Ini kisah Aline, seorang gadis yang sudah lama merindukan kasih sayang keluarganya. Hingga akhirnya ia menyerah dan pasrah jika Tuhan memang lebih menyayanginya.
"Kak Vano, Aline lelah, Aline juga kangen bunda.... Aline mau ikut bunda, boleh ya?"
Malam itu meski kondisi Aline sangat lemah, dia memaksa untuk pulang kerumah. Soraya yang mengetahui kondisi Aline jelas melarangnya. Namun setelah memberi penjelasan bahwa gadis itu ingin merayakan ulang tahun di rumah, Soraya dengan berat hati pun mengijinkan.
Dihari ulang tahunnya yang mungkin akan jadi yang terakhir, Aline berencana memberi orang-orang yang ia kenal sebuah hadiah kecil. Gadis itu memutuskan untuk membua macaroon. Kenapa? Karena dulu kue itulah yang sering ia buat bersama sang bunda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah selesai, tak lupa ia menyimpannya di beberapa kotak menyerupai kotak kado.
Esoknya, Bi Minah sudah menyiapkan sebuah tart untuk ulang tahun Aline.
"Selamat ulang tahun non Aline" ujar Bi Minah membuat Aline tersenyum hingga hampir menangis.
"Makasih Bi" ucap Aline memeluk Bi Minah, satu-satunya orang yang selalu menemaninya merayakan ulang tahun setelah kepergian sang bunda.
"Ucapin doa dulu Non" pinta Bi Minah saat Aline hendak meniup lilin.
Gadis itu pun memejamkan mata dan mulai melantunkan doa yang selalu sama tiap tahun.
'Tuhan permohonanku hanya satu, tolong berikan kebahagiaan untuk ayah dan juga Kak Vano-Amin'.
"Happy Birthday kak Vano" gumam Aline sebelum meniup lilin.
"Kalau begitu bibi siapin sarapan dulu ya Non" ucap Bi Minah mengusap kepala Aline penuh sayang sebelum beranjak meninggalkan kamar Aline.
Setelah kepergian Bi Minah, Aline segera meraih kamera record yang sudah ia siapkan sebelumnya. Selesai dengan video yang ia buat, gadis itu segera bersiap untuk berangkat sekolah.
Aline bisa melihat sosok Afka yang baru saja keluar dari area parkir. Saat di rasa Afka melihat ke arahnya gadis itu melambaikan tangan menyapa. Namun bukannya balik menyapa, Afka justru melengos dan berlalu begitu saja.
Segera senyum Aline memudar melihatnya. Menghela nafas, Aline berpikir mungkin Afka tak benar-benar melihatnya.
Sesampainya di kelas Aline segera menyerahkan sebuah kotak pada Moza, kotak yang sama yang juga ia berikan pada Tasya melalui satpam.
"Makasih ya Line, ini lo sendiri yang buat? Dalam rangka apa?" tanya Moza setelah membuka kotak berisi kue macaroon.
Aline menganggukkan kepala sebagai jawaban, "bukan apa-apa, lagi pengen bikin aja" kilahnya, karena memang Aline tidak pernah memberitahukan perihal ulang tahunnya pada Moza.
"Trus yang itu buat siapa?" tanya Moza melirik satu kotak lagi yang ada di meja Aline.
"Ini mau aku kasih ke kak Afka" ujar Aline tersenyum malu.
"Lo suka ya sama kak Afka?" tanya Moza menahan senyum. Gadis itu ikut bahagia jika sahabatnya ini bahagia.