15. kecewa

77 4 0
                                    

"Diva, jesi, putri sini masuk nak" panggil pa diki.

Claudia membulatkan matanya saat melihat tiga orang wanita yang memasuki kantor dan mereka adalah..

Wah kaga bener. Ngapain juga pa diki manggil dayang dayangnya si cia. Batin caludia.

Mereka masuk dan duduk tepat berada di depan claudia, sahara, ligzi dan cia. Sementara di samping kiri ada pak diki dan samping kanan ada kevin papih claudia.

"Silahkan jelaskan" pak diki memberi waktu kepada mereka untuk menjelaskan.

Diva bersuara " jadi gini pa, bu, om tante. Saya perwakilan dari siswa dan siswi yang menjadi saksi atas perkelahian antara cia dan claudia itu yang memulai lebih dulu adalah claudia."

"Iyah bener pa saja juga lihat saat cia sedang berjalan tiba tiba saja claudia mengambil minuman saya dan menyeborkannya tepat ke wajah cia" jelas jesi.

"BOHONG!" claudia berdiri dari duduknya. "Lo kalo ngomong yang bener yah! "

"Gue ngomong bener kali. Emang lo tau es siapa yang lo ambil? Itu es gue!" Jesi mencoba mempertahankan kedudukannya.

Caludia tak terima namun ia lebih dulu di tarik oleh sahara agar kembali duduk dan kevin memberikan tatapan tajam pada putrinya.

"Saya juga sama yang lain liat ko pa bagaimana claudia menyiram cia dan cia pun membalasnya dengan air munum yang ia bawa" jelas putri

"Ngarang!" Claudia memutar bola matanya malas.

Cia trsenyum miring dan mengedipkan matanya ke arah teman temannya yang berada di depannya.

"Lihat saja om, pa tante di sini yang paling babak belur itu cia tidak mungkin kan jika cia yang menyerang tapi cia yang babak belur. Biasanya yang di serang itu yang babak belur. Dan claudia tidak trluka hanya berantakan saja. Apa kelihatan kalo claudia yang di serang oleh cia? Bukan kah claudia lebih trlihat seperti pihak yang menyerang dengan ke adaanya saat ini?" Jelas putri. Putri memang pintar dalam hal membolak balikan fakta karena itu cia memanfaatkan putri untuk menjadi saki.

Seketika semua orang yang berada di sana menatap claudia dan cia yang sedang memegangi wajahnya.

"Cia cona ayah lihat wajah kamu nak" cia mengikuti permintaan kevin ia menurinkan lengannya. Seketika kevin membulatkan matanya.

"Claudia! Jelaskan!"

"Pihh! Aku engga mukul dia sampe kaya gitu pih!"

"Tapi tetep aja lo mukul cia kan?" Ucap putri.

Kevin menggelengkan kepalanya " papih ganyangka sama kamu. Mau jadi apa kamu hah! Kaka kamu sendiri kamu pukuli sampai babak belur seperti ini!" Kevin menyentuh wajah cia yang mememar dan trdapat bekas cakaran di wajahnya.

"Pih! Percaya sama aku. Aku engga mukul dia di bagian wajah. Aku hanya membalas memukul dia di bagian perut karena dia menendang kaki aku dia juga jambak rambut aku pih! Aku cuman melakukan apa yang dia lakukan aku engga sampe cakar apalagi mukul wajah dia pih! Ak__"

"Aku apa?! Sudah jelas buktinya dan kamu mau mengelak!!" Bentak kevin. Claudia mengepalkan lengannya.

"Pihh!_"

"Papih kecewa sama kamu claudia" kevin beranjak dari duduknya.

"Mas" sahara mencoba menenangkan suaminya.

"Pa saya serahkan anak saya pada bapa. Trserah bapa mau hukum dia apa. Dan saya ijin membawa cia pulang untuk mengobati lukanya"

"Pihhh!"

"Mass!"

"Ayo cia ligzi kita pulang" kevin tak memperdulikan teriakan claudia dan sahara.

Saat di ambang pintu kevin menoleh " sahara ayo pulang! Biarkan anak gatau diri itu untuk menyesali perbuatannya"

"Tapi mass"

"Ikut pulang atau tidak sama sekali" setelah itu kevin melangkahkan kakinya bersama cia dan ligzi.

Sahara menatap putrinya " nakk mamih janji mamih akan membujuk papih agar dia mau memaafkan mu. Semoga kamu menyesali perbuatan mu nak. Sungguh mamih kecewa sama kamu. Tapi mamih tetap memaafkanmu karena kamu anak mamih dan mamih berharap kamu akan merubah sikapmu dan menyesali semuanya?" Sahara menangis memeluk putrinya. Lalu ia beranjak dari duduknya dan berlalu meninggalkan claudia.

"Papihh!!"

"Mamihhhhh!!"

"Mihhhh!"

Cia berlari. Ia berhenti di ambang pintu saat melihat kaca mobil mamihnya yang menutup dan mamihnya tak menengok ke arahnya sama sekali bahkan jeritan claudia tak mengubris kevin dan sahara hanya untuk menengok ke arah putrinya.

Claudia merosot di ambang pintu. Ia menangis. Sungguh ia sangat sakit saat melihat kedua orang tuanya tak mempercayai dia anak kandungnya sendiri. Bahkan mereka tak memberikan waktu untuk claudia menjelasan apa yang sebenarnya trjadi.

"Claudia" panggilan itu tak membuat claudia menolehkan pandangannya.

"Karena orang tua kamu sudah angkat tangan dan menyerahkan semuanya pada saya. Kamu saya scor selama satu minggu dan kamu akan mendapatkan pantauan khusus dari kami dan apabila kamu melakukannya lagi. Trpaksa saya akan mengeluarkan kamu dari sekolah ini" mendengar penjelasan dari pak diki kepala sekolahnya claudia lalu beranjak dari duduknya ia berdiri tanpa menoleh caludia melangkahkan berjalan meninggalkan ambang pintu kantor membuat pak diki menggelengkan kepalanya.

Diva, jesi dan putri saling mengedipkan matanya dan bertos tangan dengan pelan mereka berhasil menjalankan rencana mereka untuk membuat claudia menderita.

"Diva, jesi, putri kalian boleh kembali ke kelas kalian"

☆☆☆☆

Claudia berjalan menyusuri trotoar dengan ke adaan kaki trtatih tatih menahan sakit karena bekas tendangan cia.

Claudia berhenti berjalan lalu ia menoleh ke arah taman di langkahkan kakinya ke arah bangku taman. Ia duduk termenung hingga, tetes demi tetes air hujan turun membasahinya. Air matanyapun kembali menetes terbawa guyuran hujan yang semangkin deras.

Aaaaaaagh!

Jeritanya sungguh pilu. Claudia adalah anak kesayangan. Belum pernah sekalipun papihnya membentaknya dan mamihnya, untuk pertama kalinya mamihnya tak mempercayainya.

Ia menangis tersedu sedu. Orang tuanya kecewa atas sesuatu hal yang salah dan claudia lebih kecewa saat orang tuanya sendiri lebih mempercayai orang lain dari pada dia anak kandungnya dan meninggalkan dia sendiri.

"Aku benci kaliannn!!!"

See you nex part bye bye💋💋


CLAUDIA&REYHAN (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang