Taehyung bangun dengan kepala yang terasa berat, lalu Ia mengurut keningnya pelan guna mengurangi rasa pusingnya.
"kau sudah bangun?" Taehyung tak menjawab, lelaki itu memilih mengerutkan keningnya merasa bingung dengan kehadiran Jungkook di kamarnya.
"semalam kau minum banyak sampai tak sadar, aku sudah menghubungi Suzy kalau kau menginap di rumahku." kerutan di kening Taehyung perlahan hilang, pantas saja ternyata ini bukan kamarnya.
"gomawo Jungkook," Jungkook hanya tersenyum kecil sebagai balasan. "Turunlah, aku sudah menyiapkan sop untukmu." Jungkook berucap sebelum keluar dan hanya di balas gumaman kecil oleh Taehyung, lelaki itu sibuk mengingat kembali apa yang membuatnya seperti ini.
.
.
.
Jungkook menatap ragu Taehyung yang bersiap untuk pulang, jika saja semalam Taehyung tidak mabuk dan merancau mungkin Jungkook tidak akan pernah tahu masalah yang dialami temannya ini. Ia tidak akan tahu bahwa Taehyung akan bercerai dengan Suzy, dan Jungkook tidak akan pernah percaya bahwa Hyun adalah anak kandung Jimin. Taehyung bukanlah tipikal orang yang terbuka, sekali pun pada Jungkook. Meski dengan begitu Jungkook tidak mau tinggal diam, apalagi dengan kenyataan yang Ia tahu.Jungkook berdehem kecil, "apa ada masalah?" Taehyung berbalik, menatap Jungkook penuh dengan tanda tanya.
"duduklah dulu, ada yang ingin aku tanyakan." Taehyung mendengus kecil, namun meskipun begitu Ia tetap melakukan apa yang Jungkook katakan.
"apa kau sedang ada masalah dengan Suzy?"
Taehyung terkejut mendengar pertanyaan Jungkook, namun setelahnya tersenyum kecil, "apa semalam aku mengatakan sesuatu?"
"hanya jawab pertanyaanku Tae," Taehyung terkekeh kecil mendengar jawaban Jungkook.
"sepertinya iya, aku mengatakan semuanya saat aku mabuk." ada jeda cukup lama sebelum Taehyung melanjutkan ucapannya. Sebisa mungkin lelaki itu mengontrol dirinya sendiri agar terlihat baik-baik saja.
"ya, aku akan bercerai dengan Suzy." Jungkook mendengus kecil,mendengar langsung dari Taehyung dalam keadaan sadar seperti ini membuat Jungkook tidak bisa menerimanya.
"kenapa?" Taehyung tak menjawab, Ia memilih diam.
"kutanya kenapa Kim Taehyung? Apa ada hubungannya dengan kepulangan Jimin? Atau kau menyakiti Suzy? Kau, apa selama ini tidak mencintainya?" Jungkook sedikit mendesak lelaki itu, meski pun terdengar tidak baik mencampuri urusan rumah tangga mereka namun Jungkook tidak akan diam melihat Suzy dipermainkan seperti ini, Ia tahu Suzy sangat mencintai Taehyung.
Taehyung tersenyum kecil, mengusap matanya yang basah. Lalu ditatapnya kelain arah agar Jungkook tidak mengetahui matanya yang sudah berkaca. "apa kau percaya Jung jika aku mengatakan aku tidak mencintainya? Bahkan aku mencintai Suzy sebelum Ia bersama Jimin. Aku sangat mencintainya, bahkan aku sangat menyayangi Hyun seperti anakku sendiri." Taehyung tidak bisa lagi menahan air matanya, cairan bening itu turun tanpa bisa ditahan. Sedangkan Jungkook hanya diam mendengarnya.
"lalu kenapa? Apa Suzy menyakitimu?" Taehyung menggeleng kecil.
"kau tahu aku tidak menentang keinginan eomma. Ia baru tahu Hyun bukan anak kandungku." Jungkook menghela napas, Ia mendekati Taehyung dan menepuk pundak lelaki itu.
"apa kau benar-benar ingin bercerai dengan Suzy?" Taehyung menggelengkan kepalanya. "aku tidak pernah menginginkan hal ini Jungkook, tidak pernah!"
"kau salah Taehyung, keputusan yang kau ambil salah. Bukan hanya Suzy yang akan tersakiti tapi kau juga, ini rumah tanggamu Tae bukan rumah tangga Ibumu. Kau yang harus menentukan, bukan orang lain sekali pun itu Ibumu." Taehyung menunduk, menangis terisak mendengar ucapan Jungkook yang benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret & Truth
Fanfiction"ah iya, aku juga ingin menamai anakku Dae-Hyun. Bukankah bagus?" "Dae-Hyun? Kau ingin anakmu menjadi seorang politikus?" "tidak juga." . . . Taezy