Ayana sedang melamun di balkon memandangi matahari yang mulai terbenam. Langit pun berubah kuning bercampur keunguan-unguan. Mulai bosan tinggal di apartemen terus. Ia sudah menyerahkan persyaratannya melalui Yuki. Sampai detik ini pengacara yang menjadi kuasa hukumnya belum juga menghubungi. Apa sedang di proses atau tidak, sejauh ini.
Ia butuh kendaraan selama di Indonesia. Ayana menelepon Yuki. "Halo, Ki. Kamu bisa sewain mobil nggak? Aku pengen jalan-jalan."
"Hallo Flo, aku suruh Didit nganterin kamu ya?"
"Nggak usah, aku cuma butuh mobilnya aja." Ia tidak bebas jika bersama supir.
"Ya udah, kamu pake mobil aku aja." Yuki mengusulkan Ayana memakai mobil pribadinya.
"Nanti kamu gimana?" tanya Ayana tidak enak hati membuat susah temannya itu.
"Gampang aku mah, nanti suruh Didit yang jemput. Lagian aku kerja nggak kemana-mana kan. Aku anterin atau kamu yang ambil?"
"Aku yang ambil aja, sekalian jalan."
"Tapi kamu bisa kan nyetirnya?" Mobil Indonesia dan Amerika Serikat itu berbeda di letak kursi pengemudinya. Indonesia di kanan sedangkan diluar negeri di kiri. Negara-negara lain, seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa daratan, memilih sistem setir kiri?
Alasan yang biasanya disampaikan adalah, kebiasaan ini berasal dari zaman ketika sapi-sapi dimanfaatkan untuk menarik pedati di Amerika. Swedia mengubah sistem dari setir kanan ke setir kiri pada 1967.
Penjelasan ini ada benarnya, kata penulis Fraser McAlpine. Ia mengatakan pada akhir 1700-an, pedati yang ditarik oleh dua kuda sangat populer dan biasanya kusir atau sais duduk di sisi kiri karena ia perlu tangan kanan untuk memegang cemeti dan mencambuk kuda.
"Bisa kok, tenang aja." Mungkin ia akan sedikit kagok.
"Ya udah aku tunggu," ucap Yuki. Ayana langsung lari ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Malam ini ia akan bersenang-senang sembari bernostalgia masa kecilnya dulu. Ke tempat pertama kali mereka bertemu.
Ayana menggunakan mobil online untuk ke rumah Yuki. Ia mengambil mobil saja lalu pergi. Dirinya sudah mencari-cari tempat di google seperti klub malam dan lainnya. Untuk bahasa Indonesia tentu saja ia masih fasih. Jangan menilai karena tinggal di luar negeri ia lupa dengan bahasa tanah kelahirannya. Ayana tidak akan pernah merubah kewarganegaraan. Meskipun kehidupannya selama di Indonesia menimbulkan luka yang terdalam karena perceraian orang tuanya.
Ayana tidak jadi ke klub malam itu. Justru ia memutuskan ke sebuah restoran dimana kenangan mereka pertama kali bertemu. Saat ini perasaannya masih risau. Berulang kali berkata bahwa akan ada waktu yang tepat untuk mereka bertemu. Tetap saja ada yang mengganjal di hatinya. Bagaimana jika Yusman telah menikah? Memiliki anak yang lucu-lucu.
"Apakah aku harus mundur sekarang?" ucapnya sebelum menyesap kopi. Ia berada di meja yang sama saat dulu mereka makan. Restoran tersebut tidak banyak berubah. Dari meja tersebut ia bisa melihat jalanan. Mobil yang lalu-lalang. Ayana membayangkan Yusman berada di hadapannya. Memandangi dan tersenyum padanya. Memuji kecantikannya kini. Gadis itu telah berubah dewasa. Bagaikan tertiup angin, sosok pria itu menghilang. Ayana tersenyum miris.
Helaan napasnya terdengar gusar. Ia mengira sekembalinya ke Indonesia akan ada sesuatu yang membahagiakannya. Ayana sangat ingin bertemu Yusman. "Apa kantornya udah tutup ya? Biasanya kantor di sini jam berapa tutupnya ya." Ia bermonolog ria. "Tapi siapa tau kan Yusman belum pulang," ia segera memanggil pelayan untuk mengambilkan tagihan pesanannya.
Saat Ayana hendak berjalan keluar. Ia seperti melihat seseorang yang dicarinya selama ini masuk ke dalam mobil. Pria itu tidak sendiri melainkan bersama seorang wanita. Ayana mencoba mengejar namun mobil tersebut melesat begitu cepat dan pergi menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Still Here (GOOGLE PLAY BOOK)
RomanceHanya tersedia eBooknya di Google Play Book & Karyakarsa !! Sekuel Big Heart Ayana, seorang gadis tomboi yang diam-diam jatuh cinta pada pengacara yang menangani kasus perceraian ibunya. Setelah orang tuanya berpisah secara resmi, ia diboyong ke Ne...