prolog

4 2 0
                                    

Sekarang hari Senin, aku menghembuskan nafas kesal saat mengetahui hari ini upacara tak akan ditunda, padahal ini adalah hari pertama masuk setelah libur panjang berminggu-minggu yang lalu. Dengan gontai aku melangkahkan kaki menuju gerbang sekolah, segera kutelfon kedua sahabatku, Cika dan Dinda untuk menanyakan keberadaan mereka.

Dan seperti biasa, jawaban mereka tetap sama seperti biasanya, Dinda sudah berada di kelasnya sejak pagi, dan Cika tentunya akan datang nanti, jika bel masuk akan berbunyi.

Setelah mencari tempat duduk, segera aku letakan tas ku di barisan tengah lalu meminta Dinda untuk datang karena kami tidak sekelas. Jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh, suasana tak ramai juga tak sepi. Banyak wajah baru di kelas yang tak kukenal jadi kuputuskan untuk keluar.

Hawa dingin pagi hari menembus seragam sekolahku sehingga membuatku agak kedinginan, kukira aku sudah sembuh total dari demamku kemarin, tapi ternyata masih agak pusing. Di kejauhan kulihat Dinda datang sambil berlari kecil. Aku menebar senyum padanya, ia langsung memelukku begitu erat

"Kangen" rengeknya padaku membuatku begitu gemas padanya

"Iya iya yaampun, lepas ah udah" balasku sehingga dia melepaskan pelukannya

"Cika belum sampe ?"

"Belum"

"Kalo gitu kita ke UKS dulu yuk, hari ini ada jadwal" ajaknya padaku

"Iya yuk"

🥀

Dinda menyuruhku untuk berbaring di kasur karena tadi hampir saja aku terjatuh karena pusing

Kulihat teman teman yang lain kerepotan mengurus siswa yang sakit, sebagian besar bertugas di lapangan, dan sisanya berjaga di UKS, sebenarnya hari ini aku bertugas di lapangan bersama angkatan kelas 10, namun terhalang karena masalah sakit kepala ini

Setelah meminum obat pereda sakit kepala, aku merasa bugar dan tak sakit kepala lagi, ingin rasanya ikut membantu menangani siswa yang sakit hari ini, namun Dinda melarang ku ikut ambil bagian

Karena tak tahan akhirnya aku ikut bergabung dalam barisan adik kelas angkatan kelas 11 yang sedang mengobati siswa

"Kak Bulan ?, Boleh minta tolong ?" Ada seorang adik kelas yang memanggilku dari belakang

"Ada apa ?" Aku berdiri menghadap dirinya

"Anu itu kak, di luar ada kakak kelas yang sakit, berdarah gitu, tapi aku gak berani obatin, kakak bisa bantu obati ?" Pintanya dengan wajah serius

"Boleh, emangnya lukanya parah ya sampe kamu gak berani obatin ?" Tanyaku penasaran

"Nggak terlalu sih, tapi aku gak berani kak"

"Yaudah kamu urus yang ini ya" tunjukku pada siswi yang kutangani

"Iya kak makasih"

Segera aku mengambil kotak P3K lalu berjalan keluar UKS, kulihat ada siswa yang tengah bersandar di depan UKS dengan pelipis dan sudut bibir yang berdarah

Aku langsung mengenali dirinya begitu ia menatapku

Dia Bintang, salah satu siswa terpopuler di sekolah bahkan hingga ke sekolah-sekolah lain, dia salah satu siswa berprestasi di sekolah baik akademik maupun non-akademik meskipun ia berprestasi namun ia juga salah satu siswa yang bolak-balik masuk ruang BP dan dicap sebagai siswa yang nakal oleh guru-guru walaupun begitu ia tetap menjadi idola kaum hawa, kudengar sifatnya dingin, jadi sekarang aku tak penasaran lagi kenapa adik kelas itu tak berani mengobatinya

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang