"Maaf"
Adara mengucapkannya lalu mengulurkan tangannya kehadapan si murid baru, yang langsung membuat si murid baru yang tadinya fokus bermain gadget mendongak melihatnya.
"Akhir-akhir ini banyak kejadian aneh disekolah ini, dan itu membuat pikiranku sangat kacau." Lanjut Adara.
"No problem!"
Si murid baru langsung menjabat tangan Adara dan memeluknya. Mereka lalu melepas pelukan mereka dan saling berkenalan.
"Nama kamu siapa? Aku Adara. "
"Aku, Ali-, ah namaku Aisila."
Aisila langsung mendekatkan jarak antara dirinya dan Adara.
"Aku harus keruang guru!" Ucap Aisila dengan suara kecil seolah berbisik tepat didekat telinga Adara.
Cara bicaranya terdengar mengitimidasi, ia lalu mengusap bahu Adara, kemudian menampilkan smrik sebelum benar-benar meninggalkan Adara.
Adara terdiam, mencoba berpikir apa maksud senyuman Aisila tadi. Ia hanya memandangi tubuh Aisila yang semakin menjauh.
...
Adara sedang gelisah, ia ingin memberi tahu kedua temannya, tapi ia juga tidak ingin membuat sabahatnya khawatir. Jadi, dia memilih untuk tidak menceritakan kejadian tadi pada kedua sahabatnya. Dia hanya ingin berpikiran positif, mungkin saja ini karena pikirannya yang terlalu kacau, sehingga hal biasa terlihat seperti hal yang aneh.
"Ngelamunin apa?" Ucap Zeline memecah suasana.
"Tidak, aku hanya memikirkan sesuatu." Balas Adara sedikit terkejut.
"Sesuatu?" Tanya Lyodra dengan nada cukup serius.
"Something of no importance!"
Mereka bertiga kembali ke kesibukan masing-masing. Sampai satu oersati dari mereka mulai bosan.
"Hmm, OK. Want to skip class?"
"Why not? That's a good idea!"
Mereka bertiga langsung meninggalkan sekolah, tanpa harus pamit. Oh ayolah, bukan bolos artinya jika mereka pamit. Bolos adalah kesenangan terbesar, apa lagi tidak akan ada yang bisa mempermasalahkan itu.
...
Sekarang mereka sedang menuju tempat yang sudah dibicarakan oleh Lyodra dan Zeline. Mereka juga sudah mendapat persetujuan Adara. Orang tua Adara juga sudah setuju. Adara juga ingin kembali normal, lagi pula itu adalah saran dari sahabatnya.
"Are you okay?" Tanya Zeline memecah keheningan didalam mobil.
Ia dari tadi memperhatikan Adara yang hanya melamun. Lyodra yang fokus menyetir mobil hanya bisa memperhatikan melalui rear-vision mirror.
"Of course." Jawab Adara singkat.
"How do you feel?"
"Sedikit nervous."
"Want to go home?"
"No, ini sudah menjadi keputusanku. Jika memang ingin pulang, aku akan melakukannya sejak tadi."
Mereka lalu menutup percakapan mereka dengan tersenyum simpul.
...
Setelah dua jam, akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan. Tempat ini sangat terpelosok, mereka baru pertama kali ketempat ini.
Mereka kebingungan, apa tempat yang mereka datangi berpenghuni? Bagaimana bisa bagunan ini terlihat begitu kumuh.
"Oh, my God. This place is so scary."
"Husttt!"
Zeline jalan paling depan, menuju kepintu masuk bangunan itu. Mereka tidak pernah menyangka bahwa tempat dukun akan semenyeramkan ini. Bahkan ini lebih buruk dari yang film-film tampilkan. Heiii, mereka bahkan bisa mendengar suara langakah kaki mereka saat sudah berada didalam ruangan bangunan itu.
"Ahhhhhhhh"
Mereka bertiga menjerit saat menyadari bahwa seseorang berdiri dibelakangnya. Seorang yang mereka yakini adalah dukun yang mereka ingin temui. Terlihat dari penampilannya yang bisa dibilang, berantakan.
...
To be continued
Bagaimana part ini?
Oh ya, follow me on instagram @dennang_
See u at the next part!!!
Don't forget to
Vote n comment
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAGIC
ParanormalApa kau percaya didunia ini masih ada orang baik? Atau kau meyakini mereka hanya memakai sebuah topeng yang menutupi kejahatan mereka?