___W I N T E R B L O O D___
Setelah mendapat panggilan dari Namjoon untuk datang ke rumah sakit, Hosek pun bergegas menuju kesana. Ia khawatir terjadi sesuatu pada Taehyung. Untungnya Namjoon dan Mijoo mengajak bertemu hanya untuk membicarakan perihal kasus Taehyung. Saat mereka mulai berdiskusi di kantin rumah sakit, seseorang lelaki berjas putih menghampiri mereka.
"Permisi, kalau boleh tahu. Apa anda yang menangani kasus Kim Taehyung?"
Hoseok, Namjoon, dan Mijoo pun sontak menoleh ke lelaki itu dengan kompak. Melihat lelaki itu menatap Hoseok, menunggu jawaban darinya, Hoseok pun mengangguk ragu.
"Benar. Anda mengenal Kim Taehyung?" tanya Hoseok.
Lelaki itu mengangguk cepat, "Saya kakak kandung Taehyung. Kim Seokjin."
Mereka bertiga pun terkejut. Padahal Taehyung mengaku anak tunggal dan tidak memiliki kerabat. Namjoon pun menarik kursi kosong di sebelahnya, mempersilahkan Seokjin duduk.
"Apa anda ingin bekerja sama dengan kami?" tanya Namjoon.
Seokjin mengangguk dan duduk di kursi tersebut. "Tapi sebagai gantinya, bisakah kalian membantu saya untuk tidak memenjarakan Taehyung?"
"Eh, bagaimana bisa? Dia sudah membunuh banyak orang," ucap Mijoo merasa keberatan.
"Memang benar. Tapi bukankah ada keringanan untuk pelaku yang memiliki kelainan jiwa? Saya tidak meminta kalian melepaskan Taehyung, saya hanya ingin kalian menahannya di rumah sakit jiwa untuk membantu kesembuhannya. Tolong bantu Taehyung. Dia hanya anak malang yang tidak tahu apa-apa."
Mijoo hendak memprotes lagi tetapi Hoseok segera mencegahnya dengan menahan lengannya. "Tergantung seberapa serius anda bekerjasama dengan kami. Maka akan kami pertimbangkan untuk hal itu."
Mendengar itu, Seokjin tersenyum senang. "Saya akan membantu."
"Tapi kami tidak janji memenuhi keinginan anda. Saya hanya mencoba bantu Taehyung mendapatkan keringangan. Semua keputusannya tetap ada di tangan hakim."
"Tidak masalah."
"Detektif Jung, bolehkah aku bertanya satu hal pada Dokter Kim?" tanya Namjoon. Melihat Hoseok mengangguk, Namjoon mengalihkan pandangannya pada Dokter Kim. "Dokter Kim, apa anda mengenal Jeon Jungkook?"
Nama itu terdengar tidak asing di telinga Hoseok. Kalau tidak salah itu nama kekasih Yein, kan? Ia pun menatap Namjoon dengan penuh tanya sekaligus khawatir. "Ada apa dengan orang itu?"
Namjoon hanya diam. Membiarkan Seokjin yang menjelaskannya semua. "Jungkook adalah orang yang paling dekat dengan Taehyung sejak di panti asuhan. Saya akan menceritakan bagaimana mereka bertemu."
.
.
.
"Aku rasa sudah cukup basa-basinya. Sekarang, bagaimana kalau kita mulai proses operasi donor jantungmu?" tanya Suga.
Yein menggeleng pelan, "Tunggu. Aku rela kalau jantungku diambil untuk orang yang masih memiliki peluang hidup. Tapi kau sendiri sadar kekasihmu telah tiada. Jantungku hanya akan sia-sia."
Plak.
Tamparan sangat keras itu mengenai wajah Yein. Ia bisa merasakan rahanganya sedikit bergeser.
"Kau banyak omong sekali!" geram Suga. Ia mencengkram kedua pipi Yein dengan tangan kanannya. "Apa kau punya kata-kata terakhir?"
Keringat mulai mengalir di kening Yein. Tamparan Suga masih membekas dipipinya. Bibirnya yang kelu tak bisa berkata apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER BLOOD
FanfictionJung Yein sangat bersemangat ketika memiliki alasan untuk tinggal di Busan dan bertemu setiap hari dengan sang kekasih, Jeon Jungkook. Namun selama berada di sana, ia malah sering mengalami hal-hal janggal dan semakin bertambah parah ketika ia berad...