20. Sumpalan kaus kaki

34 5 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang lumbayan jauh reyhan kini baru sampai di kediaman claudia.

Claudia turun dari motor reyhan, reyhan membantu claudia untuk melepaskan helm yang ia kenakan.

"Ko monyong sih" dengan kedua tangan menarik sudut bibir claudia " gini kan lebih cantik" menjadi garis bibir membentuk senyuman.

Akhirnya claudia tersenyum. "Apaan sih" claudia menepis lengan reyhan. Semburan merah tercetak jelas di kedua pipinya.

"Lo kalo jinak gini cantik tau gasih di"

Claudia membulatkan matanya "jinak? Sembarangan dikira gue hewan"

"Tuh kan buas lagi" reyhan memegang lengan nya yang terasa sedikit perih bekas pukulan claudia.

"Besok besok gue makan lu!"

"Jangan!!! Kalo lo makan gue tar pacar gue sama siapa? Masa iya baru jadian udah ngejanda" jawabnya dramatisir.

"Peduli amat! "

"Harus dong! Itu kan pacar gue, segalanya buat gue. Ya walaupun galak, nyebelin, rese, tukang makan, tukang marah marah. Tapi gue sayang" jawabnya menatap manik mata claudia " gimana dong?" Lanjutnya dengan pupy eyes. Membuat claudia seketika merasa jiji.

"Bidi imittt" ujar claudia meniru gaya reyhan tadi.

"Dasar tukang foto copyy!"

Sebagai jawaban claudia hanya menjulurkan lidahnya di barengi dengan ia menutup gerbang rumahnya.

Di balik gerbang reyhan tersenyum dengan kepala menggeleng saat melihat tingkah claudia yang menggemaskan.

Claudia mengintip reyhan dari gerbang saat reyhan mulai pergi dari depan rumahnya. Claudia tersenyum seketika pipinya terasa panas saat mengingat tentang reyhan.

Saat membuka pintu dilihatnya dua ular itu yang tengah berbincang dengan papihnya. Entah apa yang mereka bicarakan. Claudia tak peduli akhirnya ia melangkahkan kakinya masuk ke kamar. Dengan membanting pintunya sehingga menimbulkan bunyi dentuman.

_____

Satu bulan Semenjak kepergian sahara dan risa. Kevin menjadi jarang bicara. Apapun yang ligzi dan cia katakan sama sekali tak ia gubris. Wajah claudia yang begitu mirip dengan sahara membuat kevin lebih menyibukan diri di kantor di banding harus pulang kerumah. Kalopun harus, ia akan pulang larut malam setelah claudia tidur dan berangkat pagi sebelum claudia bangun.

Membuat claudia merindukan sosok papihnya. Saat mamihnya pergi tak adalagi sarapan pagi, tak ada lagi sosok yang begitu berisik saat pagi. Kini pagi claudia terasa begitu sepi. Papihnya telah berangkat jangan kan untuk mengajak sarapan bersama, bahkan sekedar bertatap muka pun rasanya ia lupa terakhir bertemu papihnya kapan.

Untunglah ada sosok reyhan yang selalu ada untuknya. Mengusir rasa sepi dalam hidupnya.

Seperti saat ini, dengan tak tau dirinya ia sudah membuat gaduh di depan rumah claudia. Dengan membunyikan klakson takhenti hentinya. Membuat claudia yang akan menyuapkan roti pada mulutnya ia urungkan.

Karena kesal dengan tingkah mahluk takjelas ini. Claudia mengambil sapu lalu berjalan dengan tergesah gesah kearah gerbang tak lupa ia menggulung lengan seragamnya.

Saat sudah sampai depan gerbang, claudia memukulkan ujung sapu itu tepat mengenai helm yang tengah reyhan kenalan.

Reyhan menghentikan aksinya membunyikan klakson. Dibukanya helm yang ia pakai. Dan menatak claudia tajam dengan satu alis terangkat.

Claudia yang di tatap tajam oleh reyhan membalas tak kalah tajam. Malah lebih tajam dengan tangan berkecak pinggang. "Brisik tau! Pagi pagi bikin rusuhh!" Lalu ia beranjak memasuki rumahnya kembali untuk mengambil tas dan mengenakan sepatu.

CLAUDIA&REYHAN (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang