Warnet*

61 3 1
                                    

"Melihatmu bagaikan awal dari semangatku tercipta"        Ayu Nadya Antara♥

     Sangat melelahkan hari ini.. Aku harus menyelesaikan tugas sangat awal karena esok dosen akan memeriksa satu persatu tugas itu.

      Kantin adalah tempat yang sejuk bagiku saat ini, agar aku bisa menenangkan diri dari tugas dosen. Saat hendak aku ingin mengambil minuman dari lemari pendingin ada seorang laki laki yang mendahuluiku mengambilnya, aku hanya melihatnya sekilas dan hanya dapat melihat punggungnya yang kian menghilang.

"woi!" Prita temanku yang sangat akrab denganku, bahkan dari kami masih sekolah menengah atas pun Prita selalu menemaniku.
Sahabat terbaik satu satunya hanya Prita dan gak ada yang bisa menggantikannya.

"Hmm" Jawabku dan langsung mengambil tempat duduk kosong di kantin.

"Nanti kamu mau jaga warnet gak?"

"Kemungkinan enggak"Jawabku.

"Ay, lo yang jaga ya. Aku ada tugas numpuk nih" Prita selalu mencari alasan agar tidak pernah menjaga warnet dan selalu aku. Itu karena di saat ia pernah bangun kesiangan dan di hukum dosen yang membuat Prita tak ingin menjaga warnet.

Warnet itu adalah milik keluargaku dan Prita bekerja disana untuk mencukupi kehidupannya dan keluarganya.

"Ya aku saja" Jawabku.

"Ouh... Makasiii Ay.. Nanti aku traktir makan deh" Prita langsung memelukku dan tersenyum kemenangan kepadaku.

"Ya udah yukk cabut". Ajakku meninggalkan kantin dan pergi ke asrama.

♥♥♥

     Malam ini warnet sangat ramai dan aq sedikit kesusahan meladeninya, untung saja ada sepupuku yang ikut membantuku.

    Tepat pada pukul 00.00. ♥♥
     Aku bertemu dengannya, pangeran yang aku nanti nanti di dalam mimpiku. Dia datang membawa pandangan dan cinta pertama di hidupku. Tubuhku bergemetar tak karuan, jantungku berdetak tak dapat dikendalikan. Aku hanya terdiam melihatnya saja.

"Hey... Hello..hellooo?" dia melambai lambaikan tangannya di depanku lalu aku pun tersadar jika saat ini dia sedang menyapaku.

"Ah iya?" jawabku tanpa memalingkan wajahku dari dirinya.

"Semalaman berapa?" dia bertanya untuk di warnet semalaman? Aku cukup terkejut dengan tekadnya ini tetapi warnet ini harus tutup segera dan tidak boleh hingga pagi.

"Ma..af warnet akan segera tutup" Ayu berkata sambil menundukkan kepala.

"Ah, siall. Jika aku membayar lebih? Apakah bisa buka semalaman?" Pande bertanya kembali karena ia selalu bermain game pada tengah malam. Kemudian sepupu Ayu datang, Fery, laki laki yang sudah dewasa tetapi sikapnya masih ke kanak kanakan.

"Eh ada abang ganteng, duduk bang, mau semalaman kan baik bang" Ucap Fery sembari melayani Pande yang hendak membayar. Ayu sangat terkesima melihat kesempurnaan yang di milikinya, Ayu berpikir ingin memiliki kontak Pande dan ingin lebih dekat dengan Pande.

      Setelah Deano duduk di tempatnya Ayu terus memperhatikannya dari meja kasir, sedangkan Fery tahu betul jika Ayu memperhatikan Pande. Fery pun menemui Pande dan meminta kontaknya. Namun ia gagal karena Pande adalah orang yang benar benar berhati dingin, bahkan Suara Fery saja tak dihiraukannya.

"Gimana?" tanya Ayu penasaran saat Fery menuju meja kasir.

"Gak bisa" Jawab Fery seakan sudah menyerag.

My boyfriend Is a GamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang