Siang ini kondisi Aline kembali melemah membuatnya kembali berada di ruang kesehatan. Ditengah tidurnya gadis itu mendengar suara seseorang.
"Kak Afka?" gumam Aline pelan.
"Em, gue bangunin lo ya? Padahal gue udah berusaha gak bikin suara" ucap Afka meringis kecil.
"Nggak pa-pa kok kak, kak Afka sakit?" tanya Aline mengubah posisinya menjadi duduk.
"Lo tiduran aja Line kalau emang masih sakit" pinta Afka namun dibalas gelengan kepala oleh gadis itu.
"Gue lihat lo disini makanya gue kesini, lo sakit apa?" balas Afka balik bertanya.
Aline tersenyum kecil mendengarnya, "cuma anemia aku kambuh kak, makanya lemes" terangnya.
"Lo yakin?" tanya Afka tak percaya yang justru membuat Aline tertawa pelan.
"Ya yakinlah kak"
"Pulang nanti gue anter ya?" tawar Afka menatap Aline khawatir.
"Kalau nggak ngrepotin kakak" balas Aline menganggukkan kepala.
"Gue minta kontak lo donk, biar gampang hubungin lo" pinta Afka menyerahkan ponselnya pada Aline.
Setelah mendapat kontak Aline, Afka segera kembali ke kelasnya.
*
Sesuai janji Aline pun menunggu Afka di depan kelasnya. Ajakan Moza untuk pulang bersama pun ia tolak dan menceritakan soal janjinya dengan Afka. Sahabatnya itu sempat menggoda Aline namun gadis berkilah dengan meminta Moza untuk segera pulang.
Cukup lama Aline menunggu hingga suasana sekolah sudah mulai sepi. Ponsel di tangannya ia genggam erat menunggu siapa tahu ada pesan dari Afka.
"lo Aline kan?" tanya sebuah suara membuat Aline mendongak dari ponselnya.
Gadis itu menemukan Dirga, sahabat Afka tengah melangkah mendekatinya.
"Kak Dirga" gumam gadis itu.
"Lo gak balik?" Dirga bisa mengenali Aline karena Afka sering bercerita padanya.
"Emm.. " sejenak Aline ragu untuk menjawab, gadis itu tergelitik untuk bertanya tentang keberadaan Afka.
"Kak Dirga nggak bareng kak Afka?" akhirnya gadis itu pun memberanikan diri bertanya karena melihat Dirga tak ada niatan untuk beranjak.
Dirga yang mendengar pertanyaan Aline justru mengernyitkan alis.
"Afka udah balik dari tadi bareng Anin, nemenin tuh cewek yang minta di anterin beli buku" terang Dirga sebelum matanya membulat menyadari sesuatu.
"Jangan bilang lo disini buat nungguin Afka?" lanjut Dirga bertanya, melihat Aline yang tersenyum lemah sontak membuat cowok itu mengumpat.
"Biar gue telfon orangnya" baru saja Dirga meraih ponselnya, tangan Aline sudah lebih dulu menahannya.
"Nggak usah kak, aku nggak pa-pa kok" ucap Aline berusaha tegar namun Dirga masih bisa melihat kekecewaan di mata gadis itu.
Menghela nafas pelan, Dirga kembali menyimpan ponselnya.
"Yaudah, gue aja yang nganter lo balik" ajak Dirga membuat Aline menegak.
"Ng... Nggak usah kak, aku bisa pesen taksi kok" tolak Aline melambaikan kedua tangan.
Mengernyitkan alis, mata Dirga sontak membulat melihat ada darah keluar dari hidung Aline.
"Line, hidung lo... "
Aline sontak meraba hidungnya, ketika menemukan darah gadis itu balas menatap Dirga panik.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Of Love -end-
Historia CortaIni kisah Aline, seorang gadis yang sudah lama merindukan kasih sayang keluarganya. Hingga akhirnya ia menyerah dan pasrah jika Tuhan memang lebih menyayanginya. "Kak Vano, Aline lelah, Aline juga kangen bunda.... Aline mau ikut bunda, boleh ya?"