___W I N T E R B L O O D___
Sudah lewat 5 menit Yein menunggu di sebuah café. Orang yang ditunggunya belum juga menampakkan batang hidungnya. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia tahu dari orang itu.
Tiba-tiba suara dering ponsel mengejutkan Yein. Karena keterkejutannya yang sedikit gaduh itu, pengunjung café pun melirik dengan tatapan sinis. Buru-buru ia mengangkat ponselnya.
"Halo?"
"Yein, kenapa tidak bekerja?"
Hanya dengan mendengar pertanyaannya saja, Yein sudah dapat menebak siapa yang sedang berbicara dengannya. "Ka Jimin. Maaf aku tidak memberitahumu."
"Apa terjadi sesuatu?"
Tiba-tiba Yein teringat tentang Jiyeon. Bayangan mayat Jiyeon malam itu muncul kembali di kepalanya. Mendadak dadanya terasa sesak. Air matanya mengalir begitu saja.
Jimin sepertinya mendengar lirihan Yein. Ia pun bertanya, "Ada apa? Kau menangis?"
"Kak... Jiyeon..."
"Ji– Jiyeon? Apa Jiyeon menghubungimu? Bagaimana kabarnya?" tanya Jimin begitu antusias.
"Jiyeon sudah meninggal."
"Eh, kenapa kau malah bercanda? Itu tidak lucu."
"Aku serius."
Tuutt... tuuttt...
Panggilan berakhir begitu saja. Mendengar kabar mendadak seperti itu, pasti Jimin sangat terpuruk. Apalagi sebelumnya Jiyeon benar-benar hilang tanpa kabar bak ditelan bumi.
Yein memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket. Ia hendak menggunakan punggung tangan untuk mengelap air matanya, namun tiba-tiba ada sapu tangan yang tersodor ke arahnya. Melihat itu, ia pun menoleh. Matanya berhadapan langsung dengan seseorang yang memberikan sapu tangan itu. Sekaligus orang yang telah ia tunggu sejak tadi.
"Kau pembunuh! Kau pembunuh!" kutuk Yein dalam hati. Ia tidak bisa mengatakan itu sekarang karena ia harus menggali informasi dari lelaki tersebut.
Dialah Jeon Jungkook.
"Ada yang ingin kau katakan?" tanya Jungkook.
Yein mengalihkan wajahnya.
"Setidaknya gunakan ini untuk mengelap air matamu," ujar Jungkook.
Agar tidak terlihat mencurigakan, Yein menerima benda itu. "Terima kasih."
Jungkook menarik kursi di hadapan Yein lalu duduk disana. "Kau mengajakku bertemu? Ada apa?"
"Kakakmu, Kim Taehyung, baru saja dibawa ke kantor polisi," ucap Yein sembari menunggu reaksi Jungkook. Namun lelaki itu terlihat tenang-tenang saja.
"Aku sudah menduganya. Apa kakakmu yang memberitahu?" tanya Jungkook.
Yein menganggukkan kepalanya. "Katanya, kakakmu melakukan pembunuhan berantai. Pasti sangat berat hukuman yang akan didapat."
"Aku tahu."
"Kau bilang sudah menduganya, berarti kau tahu selama ini kakakmu melakukan pembunuhan?" tanya Yein.
Jungkook menyenderkan punggungnya pada punggung kursi kemudian melipat kedua tangan di depan dada, menatap lurus ke netra Yein. "Kau beralih profesi sebagai detektif?"
Yein menghela napas panjang. Memang tidak akan mudah mengajak kerjasama dengan Jungkook. "Kau orang terdekatnya. Tidak akan lama lagi, polisi pasti mencarimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER BLOOD
FanfictionJung Yein sangat bersemangat ketika memiliki alasan untuk tinggal di Busan dan bertemu setiap hari dengan sang kekasih, Jeon Jungkook. Namun selama berada di sana, ia malah sering mengalami hal-hal janggal dan semakin bertambah parah ketika ia berad...