tujuh

1.4K 195 0
                                    

Derasnya hujan menjadi saksi kejadian itu, dimana tragedi tragis menimpa seorang siswa yang sedang mengendarai sepeda motor di tepi jalanan.

Tidak ada siapapun atau kendaraan lain yang melaju di jalan itu, hanya ada siswa itu. Terlihat ia masih memakai seragam sekolahnya yang sudah kelewat basah dituruni hujan tanpa perlindungan.

"Aish, "

Tiba- tiba saja motor tersebut berhenti, ini bukan kali pertama. Motor bebek itu memang sudah seringkali berhenti mendadak, siswa itu turun dan memukul jok motornya.

Semesta tidak mendukung sama sekali, dikala hujan yang mengkeroyoknya ia harus mendorong sebuah motor dengan beratnya.

"Madona, plis deh jangan ngadat dulu. " rayu siswa itu seolah ia bisa membuat motornya kembali menyala meski tidak diperbaiki.

Ia mendesah keras, sudah kedinginan tanganya terserang keram dan membuat motornya terjatuh.

Beberapa kali ia putar sendi lengan atasnya, berusaha menghilangkan rasa keram yang rumayan sakit.

Namun, apa yang terjadi?

Bruk




Jisung terlonjak ketika dengan sengaja Jaemin menepuk bahunya dengan kencang, Jaemin menampilkan senyuman tak berdosa berbeda dengan Jisung yang menatapnya tajam bak silet.

"Ya! Kau tahu tangan kiri ini baru sembuh beberapa minggu lalu, lo mau bikin gue ga bisa cebok lagi hah! "

Hanya kekehan yang dapat Jaemin perlihatkan, Jisung membuang muka. Ia tidak bisa mengingat apapun setelah kejadian itu, dan yang menyebalkan kini ia bisa melihat sesuatu yang aneh.

Sesuatu yang seharusnya tidak bisa ia lihat.

"Mau mabar ga ke rumah Chenle, besok kan minggu. Bisa sekalian ngabisin persediaan makananya dia, " Jaemin buka suara.

Jisung menanggapi, tapi kenapa pikiranya malah melintas seseorang yang baru saja ia temui sebelumnya.

"Ah, Chenle. " ucap Jisung.

Anggukkan Jaemin menjadi jawaban, tapi Jaemin kira Jisung akan bicara lagi. Tapi ternyata Jisung hanya bergumam saja tentang itu.

"Kenapa weh? " tanya Jaemin bingung, akhir-akhir ini Jisung jadi aneh. Apalagi setelah kecelakaan yang Jisung alami dua bulan yang lalu.

Mereka harus kembali berkenalan seperti orang yang baru pertama kali bertemu.

Dan anehnya Jisung selalu berkata yang aneh dan tidak jelas, tapi itu adalah hal yang benar-benar terjadi.

"Ntar bareng gua kesananya, si madona masih di bengkel kan? Kasihan dia, lama banget di bengkel. Padahal pemiliknya udah sembuh sejak kapan mah, "

Jisung menengok melihat Jaemin sepihak, sebenarnya ia tidak tahu apa yang Jaemin katakan. Tentang madona. Bahkan ketika Chenle membahas madona didepan ia dan Wonyoung, sebenarnya ia tidak tahu apa itu madona.

Meski rasanya tidak asing, tapi ia kini tahu madona itu apa. Pasti kendaraan, karena Jaemin mengatakan ' bengkel ' .

"Ah, ya. Oke. Tapi, bisa anterin gue ketemu madona? "

"Hah? Aneh deh lo, madona kan di bengkel deket rumah lo. Ngapain juga lo minta gue anterin lo ke si madona, hadehh lama-lama gue jadi pengasuh lo sung. " timpal Jaemin.

Jisung hanya tersenyum, ia sama sekali tidak tahu.





























"Wonyoung! "

Siswi yang dipanggil namanya itu berbalik, melihat temannya tengah berlari kearahnya.

"Ada apa Yena? " tanya Wonyoung.

Lalu Yena melihat sekitaran lalu mendekati Wonyoung, ia memasukkan sesuatu ke saku rok Wonyoung dan tersenyum lalu pergi begitu saja.

Wonyoung meneguk salivanya, seharusnya sejak awal ia tidak melakukan hal ini. Ia hanya dijadikan budak sekaligus tumbal, ia menyesal.

"Yena! " panggil Wonyoung.

Yena membeku dan berbalik dengan kikuk.

"Ya? " jawab Yena.

"Hubungi shadow untukku, "































Kediaman Chenle memang selalu ramai, entah itu dihuni oleh teman sekolahnya atau bahkan teman sekompleknya. Ada pula teman-teman seper-bimbelnya, yang memang mereka saling akrab.

Bahkan Chenle bisa dibilang penghubung antara mereka, semua temanya adalah teman dari teman nya juga. Rumit. Tapi intinya Chenle itu bersahabat dengan banyak orang.

"Woy! Hamster itu kacang gua, " timpal Jaemin pada Jeno yang merebut toples kacang dari dekapan Jaemin.

"Yeuu zombie ini mah sctv, bukan punya lu! " kata Jeno.

Chenle ketawa bareng Renjun.

"Jisung mana? " tanya Renjun tiba-tiba.

Jaemin nengok terus nepuk jidat.

"Lupa gue, dia masih di bengkel tempatnya si madona. " jawab Jaemin terus lanjut main ps bareng jeno.

Chenle meraih ponselnya dan beranjak menjauhi teman-temanya, ia menghubungi nomor yang disimpan dengan nama G.

"Sudah lihat? "

....

"Urus dia. "

....

"Bagus kalau begitu. "

....

"Buat dia segera meninggalkan tempat itu, "

...

Tut

TBC

Pacarku Cenayang 「Jisung X Wonyoung 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang