Yon

37 5 1
                                    

Hiro tercengang karena saat ia pulang, sudah ada Awan yang sedang duduk di depan layar televisi yang sedang menyiarkan klub sepak bola kesukaannya.

“Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam.”

Hiro mendekati Awan dan mencium tangan lelaki itu. “Bunda mana, Yah?”

“Ngisi seminar, kamu udah salat maghrib?”

“Udah.”

“Ganti baju dulu sana, kalau mau makan go-food aja ya. Pake hp Ayah, GoPay-nya baru
diisi.”

“Iya.”

Beberapa menit setelahnya, Hiro kembali turun ke ruang keluarga dengan keadaan harum karena sudah mandi.

“Itu Persib lawan mana?”

“Arema.”

Persib Bandung adalah klub sepak bola Indonesia. Julukan mereka adalah Maung Bandung dan Pangeran Biru. Awan bisa disebut juga sebagai Bobotoh Persib. Berbeda dengan Hiro yang sampai saat ini masih mendukung Manchester United.

Awan menyerahkan gawainya pada Hiro. Laki-laki itu menatap Awan tidak paham. “Untuk pesan makan.”

Hiro menyimpan gawai itu di atas nakas. “Nanti aja, belum lapar.”

“Kamu memang merasa belum lapar, tapi lambung kemu perlu diisi, Ro.”

“Bukan belum lapar, Ayah, dia itu abis makan sama pacarnya.” Yasa ikut bergabung sambil menggendong Shaka.

Yasa menatap Hiro jahil sedangkan Ayahnya pura-pura mengintimidasi. “Oh ya, sama siapa?”

“Siapa, Ro?”

“Cantik banget pokoknya, Yah. Ayah juga pasti kenal, soalnya selain cantik dia juga baik banget.” Yasa sangat niat untuk menjahili kakaknya.

Hiro menatap Yasa tajam.

“Kasih tau nggak ya?” Hiro menimang-nimang sambil menaik-naikkan kedua alisnya.

“Sombong amat kakakmu, Yas. Kalau kita nggak diberi tahu enaknya diapakan ya?”

“Beri tempe aja, Yah,” celetuk Hiro.

“Coret dari KK aja kali ya?” ujar Awan yang sedari tadi menjahili putra sulungnya. Dan panggilan Hiro juga bukan semata-mata karena ia lahir di Jepang, namun karena Hiro adalah putra pertama, maka ia sebut Ichiro, dan agar lebih mudahnya ia dipanggil Hiro. Hiro sendiripun memiliki arti yang bagus yaitu dermawan, sama dengan nama ayahnya.

“Dengan senang hati, Ayahku. Jadi kalau Hiro dicoret dari KK, saat itu juga Hiro langsung bikin KK baru sama si Kesay,” canda Hiro.

“Oh jadi namanya Kesay?”

“Bukan, Yah, kesay itu kependekan dari kesayangan bukan nama orang.”

“Berarti kita bukan Kesay-nya Hiro dong.” Awan pura-pura menatap Hiros sedih, lalu ia berdeham. “Kemarin, kenapa nggak kamu langsung aja yang kasih oleh-olehnya ke Mala?”

Hiro terpaku saat mendengar perkataan Awan begitupun juga dengan Yasa.

Mala. Jadi ayahnya tahu?

Yasa akhirnya pura-pura tak mendengar pembicaraan ayah dan kakaknya dengan mengajak Shaka main.

“Ayah nggak larang buat kamu pacaran sama anak siapa aja, Hiro. Mau kamu pacaran sama anak tukang becak, petani, bahkan sama anak Presiden pun kalau dia mau sama kamu ya enggak apa-apa.”

“Jadi kira-kira kenapa Bunda nggak mau aku pacaran sama anak Om Ahmad? Takut tersaingi?” Hiro menahan kegugupannya karena ternyata Awan tahu jika ia berpacaran dengan anak Presiden Direktur salah satu hotel berbintang di Bandung.

HIROSHIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang