Myungjun sekarang berada dirumahnya, bukan dirumah orangtuanya, ia khusus membangun rumah itu untuk dirinya ketika ia lelah atau ketika ia ingin sendiri tanpa diganggu oleh siapapun.
Tak ada yang mengetahui kalo Myungjun mempunyai rumah sendiri.
Orangtuanya pun tak ada yang mengetahui.
, Dan sekarang ia sedang merebahkan tubuhnya diatas sofa.
Sofa yang telah ia rancang dengan kecerdasan buatannya.
Myungjun hanya tinggal mengucapkan, "ZΞUS" maka sofa tersebut akan mengeluarkan camilan, minuman, dan juga akan memijat kepala myungjun.
Sangat canggih.
Myungjun meminum jus, sebelum berucap, "Roger?" Ucap Myungjun memanggil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seketika dihadapan Myungjun menampilkan sebuah hologram "Yes, Dad?" Balas Roger.
Myungjun memakan camilan tersebut, setelah itu."Carikan aku nomor telepon jeon somi." ucapnya sembari memakan camilan tadi.
"Okay, mencari nomor somi diproses."
Tampilan dihadapan Myungjun memutar, sedang mencari. Dan tak lama setelah itu menampilkan foto beserta nomornya.
"Ditemukan, Dad!" Ucap Roger.
"Tolong kirim pesan padanya, aku ingin bertemu dengannya." Myungjun sekarang sedang dipijat oleh kecerdasannya, maka dari itu menyuruh Roger untuk mengirimkan pesan itu pada somi.
"Yes, Dad! pesan akan dikirimkan."
"Thank You."
Siapapun yang dihubungi oleh Myungjun, maka disitu akan langsung tertera namanya KMG.
Meskipun, orang itu belum menyimpan nomornya, tapi disitu akan langsung tertera namanya. Dan ketika urusan dengan orang itu selesai, nomornya akan menghilang.
Ia benar-benar sudah merancangnya sebaik mungkin.
, Myungjun dan juga somi sekarang sudah berada dicafe inxxxx, mereka sedang makan terlebih dahulu sebelum membahas tentang pernikahan kontraknya.
Myungjun sudah terlebih dahulu menghabiskan makanannya, setelah itu ia memberikan amplop berwarna coklat muda itu pada somi.
"Apa itu?"
"Kau bisa lihat didalamnya, aku malas menjelaskan."
Somi pun segera menghabiskan makanannya, tapi sepertinya ia terlalu buru-buru, jadilah dia tersedak oleh makanannya sendiri.
