TLOL. 04

470 63 0
                                    

Aline sengaja berdiam diri di dalam kelasnya untuk menunggu suasana agak sepi baru akhirnya ia keluar dari kelas.
Bukan apa-apa, gadis itu hanya ingin menghindari keramaian.
Mengingat ia tak mempunyai kegiatan apapun, Aline memutuskan untuk pergi ke rumah sakit menjenguk Tasya.
Baru saja gadis itu mengeluarkan ponsel untuk memesan taksi online, ia mendengar ada yang memanggil namanya.

"Kak Afka?" bingung gadis itu melihat cowok yang saat ini berjalan ke arahnya.

"Lo belum balik?" tanya Afka ketika ia tiba di depan Aline.

"Belum kak" balas gadis itu pelan sedikit melirik sekitar karena takut ia akan menarik perhatian karena keberadaan Afka.

"Naik apa? Bareng gue aja gimana? Tenang aja, gue gak bakal macam-macam kok" ujar Afka menawarkan.

Terkejut? Tentu saja Aline terkejut. Ia yang jarang mempunya teman disekolah kini tiba-tiba saja mendapat tawaran pulang bareng ketua OSIS.

"Kak Afka nggak salah ngajak aku pulang bareng?" tanya Aline sangsi.

"Ya nggak lah Line" balas Afka tertawa kecil.

Tin.. Tin...

Terdengar suara klakson motor Rava dan Dirga, sementara Afka hanya melambaikan tangan.

"Dah ayo gak usah kebanyakan mikir" ajak Afka menarik tangan Aline pelan.

"Ta.. Tapi kak, aku mau mampir ke rumah sakit dulu" ujar Aline terbata mengikuti langkah Afka yang langsung berhenti setelah mendengar perkataannya.

"Lo sakit?" tanya Afka menempelkan tangan ke dahi Aline.

"Bukan kak, aku mau jenguk temen" balas Aline menggelengkan kepala.

"Ooh, gak masalah, ayo gue anter" ajak Afka kembali menarik lengan Aline untuk ia ajak ke parkiran.

Tak punya pilihan lain, Aline hanya mengikuti langkah Afka dalam diam. Sejenak ia mengamati tangannya yang di genggam sang kakak kelas, yang entah kenapa terasa nyaman untuknya.

Aline sempat melihat Vano dan Ricky di tempat parkir, namun kakaknya itu hanya melengos membuat Aline menghela nafas pelan.

"Kok ngelamun?" tanya Afka sambil memakaikan helm pada Aline.

"Eh, nggak kok kak" ujar Aline gugup melihat Afka begitu dekat dengannya.

Setelah membantu Aline memakai helm, Afka segera menaiki motornya.

Ragu untuk berpegangan, Aline memutuskan memegang ransel milik Afka.

"Pegangan Line, gue gak mau lo jatuh" pinta Afka menoleh pada Aline.

"Udah kok" balas Aline memiringkan kepala yang entah kenapa terlihat sangat imut di mata Afka.

"Lo, pegangan di mana? Sini" ujar Afka menarik lengan Aline agar berpegangan pada jaketnya.

Setelah merasa tak ada penolakan, Afka pun mulai melajukan motornya.

"Line, keberatan gak kalau kita makan dulu? Gue laper" tanya Afka dengan suara sedikit keras.

"Terserah  kakak aja" balas Aline agak memajukan kepalanya.

"Oke"

Afka membawa Aline makan di sebuah warung soto tak jauh dari sekolah mereka.

"Gak pa-pa kan kalau makan di sini?" tanya Afka setelah memarkirkan motornya.

"Nggak pa-pa kok kak, aku juga biasa makan di sini?" terang Aline mengembalikan helm Afka dan mengikuti cowok itu memasuki warung.

The Lost Of Love -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang