duapuluh satu

547 96 0
                                    

Jisung enggak tahu gimana caranya nolak permintaan orang yang belum deket banget sama dia, pasti ada rasa enggak enak yang melanda jika dia nolak.

Kayak sekarang, Jisung lagi nemenin Yeri makan dulu sebelum pulang.

"Kak, "

"Hm. "

"Kakak waktu SMP satu sekolah ya sama bang Lucas? "

Yang awalnya Yeri khusyuk makan, kini beralih ke topik yang Jisung tawarkan. Yeri enggak tahu kalau Jisung kenal sama Lucas.

"Iya, kenal dia? " tanya Yeri yang setelahnya menyuapkan sesendok siomay ke mulutnya.

"Iya kenal, bang Lucas deket sama Jaemin soalnya. Terus waktu itu juga, bang Lucas yang ngebantuin Jisung pas kena kasus sama bang Taeyong. "

Uhuk

Yeri ngeraih teh hangat, dan minum dengan buru-buru. Dunia serasa sempit. Semuanya pada kenal gitu aja.

"Gapapa kak? " tanya Jisung tapi Yeri cuman geleng-geleng dengan senyuman gugupnya.

"Jangan sampai Jisung tahu kalau gue yang udah nabrak dia, gue belum siap bilangnya. " pikir Yeri.

"Sung, gue balik sendiri aja deh. " kata Yeri sembari membereskan makanannya. "Lu balik aja, gue ada yang kelupaan. "

"Oh gitu ya, oke deh. "

"Lo mau disini dulu atau langsung pulang? "

"Langsung pulang kak. "

"Yaudah, sana duluan. Gue ada hal yang harus dikerjain dulu. " kata Yeri dan diangguki Jisung.

Akhirnya Jisung pergi naik madona, alhasil Yeri sendirian disini. Dipinggir jalan. Dengan banyak ke kaluttan dipikirannya.

Sebenarnya tujuan Yeri pindah ke sekolah Jisung itu, untuk mengaku dan meminta maaf sama Jisung. Yeri juga enggak tahu bisa serumit ini, Yeri semakin hari. Semakin enggak enak buat bilangnya.

Meski Yeri pindah ke sekolah ini bukan hanya untuk menemui Jisung, tapi sekalian menjauhi seseorang disekolah lamanya. Tapi, Yeri enggak tega untuk bilang hal jujur seperti ini.

Yeri takut kalau nantinya Jisung enggak mau maafin Yeri, dan malah nuntut Yeri. Dan banyak ketakutan lainnya, makanya sampai sekarang Yeri belum berani bilang.

Ia masih menunggu waktu yang tepat, dan sebelum itu. Yeri harus lebih mendekatkan diri dengan Jisung, agar nantinya Yeri bisa leluasa dan mengira-ira hal yang akan terjadi selanjutnya ketika setelah bicara nanti.

"Puih, semangat Yeri. Lo bisa, "

Ditengah jalan Jisung balik lagi, enggak tahu kenapa. Tapi mumpung dia belum jauh dari sekolah, Jisung kembali lagi ke sekolah.

Jisung bukan anak aktifis di sekolah, Jisung juga enggak ikutan eskul apa-apa. Menurut Jisung itu cuman ngebuang waktu, mending nongkrong sama Jeno dkk.

Bisa sekalian update game baru.

"Eh Sung! "

Jisung baru turun dari madona, udah disambut sama Jaemin yang ternyata belum pulang.

"Lah, lu ngapain balik ke sekolah lagi Sung. Bukannya tadi sama kak Yeri ya? "

"Enggak tahu, mau aja kesini. " jawab Jisung, ya memang itu adanya.

Jaemin geleng-geleng, Jaemin baru selesai piket. Makanya baru mau pulang, tapi berhubung ada Jisung disini. Kayaknya Jaemin enggak jadi balik, dia juga mau ngikut Jisung aja.

"Mau kemana Sung, gue ikut lo ya. "

"Hah? Paan dah, bukannya lu mau pulang. "

"Enggak jadi, dirumah enggak ada siapa-siapa. Mending disekolah rame, ngeliat yang lagi eskul basket. Temenin yok! "

Kalau dipikir pikir boleh juga ajarkan Jaemin, "Yaudah ayok. "

Akhirnya Jisung dan Jaemin berakhir disini, di selasar lorong. Lagi duduk sampai ngeliat ke depan, melihat pagar jaring-jaring yang membatasi lapangan dengan lorong kelas.

"Sung, lu mau disini aja? " tanya Jaemin yang sebenernya lagi laper pengen ngemil.

Jisung manggut-manggut. "Iya disini aja. "

"Gue mau beli makanan dulu lah, mau gue yang beli atau lo yang beli. "

"Lo lah, kok jadi gue. "

"Hehe, kalau gitu jagain tas gue. "

"Hm, iya. " jawab Jisung tanpa melihat Jaemin. "Min, gue nitip lah. "

"Enggak mau ah, kalau mau. Bareng! "

"Lah, anjir. " Dengan malas Jisung lempar tas Jaemin. "Bawa tuh. "

Jisung jalan berdampingan sama Jaemin menuju kantin, untung aja masih pada buka. Emang biasanya gini sih, apalagi kalau tahu ada eskul yang pulangnya sampai sore menuju malam.

Pasti kantin betah aja untuk buka, dan senantiasa menggoda anak eskul untuk mampir.

"Tumben Sung, lu kagak langsung pulang. Biasanya lu paling gercep kalau pulang, " ucap Jaemin. "Kenapa? Wifi dirumah lo habis? "

"Lagi bosen aja dirumah, " jawab Jisung yang ngeliatin semua sudut sekolah.

Enggak tahu apa yang dia cari, tapi kayaknya ada hal yang menarik aja untuk dicari.

"Kagak ada temen ya lu? Haha. "

"Enggak juga. "

"Heleh, lu enggak mau nambah kesibukan gitu Sung? " tanya Jaemin. Yang akhir-akhir ini jadi suka kepo sama anggota band.

Kalau dibilang tertarik, iya. Mau masuk, iya. Udah daftar, belum. Soalnya enggak ada temen.

"Enggak ah, game gue masih menjadi kesibukan gue. " jawab Jisung dan membuat Jaemin menghela nafas panjang.

Jisung ngeliat banyak aneka makanan ringan didalem minimart di sekolahnya, jarang banget dia kesini. Soalnya yang berduit aja yang masuk sini.

Mereka suka lebih memilih kantin yang makanannya lebih mengenyangkan dan murah meriah, beda sama minimart yang isinya makanan kembung kemasan semua.

Tapi, berhubung Jisung dan  Jaemin mau nonton yang eskul basket. Dan enggak ke pengen bulak balik nganterin piring makanan, alhasil mereka milih beli aneka ciki.

"Sung, lo pilih ciki lah. Gue mau bawa minumannya. "

"Hm, "

Jisung udah bawa empat ciki dengan ukuran sedang, dia jalan dan mau bayar ke mbak kasirnya. Beda sama Jaemin yang malah ngeliatin es krim dibalik kulkas.

"Berapa? " tanya Jisung.

"24 ribu, "

Kring kring

Ada yang masuk, Jisung nengok dan ngeliat Wonyoung yang masuk terus ngambil plester dirak depan dan langsung menuju meja kasir.

"Wonyoung. " panggil Jisung.

Wonyoung ngedongak. "Eh, Sung. Bukannya tadi udah pulang? "

"Iya, enggak jadi pulang. "

"Kenapa enggak pulang? "

"Mau aja kesini. "

Wonyoung senyum tipis dan ngasih plester nya ke mbak kasir. "Mau ngapain ke sekolah lagi. "

"Mau nganterin kamu pulang. "

Savage.

Bisa-bisanya Jisung bikin hati Wonyoung enggak karuan kayak gini.

TBC

Pacarku Cenayang 「Jisung X Wonyoung 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang