First

8 1 0
                                    

"Pergi tanpa berpamitan dan datang tanpa merasa bersalah" ~ AyuNadyaAntara.

"Permisi saya pulang dulu" ucap Yona karena merasa anaknya sudah tidak menurutinya lagi. Dari dulu Yona sangat memperingati Ayu untuk tidak mengenal cinta lebih dulu sebelum umurnya masuk ke 25 tahun.

Kakek Deano yang mendengar itu langsung berdiri heran. "Ada apa nona? Apakah makanannya tidak suka? " Deano,Ben dan Ayu juga ikut berdiri. Diikuti dengan ayah Ayu yang juga berdiri menggenggam tangan Yona.

"Saya hanya ingin membawa anak saya pergi dari konspirasi ini" Yona berjalan ke tempat duduk Ayu yang saat itu dirinya sedang terdiam kaku dan tidak bisa berbuat apa apa.

"Tunggu bibi" ucap Deano seketika membuat semuanya menoleh kearahnya.

"Ada apa?! "

"Biarkan saya mengantar anak anda" Kakek Deano tersenyum begitu melihat cucunya ini ingin mengantar calon istrinya. "Oh iya biarkan Deano yang mengantar anakmu Yona" ucap kakek Deano.

"Maaf tuan Gernan, tetapi anak saya bukan lah perempuan yang bisa saya biarkan begitu saja-"

"Baiklah tuan jika begitu kami pergi duluan" potong Robi (ayah Ayu). Langsung menarik tangan Yona dan membawanya pergi. Yona memberikan tatapan tajam kepada Robi karena membiarkan pria tua itu mengantar anaknya.

"Ada apa ini! "

"Ssst.. Yona sudahlah terima saja. Jika itu membuat Ayu bahagia bagaimana lagi? " mereka kembali membicarakannya disaat mereka sudah berada di parkiran gedung.

Yona melipat tangannya di depan dada merasa tak terima dengan kenyataan ini. "Aku mengizinkan jika Ayu bertunangan dengan orang yang seumur dengannya bukan yang sudah tua seperti dia! "

"Yona jangan egois, jika Ayu menangis mendengar ini bagaimana? " jawab Robi. "Lagipula Deano juga tidak terlihat tua, bahkan dia sangat tampan" lanjut Robi dengan memuji Deano di hadapan Yona.

Yona memutar bola matanya tak terima, "Tetapi aku-"

"Jika Ayu bicara dari awal jika mereka berhubungan mungkin aku tak akan mengalami rasa malu yang seperti ini bibi! " marah Risma menyela pembicaraan mereka.

Risma dan keluarganya ada di parkiran gedung, itu berarti yang masih disana hanya Ayu dan keluarga Deano.

"Maksud kamu? " tanya Yona.

"Bibi mau taruh dimana muka aku ini? Dijodohkan dengan tunangan sepupu sendiri? " Risma tersenyum getir.

"Saya juga tidak berniat merestui anak saya dengan pria itu"

"Yona, bagaimana kamu tidak merestuinya? Mereka keluarga berkecukupan. Itu pasti akan sangat bagus bukan jika keluarga kita memiliki hubungan dekat dengan mereka? " disusul dengan pendapat ibu dari Risma.

"Sebagaimana pun kaya keluarga mereka, saya gak akan pernah memandang harta seperti kalian. Saya lebih memikirkan bagaimana keadaan anak saya" Yona sudah semakin pusing di buatnya. Ia sangat geram dengan keluarga kakaknya ini. Kenapa dipikiran mereka hanya harta dan harta. Hingga rela menjodohkan anaknya untuk pria yang pekerjaannya saja tidak jelas dan masih menggunakan hasil warisan orang tua. Akhirnya Yona memutuskan untuk memasuki mobil lebih dulu dan ingin cepat cepat segera pergi.

.....

Sejak tadi kakek Deano terus memujinya, tetapi pikirannya selalu mengingat tentang ibunya.

"Kamu polos sekali nak" tuan Gernan menghampiri Ayu dan di balas senyuman oleh Ayu tak lupa juga Ayu menyalimi tuan Gernan yang tampak sudah sangat tua dan banyak kulit yang sudah kriput.

"Kak biar aku yang antar kakek dan Lila pulang" ucap Ben memotong dan di jawab anggukan kepala oleh Deano.

"Kakek pergi dulu ya... Jangan lupa mampir besok Ayu" ucap kakek seraya berjalan pergi.

"Yuk" akhirnya Deano pun juga mengajak Ayu pergi. Selama berjalan menuju parkiran Ayu benar benar terus memikirkan kejadian yang tak terduga ini. Ia pikir malam ini ia akan menangis lagi tetapi tidak, bahkan malam ini mungkin ia tidak bisa tidur untuk mengingat kejadian tadi.

Deano membukakan pintu mobil untuk Ayu dan setelah itu ia beranjak ke bagian pengemudi. Ia mulai menyalakan mesin kendaraannya dan melajukan mobilnya. Deano terlihat baik baik saja dan tidak ada yang aneh dengannya, sedangkan Ayu seperti orang sedang lari marathon dengan kringat dingin yang bercucuran juga jantung yang terus berdebar kencang.

Jika terus seperti ini aku bisa mati muda ~ batin Ayu.

Mereka sampai di depan rumah Ayu, Ayu pun akan bersiap untuk turun tetapi seketika terdapat wajah tampan dengan wangi maskulin yang sangat familiar baginya. Yap!! Deano dan dia saat ini dengan wajah yang sangat dekat masih menyisakan beberapa senti saja. Jantung Ayu semakin gencar tak terkendali. Blush! Pipinya merona bahkan jika di lihat dari dekat ia seperti habis di gebugin warga.

Deano semakin mendekat dan seketika Ayu memejamkan matanya sejenak.

Cklek.

Suara seltbelt yang terlepas terdengar, dan saat Ayu membuka matanya mendapati Deano sudah kembali ke tempatnya semula.

"Jangan aneh aneh aku hanya membantumu membuka seltbeltmu"

Blush! Ayu kembali merona karena malu. Berlama lama dengan Deano membuatnya semakin gencar saja. Mukanya kini sudah persis seperti tomat rebus.

"Aku akan masuk ke rumah" ucap Ayu sedikit gugup. Deano hanya mengangguk arti bahwa ia mengiyakan perkataan Ayu.

Ayu turun dari mobil perhalan dan tanpa aba aba ada sebuah tangan menarik lengannya dan...

Bibirnya dengan bibir Deano menempel. Blus! Wajah Ayu sangat merona matanya terbelalak kaget. Ayu merasakan sebuah benda kenyal nan manis itu saat ini tengah menempel di bibirnya.

Ini adalah first kiss Ayu begitu pun juga Deano. Gerakan yang tak terduga Deano membuatnya ingin pingsan saat itu juga. Tidak lama akhirnya Deano melepasnya dan mengusap puncak kepala Ayu dan mengacaknya rambutnya.

"Good night" ucap Deano sangat manis. Ayu masih mematung tidak percyaa dengan kejadian sedetik yang lalu. Akhirnya Deano pun mengecup dahi Ayu kembali dan langsung membuat Ayu tersadar.

"Ah aku harus ke rumah" Ayu segera secepat mungkin turun dari mobil dan langsung memasuki rumahnya dengan jantung yang masih berdebar.

Deano masih menatap punggungnya hingga menghilang. Sebuah senyum yang sudah lama hilang kini muncul kembali dengan tulus. Senyum yang jika di lihat akan memancarkan cahaya kedamaian. Deano terus menatapi kamar Ayu yang masih menyala. Karena kamar Ayu yang letaknya di lantai dua dan terlihat dari luar jadi sangat terlihat saat ini Ayu sedang duduk di mejanya.

"Aku akan mencoba mencintainya" tepat pukul 00.00 Deano berkata seperti itu.

♥♥♥♥

Udah dulu ya

Nanti aku UP lagi

I love you

Next 👉


My boyfriend Is a GamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang