22. Tired

909 180 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading


Menemani Yeonjun menghabiskan sarapan pagi, aku menunggu sambil mengupas beberapa buah sebagai penunjang daya tahan tubuhnya.

"Kenapa ga dihabisin buburnya?"

"Mau ke kamar mandi bentar"

"Oh, yauda sini aku bantu. Pelan-pelan berdirinya."

Yeonjun tersenyum simpul seraya menerima bantuanku untuknya "kamu ga ke sekolah bareng Soobin?"

Ketepatan sekali lelaki bertubuh jangkung itu baru saja menelepon dan membuat ruang inap Yeonjun kebisingan karena nada dering ponselku.

"Jalannya diliat Jun, nanti jatuh"

"Vey–"

"Iya aku ga sekolah hari ini. Udah ya, aku lagi malas bahas ginian."

"Tapikan kamu dah mau ujian. Nanti kalau ga paham materinya gimana?"

"kamu kan pintar, ya nanti tinggal belajar bareng aja."

"Livia aku–"

"Yeonjun udah deh, aku lagi malas berdebat sama kamu tahu ga?"

Brak

"Livia." panggil Soobin menghentikan perdebatan singkat antara aku dan Yeonjun.

"S-soobin?"

"Kenapa aku hubungi ga diangkat? Udah jam berapa ini? Kamu mau telat?"

Aura Soobin berubah. Sepertinya ia sedang dalam mood yang kurang baik.

"Kamu berangkat gih, aku bisa ke kamar mandi sendiri kok."

"Tapi–"

"Ga apa-apa, pergilah. Belajar yang bagus!" tukas Yeonjun tersenyum kemudian.

Aku diam, membiarkan ia mulai melepaskan diri dari pegangan tanganku.

"Aku janji bakal pulang cepat hari ini."

"Hmm, hati-hati ya." Yeonjun mengangguk paham, setelahnya aku pun pergi bersama Soobin yang menunggu diambang pintu masuk.





















"Kamu kenapa sih?"

"Eung?"

"Kalau udah sama Yeonjun aja, dihubungi tuh susah banget!"

"Aku tadi lagi bantu dia buat jalan ke kamar mandi Bin, jadi susah buat angkat teleponnya."

"Ya tapi ga sekali ini aja Vey."

"sebenarnya yang kenapa itu kamu tahu ga?"

"masih pagi juga udah ngajak berdebat mulu!"

"Aku–"

"Maaf, tapi kita sudah sampai di sekolah Tuan dan Nona muda." Ujar Paman Kang supir pribadinya Soobin.

Biasanya dia mau diantar gini kalau lagi malas bawa motor atau lagi dalam mood yang tidak baik.

Hendak turun, tanganku sempat ditahan oleh Soobin. "Pulang sekolah sama aku."

"Hm"

"Vey..."

"Yauda iya, ribet banget sih!" jawabku langsung pergi dan meninggalkannya di mobil.

Ntahlah, aku juga tak mengerti dengan perasaan ini.

Tapi rasanya aku lelah harus bersikap baik di hadapan semua orang. Bahkan kepalaku tak lagi mampu membedakan mana sikap yang baik dan mana yang tidak.

Sekali lagi, aku lelah.

Hanya itu.

.
.
.
To be continued

[√] HEARTBREAK || ʸᵉᵒⁿʲᵘⁿTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang