BLACK MAGIC

Part 10

Ucapan Rian kembali membuat Zeline harus bertarung antara otak dan hatinya. Hatinya perlahan sudah menerima semua ini, tapi otaknya sangat sulit beekompromi.

"Kalau begitu kita harus memastikannya terlebih dahulu. Jangan sampai kita salah sasaran!"

...

Setelah merasa perbincangan mereka cukup, mereka langsung pulang kerumah masing-masing.

Zeline sudah mulai percaya, walaupun masih belum sepenuhnya percaya. Lyodra dan Adara sudah bisa merasa lega, sepertinya kejadian ini sudah menemui titik terang.

Terlebih Rian yang ikut membantu. Rian juga sepertinya tahu banyak soal kasus-kasus seperti ini. Jadi, akan semakin mudah bagi mereka untuk memecahkan kasus ini.

Sesuai rencana mereka akan memantau Aisila. Zeline dan kawan-kawan akan mengawasi Aisila disekitaran sekolah, dan Rian akan mengawasi Aisila diluar sekolah.

Rian, sudah tidak bisa membantu mengawasi Aisila disekolah, karena dia sudah kembali kesekolah asalnya. Dia berada disekolah Zeline karena beberapa waktu lalu ada pertukaran pelajar antara sekolah khusus wanita dan sekolah khusus pria.

Sejujurnya Rian memang selalu tertarik dengan hal seperti ini. Dan kebetulan saat kejadian Adara berteriak-teriak di toilet terjadi Rian masih ada disana. Saat menolong Adara, Rian sudah menyadari bahwa ada yang aneh dengan kejadian itu, dia juga langsung mencari tahu apa yang terjadi. Beruntung, saat menemui jalan buntu, ada seseorang yang memberitahukan tentang dukun dan tentang Aisila, sehingga dia bisa menolong Adara.

...

Zeline lagi-lagi termenung, otaknya terus menerus memutar rentetan kejadian aneh ini. Tapi dari semua kejadian aneh itu, ada satu hal yang membuatnya merasa aneh.

"Lyodra, i want to talk to you about something!"

"What is that?"

"Aku merasa ada yang aneh."

"Come on Zel, stop talking about it!"

Lyodra memutar bola matanya, ini sudah kesekian kalinya. Dia sudah merasa bosan dengan keluhan sahabatnya ini. Selalu saja merasa ada yang aneh. Bukankah ini semua memang aneh? Lalu apa lagi yang perlu dianeh-anehkan?

Menyadari sahabatnya itu sedang dalam mood yang kurang baik, Zeline berhenti berbicara. Padahal ia ingin sekali menceritakan bagaimana ia merasa dukun itu tidak asing baginya, ia juga ingin menceritakan bahwa saat ia kembali kebangunan tempat dukun itu, mayatnya sudah tidak ada. Zeline sangat ingin menceritakan ini, takut sewaktu-waktu ia akan lupa.

Tapi agar sahabatnya tidak marah, dia langsung diam. Bertanya-tanya pada otaknya sendiri.

...

Sudah lebih dari 2 minggu mereka mengawasi Aisila, tapi mereka tidak menemukan sesuatu yang aneh.

Karena itu, mereka berniat untuk bertemu dan membahas hal itu lagi. Sepertinya saat ini mereka menemui jalan buntu.

Dan sekarang mereka sedang berada dirumah Adara. Mereka sedang berada dikamar Adara, termasuk Rian.

"I didn't find anything!" Ucap Rian membuka percakapan.

"Kurasa bukan dia tidak ada hubungannya dengan semua ini." Ucap Zeline yakin.

"Apa tidak ada cara lain?" Tanya Adara.

Hening, mereka semua terdiam. Berusaha mencari jalan keluar untuk masalah ini. Jika masalah muncul pasti ada cara untuk menyelesaikannya.

"Rian!" Panggil Lyodra tiba-tiba. Dia sepertinya mendapat ide atau semacamnya.

"Ya?"

"Kau bilang kau tidak pernah benar-benar bertemu atau melihat langsung dukun itukan?"

"Hmm, ya."

"Lantas, bagaimana caramu mengetahui tentang dukun itu?"

Rian langsung menceritakan semuanya dari awal. Pada saat pertukaran pelajar ia merasa ada yang aneh dengan Adara, lalu dia mulai mencari tahu dan pada akhirnya menemui jalan buntu. Tapi tdak berselang lama ia dikirim sebuah email dari seseorang yabg tidak ia kenal.

Mendengar cerita Rian, mereka berinisiatif untuk mencoba menghubungi si pengirim email, barangkali dia bisa membantu lagi

.

...

Bagaimana part ini?
Kira-kira apa yang akan terjadi pada part selanjutnya?
Dan apakah benar Aisila dan Alicia adalah orang sama?

Don't forget to vote n comment
FOLLOW ME ON INSTAGRAM
@dennang_

See u to the next part!!!