Part 5

1.5K 291 15
                                    

Yusman berjalan masuk ke kantornya. Ia ingin mengunjungi Pak Iman. Apa beliau sekarang masih sedih atau tidak? Pria itu tersenyum simpul. Kliennya Pak Imam tidak jadi mencabutnya sebagai kuasa hukum. Diketuknya pintu ruangan Pak Imam lalu membukanya sedikit. Kepala Yusman menyembul masuk dan melihat Pak Imam sedang duduk di mejanya.

"Gimana?" tanya Yusman.

Pak Iman melihatnya lalu tertawa kecil. "Masuk Pak,"

Yusman membuka lebar pintunya dan berjalan ke depan meja Pak Imam. "Sepertinya ada kabar baik?" Menyimpulkan karena raut wajah Pak Imam yang berbeda.

"Ya," Pak Imam berdiri dan pindah. Mereka duduk di sofa. Sebelumnya Pak Imam memberikan berkas pada Yusman. "Ada titik terang. Kalau Nona Flo sepertinya mengenali si tergugat."

"Maksudnya?" Yusman membuka file tersebut. Tidak ada yang aneh.

"Ada kemungkinan kalau Evelyn teman sekolah Nona Flo."

"Apa?" Yusman mencari sekolah Evelyn. "SMA Negeri 70 Jakarta?"

"Ya, nama aslinya Ariana Puspita," ucap Pak Imam menambahkan. Dahi Yusman mengerut. Kenapa tidak asing dengan sekolah itu, pikirnya.

"Apa benar mereka teman satu sekolah?"

"Kemungkinan iya karena Nona Flo meminta nomor hapenya. Dia ingin menemui Evelyn secara pribadi."

"Apa mereka sudah ketemu?"

"Saya nggak tahu. Kemungkinan dalam waktu dekat. Apalagi saya udah ngirim surat panggilan pada Evelyn tapi nggak di gubris sama sekali. Dia lebih arogan dari Nona Flo," Pak Imam tertawa. Setidaknya gadis itu masih punya hati, tidak memecatnya sebagai kuasa hukum.

"Bisa saya minta data Nona Florence?"

"Untuk apa?"

"Hanya ingin tau aja," ucap Yusman.

"Di berkas itu ada datanya."

Ia segera membalikkan lembar demi lembar mencari identitas gadis itu. Namun tiba-tiba ponselnya berdering. Mau tidak mau Yusman mengangkatnya karena penting dari kliennya yang sedang di tanganinya saat ini. Mereka berbicara serius, sampai Yusman menutup teleponnya.

"Ada apa?"

"Klienku ingin ketemu," ucapnya seraya memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. "Aku harus pergi,"

"Baiklah, hati-hati."

"Iya, Pak. Aku pergi dulu." Yusman beranjak, "kalau ada informasi baru tolong kasih tau."

"Baik, Pak." Pak Iman melihat file yang terbuka. Di sana ada identitas Ayana tertera. Yusman tidak sempat melihatnya. Ia menutupnya kembali.

Di suatu tempat seorang gadis sibuk dengan ponselnya. Sejak tadi ia mencoba menelepon tidak di angkat. Akhirnya gadis itu mengirimkan pesan.

"Hai Evelyn, bisa kita bertemu?"

Ayana menunggu dengan tidak sabar. Sampai akhirnya ada chat masuk.

"Siapa ini?"

"Temanmu di waktu SMA, Ariana Puspita."

"Siapa? Namamu?"

"Kita teman lama. Bisa kita bertemu? Kalau kita bertemu kamu akan tau siapa aku."

"Jangan main-main denganku."

Ayana mengeram kesal. "Kamu yang main-main sama aku!" ucapnya emosi di depan layar ponselnya.

"Kita bertemu."

I'm Still Here (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang