Part 2

54 7 3
                                    

Merasa telah melewati hari yang teramat berat Alicia duduk di tangga sambil mengusap air mata yang sedari tadi tidak bisa ditahannya. Sesekali ia mengusap betisnya yang mulai berwarna biru keunguan akibat hantaman tongkat golf  tadi.

Seolah belum cukup penderitaannya hari ini, dari arah belakang seseorang menjambak rambutnya sambil menarik lalu menghantamkan kepala Alicia ke tembok.

God! When will it end? Haruskah Alicia menyusul teman-temannya yang bunuh diri? Sepertinya semakin Alicia menahannya semakin besar penderitaannya. Semakin hari semakin berat saja cobaan yang Tuhan berikan.

Akibat benturan itu kepala Alicia berkunang-kunang. Dan sepertinya sedikit mengeluarkan darah. Seolah tidak puas, rambut Alicia tetap di jambak hingga membuatnya tidak bisa menoleh ke arah lain selain wanita yang menjambak rambutnya.

"Ada apa ini?" Tanya Alicia gemetar, tubuhnya melemah.
"Karena kamu terlambat, aku tidak bisa mengumpulkan buku tugasku yang kamu bawah" Ucap Zeline lalu menghempaskan tubuh Alicia ke lantai.
"Ini kali terakhir, sekali lagi kamu ulangi akan kupatahkan kaki tanganmu" Ucap Lyodra.
"Dengarkan baik-baik, ini bukan hanya sekedar ancaman!" Ucap Adara.

Setelah mengucapkan itu mereka bertiga berlalu menuruni anak tangga, yang bisa dilakukan oleh Alicia hanyalah mengepalkan tangan dan tanpa bisa ia kenadalikan air matanya kembali jatuh.

Ngomong-ngomong mereka bertiga adalah penguasa tertinggi di sekolah, dan bisa dibilang diantara "orang kecil" yang ada disekolah Alicia lah yang paling tidak beruntung.

Zeline adalah penguasa nomor satu di sekolah, tidak mengherankan karena kabarnya ayah Zeline bahkan bisa mengendalikan presiden, jadi untuk menyingkirkan orang seperti Alicia sangatlah mudah.

Lyodra, dia adalah penguasa nomor dua disekolah ini, ayah ibunya sudah membeli setidakmya lebih dari setengah jumlah pulau di negara ini.

Dan Adara, penguasa nomor tiga, karena semua bangunan di kota ini, termasuk tempat tinggal Alicia adalah milik ayahnya.

Lalu jika mereka seberkuasa itu lantas kenapa mereka susah payah mengerjakan tugas? Itu semua hanyalah omong kosong. Mereka tidak benar-benar ingin mengerjakan tugas. Mereka hanya ingin menunjukkan siapa yang berkuasa dan siapa yang lemah. Dan ya, menyiksa adalah kesenangan mereka.

...

Yang Alicia lakukan saat ini hanyalah memandangi dirinya didepan cermin, memandangi betapa hancur dan tidak berdayanya dirinya. Kejadian disekolah tadi sangatlah melukai harga dirinya. Dimana moral manusia sekarang? Bahkan Tuhan pun seakan ikut membenci dirinya.

Orang bilang ujian yang diberikan Tuhan adalah sebagai bentuk rasa sayangnya kepada seorang hamba. Lantas apakah yang dialami Alicia adalah bentuk kasih sayang? Apakah dua tahun bukan waktu yang sebentar? Kenapa Tuhan terus mengujinya?  Kenapa bukan orang-orang berkuasa yang diuji? Dan kenapa Tuhan tidak pernah memberi pertolongan padanya? Membiarkan dirinya bernapas dengan tenang saja sepertinya tidak pernah.

Setelah cukup lama memandangi dirinya dicermin, dan berbincang dengan dirinya sendiri, Alicia tiba-tiba memikirkan sesuatu. Sesuatu yang tidak pernah terlintas dipikirannya selama ini.

"If God doesn't want to help me, maybe satan can? " Ucapnya dalam hati sambil tersenyum tipis.

...

Alicia lalu mendudukkan dirinya dihadapan komputernya, mencari-cari sumber yang ingin ia ketahui. Mencoba dan terus mencoba, hingga berjam-jam ia duduk didepan komputer tapi hasil yang dia dapatkan nihil.

"Bahkan setanpun tidak ingin menolongku" Gerutunya dalam hati.

Hingga iapun menyerah, menghembuskan napas panjang. Lalu tiba-tiba saja, kursor komputernya bergerak sendiri membuka sebuah link yang tidak diketahui dari mana asalnya.


...

To be continue

BLACK MAGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang