunya sayang.
Ny. Kim mengusap wajah Taehyung, memangdang wajah tampan putranya. "sudah cukup Taehyung, sudah cukup kau bertanggung jawab yang bukan pada tempatmu. Dengarkan eomma, ceraikan Suzy hm."
"eomma!!" Taehyung berteriak, tidak setuju dengan ucapan Ibunya. Membuat Ny. Kim kembali menitikan air matanya.
"eomma benar-benar tidak bisa melihat kalian bersama, itu terlalu menyakitkan. Bagaimana bisa putraku diperlakukan seperti ini."
"aku mencintai Suzy eomma. Aku juga menyayangi Hyun seperti anakku sendiri, eomma juga menyayanginya kan?" ucap Taehyung dengan mata berkaca.
.
.
.
Tbc..Golongan darah Suzy sama Tae sebenarnya AB kan ya? Disini A aja haha
Kalian bisa bayangin diposisi Ibunya Tae, nyesek kayanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret & Truth
Fanfiction"ah iya, aku juga ingin menamai anakku Dae-Hyun. Bukankah bagus?" "Dae-Hyun? Kau ingin anakmu menjadi seorang politikus?" "tidak juga." . . . Taezy