Zeline masih heran dengan apa yang terjadi disekokah tadi, ini masih sangat tidak masuk akal, ini adalah kejadian diluar nalar manusia. Dan Zeline tidak pernah mempercayai hal seperti itu, tapi dia juga tidak bisa mengatakan bahwa Adara sedang berbohong. Ia mencoba memahami apa yang terjadi. Apakah ini benar sesuatu di luar nalar manusia? Atau manusia yang membuat kejadian diluar nalar?
Drtttttt...
Handphone Zeline bergetar, notifikasi panggilan terlihat jelas dilayar handphone-nya. Zeline buru-buru mengangkat panggilan telepon tersebut. Tiba-tiba saja matanya membola, tidak percaya apa yang baru saja dia dengar.
"Are you serious? Don't play me!" Tegas Zeline kepada sang penelepon.
...
Setelah berbicara di telepon dengan Lyodra, Zeline langsung mengajaknya bertemu. Ia merasa tidak akan puas hanya dengan mengobrol ditelepon. Apalagi ini menyangkut sahabat mereka, Adara.
"Lyodra, aku sedang tidak ingin bercanda!" Tegas Zeline kepada Lyodra yang sedang duduk tepat dihadapannya, membuka percakapan.
"Tidak, aku sangat, sangat, sangat serius!" Ucap Lyodra terdengar sangat meyakinkan.
"Kau tahukan, aku bukanlah orang yang percaya akan black magic or something like that." Kata Zeline.
"Hmm, baiklah, begini saja kita pantau Adara selama beberapa hari kedepan, dan jika dia masih bersikap aneh, kita harus kesana." Pinta Lyodra kepada Zeline.
Mau tidak mau Zeline mengiyakan ucapan Lyodra. Meskipun begitu Zeline tetap saja masih belum percaya sepenuhnya dengan 'black magic'.
"Ngomong-ngomong, siapa yang memberitahumu? Dan kenapa kau bisa percaya? " Tanya Zeline kepada Lyodra.
"Dia orang yang menyelamatkan Adara di toilet, and I believe he's trustworthy!" Jawab Lyodra penuh dengan keyakinan.
...
Mereka bertiga sedang berada dikelas, tidak tahu apa yang ingin dikerjakan. Sekolah semakin terasa membosankan. Belum lagi di sekolah ini penghuninya wanita semua, maksudku muridnya wanita semua, tentu saja ada pria tapi kalau bukan guru ya, penjaga sekolah. Aura sekolah juga terasa semakin menyeramkan. Karena semakin banyak rumor yang tersebar, semakin banyak cerita yang bermunculan, bahkan sekarang bukan hanya Adara yang mengaku melihat Alicia. Dan akhirnya bel masuk berbunyi.
Kringggg.....
Sekarang semuanya sudah berada didalam kelas, hampir semua maksudku. Beberapa saat yang lalu Adara pergi ke toilet, ditemani Lyodra tentunya. Zeline tidak ikut, karena perutnya sedang kram.
Sekarang seorang guru sudah masuk kedalam kelas, tapi sepertinya dia tidak akan mengajar. Seorang gadis ikut dibelakangnya. Semua orang sedang berbisik, bertanya-tanya siapa gadis itu. Zeline ingin memperhatikan, tapi perutnya sangat kram, sehingga dia hanya bisa menidurkan kepalanya dimeja sambil meremas perutnya.
Tuk tuk tuk
Guru itu mengetuk meja, memberi tanda agar murid yang sedang berbincang untuk tenang dan memperhatikan.
"Baiklah, bapak tidak akan lama, bapak hanya akan mengantar dia." Ucap guru itu sambil menunjuk gadis yang ikut bersamanya tadi.
"Silahkan perkenalkan diri dan maaf karena bapak harus kekantor sekarang!" Jelas guru itu.
Belum sempat memperkenalkan diri tiba-tiba saja...
"Ahhhhhhhhhhhh" Adara yang masih berada di depan pintu masuk menjerit.
Adara lalu lari, mendekati si murid baru itu, kemudian mendorongnya hingga jatuh dan mencekiknya. Sontak hal itu membuat seisi ruangan kaget, tak terkecuali Zeline dan Lyodra, mereka juga langsung mendekati temannya mencoba melerai.
"Mati kamu!" Ucap Adara sambil mencekik siswa baru tersebut
"Dara, are you crazy?" Tanya Zeline sambil berusaha melerai namun akhirnya berakhir dengan dorongan keras dari Adara.
Dara seolah tak mengindahkan orang-orang yang berusaha melerainya, ia terus-menerus mencekik murid baru itu, sampai akhirnya mereka berhasil dilerai. Murid baru itu sangat syok. Napasnya terengah-engah, ia juga batuk akibat cekikan Adara. Tapi Adara masih saja memberontak ingin kembali mencekik murid baru itu.
Mereka akhirnya dipisahkan, Adara langsung dibawa pulang oleh kedua temannya. Sementara si murid baru, dibawa ke UKS, untuk diperiksa oleh dokter sekolah.
...
Setelah kejadian disekolah tadi Lyodra kembali menghubungi Zeline, mencoba membicarakan kembali apa yang mereka bicarakan beberapa waktu yang lalu. Lyodra menghubungi Zeline lewat telepon tapi Zeline kembali ingin berbicara secara langsung.
"Kamu beneran udah yakin dengan yang kita bicarakan ditelpon tadi?" Zeline membuka percakapan.
"Ya tentu, memangnya apa lagi yang harus kita tunggu? Bukankah kejadian-kejadian ini sudah cukup untuk menjadi bukti?" Lyodra mempertanyakan ucapan Zeline.
"Apa pendapat orang tuanya tentang hal ini?" Tanya Zeline lagi.
Oh ya, sebenarnya Zeline tidak benar-benar ikut mengantar Adara karena perutnya sangat kram, jadi hanya Lyodra yang mengantar Adara.
"They agreed, mereka juga sudah putus asa, sudah dua bulan kejadian ibu Frederika, sejak saat itu juga mereka membawa Adara ke psikiater dan psikolog namun tidak ada perkembangan." Kata Lyodra lalu memasang raut wajah sedih.
Keduanya tidak berkutik, mencoba mencari cara bagaimana menyatukan perbedaan pendapat diantara mereka. Bukan ingin mempertahankan ego, ini lebih tepatnya ingin memberikan yang terbaik. Zeline tidak mempercayai hal demikian, tapi dia juga tidak punya cara, karena jika psikolog dan spikiater tidak bisa membuatnya pulih apa yang bisa dilakukannya. Sedangkan Lyodra, ia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk sahabatnya, apapun caranya. Mereka memang bukan orang baik, tapi hubungan persahabatan yang sudah terjalin 11 tahun lamanya itu sangatlah erat. Mereka sudah seperti saudara kandung, apa saja mereka lakukan bertiga.
"I know you don't believe in black magic. I didn't believe it either. Tapi kumohon percaya, atau setidaknya pura-pura percaya. Lakukan saja, untuk kebaikan sahabat, ah tidak, saudara kita. Lebih baik mencoba dari pada kita harus melihatnya semakin gila tanpa melakukan apapun! Please!" Pinta Lyodra yang kini telah menetaskan air mata, suaranya juga sudah terdengar parau akibat tangisannya.
Melihat dan mendengar hal itu, Zeline memutar otak dengan cepat, disisi lain ia tidak bisa percaya akan hal-hal seperti itu, tapi disisi lain dia menginginkan yg terbaik untuk sahabatnya.
Setelah berpikir, ia menghela napas lalu memegang tangan Lyodra lalu berkata.
"Just this once!""Thank you." balas Lyodra.
,..
Bagaimana part ini?
Apa kira-kira yang akan dilakukan Lyodra dan Zeline?Oh ya, siapa murid baru itu? Dan Apa hubungannya dengan Alicia?
Oh ya, Follow me on Instagram @dennang_
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAGIC
ParanormalApa kau percaya didunia ini masih ada orang baik? Atau kau meyakini mereka hanya memakai sebuah topeng yang menutupi kejahatan mereka?