21. First time

887 181 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading

"Kalau ga bisa liat darah, alihin aja pandangan kamu ke Livia. Oke?"

Canda Om Kim hendak mengambil sampel darah di lengan Yeonjun menggunakan suntik.

Terkadang aku heran karena beliau juga bersikap seolah mendukung hubunganku dan Yeonjun. Padahal, ia bersikeras bahwa aku dan Soobin harus bertunangan secepat mungkin.

Ntah plot twist macam apa yang ada dipikiran seorang dokter sepertinya. Yang jelas, siapa pun itu pasti akan menyayangi Om Kim layaknya Ayah sendiri. Ia punya pesona yang begitu hangat.

Kembali pada situasi, kulihat Yeonjun tengah mengernyit saat jarum suntik itu mulai masuk ke tubuhnya.

"Aku baik-baik saja."

Lagi dan lagi, aku terkejut dibuatnya. Yeonjun yang tadinya mengernyit sekarang justru memberiku ketenangan.

Dia ini kenapa?? dia yang sakit tapi dia juga yang memberiku semangat.

"Hasil tes akan keluar tiga hari kedepan. Yeonjun, kamu banyakin istirahatnya ya?"

"dengerkan dokter bilang apa? Kamu tuh jangan suka main sama anak-anak yang sering singgah ke rumah sakit ini!"

"aku kan cuma main Vey. Lagian mereka itu lucu tahu."

"Sudah-sudah, kalian ini selalu saja bertengkar!" tawa seorang suster sambil menyiapkan kursi roda Yeonjun.

Setelahnya aku pun Membantu Yeonjun untuk turun dari bangsal menuju kursi roda. Namun, kegiatan itu terhenti saat Om Kim menghentikan pergerakannya.

Menarik baju rumah sakit Yeonjun kemudian.

"Yeonjun kamu jatuh?"

"O-ohh, engga dok–"

"Nah iya Pa, Livia tadi mau tanya ini juga." potongku sebelum Yeonjun mencebik pertanyaan itu. "ga cuma di tangan kakinya, di bagian perut dia juga ada Pa." lanjutku membuat Om Kim terdiam penuh arti.

Lama dalam keadaan berpikir, pada akhirnya kami pun disuruh untuk tak perlu begitu mengkhawatirkannya. Beliau menyarankan Yeonjun untuk banyak istirahat dan jangan memikirkan banyak hal.

Biasa saja. Begitu singkatnya.

"Yakin mau jalan Jun?"

Tanyaku ragu, karena ia baru saja menolak untuk dibantu naik ke kursi roda.

"Aku kuat lo Veyy, nih liat nih otot aku!"

"Otot apanya?! Tulang semua gitu."

"Yaampun kalian berdua jangan bertengkar mulu sejam tidak bisa?"

"Enggak bisa!"

Baiklah yang baru saja itu jawaban kami serentak.

Iya, memang benar adanya. Baik aku dan Yeonjun sama-sama keras kepala dan susah mengalah. Alhasil kapanpun salah satu dari kami merasa dikucilkan pasti akan langsung meledak. Dan berakhir dengan pertengkaran kecil.

Tapi ya,

kalian pasti mengerti kan? Ketika seseorang membuatmu kesal secara berketerusan dan sering menghabiskan waktu bersama, pasti akan menimbulkan rasa nyaman.

Sial, aku baru saja meragukan perasaanku yang sesungguhnya.

Apa aku ini cuma merasa nyaman dengan Yeonjun. Atau aku memang mencintainya?

Hahh.., perasaan baru untuk Soobin ini benar-benar membuatku gila sampai berpikir bahwa aku hanya mempermainkan perasaan Yeonjun.

"Vey, besok aku boleh titip beliin boneka nggak?" tanya Yeonjun membuyarkan lamunanku.

"Boneka?"

"Iya. Kamu kan udah sibuk-sibuknya sekolah buat ujian nih, pastikan nanti pulangnya bakal telat terus"

"Lalu hubungannya apa?"

"Heishh–"

"sendirian di sini tuh ga enak tahu! Aku cuma ga mau kesepian aja."

Diam. Begitulah yang kulakukan.

"Ga perlu yang mahal. Aku juga titip beliinnya pakai uang ak–"

"Yauda iya liat besok. Ayo masuk, kamu belum minum obat sore kan?"

"Iissh, Vey beliin yaa"

"Veyy..."

"yayaya?"

"Yauda iya aku beliin! Berisik banget tahu ga sih?"

Sungguh, pikiran ini membuatku jadi berperilaku tidak seperti yang ku mau. Bahkan aku baru saja membentaknya?

Oh, aku mulai gila.

"M-maaf."

Lihat?! Livia lihat apa yang baru saja kau lakukan padanya.

"Yeonjun aku–"

"Sstt, iya udah ga apa apa."

"aku minta tolong kamu siapin makan aja ya? Biar aku bisa minum obatnya." lanjutnya tenang lengkap dengan senyuman menyakitkan itu.

Untuk yang ini, tolong katakan kalau kamu tuh ga baik-baik aja, Jun.

.
.
.
To be continued

[√] HEARTBREAK || ʸᵉᵒⁿʲᵘⁿTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang