___W I N T E R B L O O D___
Yein merapihkan tasnya dan bersiap meninggalkan ruangan. Waktu sudah menunjukkan jam istirahat dan ia akan makan siang dengan Jungkook. Namun ia teringat buku note kecil yang belum ia berikan pada Jimin. Ia segera menghampiri meja Jimin. Melihat Jimin yang tengah sibuk dengan laptopnya, Yein pun mengetuk meja untuk menarik perhatiannya. Sang pemilik meja pun mengalihkan pandangan dari layar laptop.
"Kepala Park, apa ini punya anda?" tanya Yein setelah Jimin mengalihkan pandangan dari layar laptop pada buku yang Yein letakkan di atas meja.
Jimin menggeleng pelan. "Memangnya masih ada orang yang memakai buku note?"
Mendengar itu membuat Yein bingung. "Anda ingat lelaki asing semalam? Dia mengikutiku dan mengatakan kalau benda ini tertinggal di meja," ucapnya.
"Sungguh? Seharusnya kau tidak menerimanya. Hati-hati dengan modus penipuan seperti itu," ucap Jimin. Ia mencoba memeriksa buku itu, jaga-jaga kalau ada sesuatu yang mencurigakan dan berbahaya. Karena tak ada yang mencurigakan, ia pun meletakkannya kembali di atas meja. Pasti itu buku baru karena tidak ada coretan apapun di setiap lembarnya.
Yein hampir lupa kalau ia tengah buru-buru sekarang, takut Jungkook menunggu lama. "Kalau begitu, saya permisi dulu. Kita bahas lain waktu saja. Selamat istirahat," ucap Yein cepat. Ia kembali memasukkan buku ke dalam tas.
Tanpa menunggu balasan Jimin, Yein segera melangkah cepat keluar gedung. Di luar sudah ada Jungkook yang berdiri menunggu.
"Jung!" seru Yein. Begitu tiba di hadapan Jungkook.
Jungkook tersenyum lalu mengusap puncak kepala Yein dengan lembut.
"Tidak dingin?" tanya Yein saat menyadari Jungkook hanya memakai kaos lengan panjang berwarna hitam dengan celana jeans. Ia mengangkat kedua tangannya dan mengusap rahang tegas Jungkook.
"Hmm, hangat kok," ucap Jungkook yang menikmati usapan tangan Yein yang hangat dan lembut di wajahnya.
Yein terkekeh dan menarik tangannya kembali. Mereka pun bergandengan tangan saat melangkah menuju tempat makan yang tidak terlalu jauh dari kantor.
Setibanya di tempat tujuan, mereka duduk berhadapan di dekat jendela.
"Bagaimana semalam? Urusanmu sudah selesai?" tanya Yein begitu mereka selesai memesan makanan.
Jungkook hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
"Urusan kantor ya? Kenapa mendadak sekali?" tanya Yein lagi.
"Uhm, ya. Begitulah," jawab Jungkook singkat yang sepertinya tak ingin membahas topik itu lebih lanjut. Ia bahkan mengganti topik pembicaraan, "Tidurmu nyenyak semalam?"
Yein yang tidak mau ambil pusing pun menjawab pertanyaan Jungkook dengan anggukan kepala. Tiba-tiba ia teringat kejadian semalam. "Oh ya, Jung. Semalam aku bertemu seseorang yang mencurigakan."
Tepat sekali makanan yang mereka pesan tiba. Yein menuangkan isi teko ke dalam gelasnya dan gelas Jungkook.
"Sungguh? Bagaimana bisa?" tanya Jungkook penasaran.
"Semalam aku makan dengan rekan kerjaku. Selama makan, seorang lelaki yang mencurigkan berkali-kali memperhatikan aku dan membuatku tak nyaman. Saat dalam perjalanan pulang, dia mengikutiku dan tiba-tiba mencengkram pundakku. Untungnya posisiku tidak jauh dari kantor polisi. Petugas polwan keluar dari sana dan menolongku. Lelaki itu beralibi kalau ia hanya ingin mengembalikan buku note yang dia kira milikku," jelas Yein.
"Buku note?" ulang Jungkook memastikan.
Yein mengangguk. Ia merogoh saku mantelnya dan menyodorkan buku note dengan cover bunga Camellia itu kepada Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER BLOOD
FanfictionJung Yein sangat bersemangat ketika memiliki alasan untuk tinggal di Busan dan bertemu setiap hari dengan sang kekasih, Jeon Jungkook. Namun selama berada di sana, ia malah sering mengalami hal-hal janggal dan semakin bertambah parah ketika ia berad...