#01

1 1 0
                                    

Sudah beberapa hari ini aku menjadi objek pengamatan dari sosok di sebelah ku, berkali kali ia tertangkap basah olehku, namun anehnya malah aku yang memalingkan muka darinya

Begitu sulit membujuk Ryan untuk bertukar tempat duduk, biasanya jika ku iming iming imingi traktiran ia akan luluh dengan mudah, tapi kali ini ia malah menyuruh ku untuk bilang kepada Bintang agar pindah ke depan menempati tempat duduk Cika

Sejak tadi Pikirku tak fokus dengan penjelasan Bu Indah dengan rumus rumusnya, aku menunggu waktu yang tepat untuk bicara pada makhluk di samping ku, beberapa kali aku kepergok meliriknya membuatku semakin ragu untuk bicara, 5 menit lagi bel istirahat akan berbunyi, aku jadi kikuk untuk memulai bicara pada Bintang

"Pinjem HP mu"

Aku menoleh saat mendengar suara berat di sampingku

"B-buat apa ?" Jawabku sambil berbisik

Alih alih menjawab ia malah menatapku datar, kurasa diamnya mengisyaratkan jika ia tak mau menjawab

Akhirnya kuserahkan HP ku padanya, lalu mencoba fokus ke depan sambil sesekali mengawasinya

Tak sampai semenit ia mengembalikan HP ku, aku mengambil nafas panjang lalu mulai bicara padanya

"Kamu mau gak tuker tempat duduk sama Cika ?" Tanyaku padanya

Ia menatapku datar, lalu menggelengkan kepala

Haisshhh ada apa ini ? aku semakin kesal mendengar jawabannya

Ini benar-benar baru pertama kali aku bertemu dengan makhluk aneh seperti Bintang

Bisa bisanya dia menolak duduk dengan temannya sendiri ? Apalagi Ryan cukup dekat dengannya, semuanya bertambah aneh sekarang

Aku menghembuskan nafas beratku lalu mencoba fokus ke papan tulis

🥀

Aku menunggu Cika dan Dinda di rooftop, sudah menjadi kebiasaan kami bertiga saat jam istirahat, kami lebih sering berkumpul dan makan di rooftop daripada di kantin

Pikiranku sekarang kacau, mencoba mencerna semua hal aneh yang akhir akhir ini terjadi, namun akhirnya teralihkan dengan sosok tampan yang sedang menggiring bola di lapangan, Raga Ramadhana, cinta monyetku bertahun tahun lalu, menatapnya begitu menenggelamkan pikiranku

Sedangkan di lapangan basket kulihat Bintang dan teman-temannya sedang bermain basket, aku tertegun melihat ia tersenyum, jika diperhatikan senyumannya sangat manis, sangat berbeda dengan raut muka datarnya itu, di sisi lapangan tentunya banyak gadis yang bersorak Sorai ketika Bintang memasukan Bola ke dalam ring

Aku memalingkam pandanganku saat kudengar suara tawa Cika dan Dinda dibelakangku

"Lihat apaan Lan ?" Cika menubruk ku dari samping dan ikut duduk

Aku mengaduh berlagak kesakitan

"Langit" jawabku asal

"Boong" tukas Dinda

"Lagi ngelihatin doi yaaa" lanjutnya dengan tawa jahil

"Apasih gak ada" aku mencomot roti dan air mineral dari tangan Dinda

"Gak asik ah si Bulan" Gadis berambut pendek di sebelahku mulai memakan rotinya

"Iya, gak asik ah" Dinda menyahut

"Iya ah terserah" aku memakan roti isi coklat di tanganku

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang