Hari telah menjelang malam, kini kami telah sampai di pekarangan rumahku, aku menyuruh Bintang untuk menunggu sebentar sembari aku mengambil jaket yang telah kubeli untuknya, aku menyodorkan bingkisan itu padanya, ia terlihat kebingungan
"itu jaket,sengaja kubeli untukmu, aku gak suka berhutang budi, jadi jangan ulangi lagi yang kemarin" jelasku membuat ia tersenyum tipis padaku
"banyak pertanyaan yang harus kujawab, tapi bukan sekarang" aku yakin ia sedang membicarakan pertanyaan-pertanyaan di kepalaku sekarang, aku hanya mengangguk mengerti, tak berapa lama ia lalu pergi, aku tak pernah menyangka aku dan Bintang akan jadi seperti ini sebelumnya.
🥀
Aku memasang muka masam begitu Bu Indah memberi tugas kelompok kepada kami, satu kelompok berisi 4 orang, dan bisa ditebak siapa kelompokku, Yap ! Benar sekali, Bintang, Cika, dan Ryan, jujur aku lebih memilih diurutkan sesuai absen daripada harus satu kelompok dengan Bintang karena aku masih dalam fase berusaha menjauhinya, tapi kenyataan yang kuhadapi malah sebaliknya, kami dekat karena paksaan keadaan
kuhembuskan nafas berat, beberapa hari ini tugas yang diberikan sekolah sangat banyak, entah itu tugas individu ataupun kelompok, ah aku jadi begitu iri melihat anak kelas IPS yang terlihat santai, Cika dengan semangat menoleh menghadap aku, aku dengan malas menyimak omonganya sambil memasukan buku-buku ke tas
"kita kerjain nanti sore gimana ?" ajak Cika pada kami bertiga
"boleh juga, sekalian malam mingguan" sahut Ryan
"Malam Sabtu keles" sahut Cika
"Yaelah, anggep aja malem Minggu" mereka berdua bertatapan sengit
"terserah, tapi di rumah siapa ?, Atau mau di cafe aja ?" Tanyaku malas
"jangan di rumahku" jawab Ryan dan Cika bersamaan, aku memandangi keduanya dengan wajah masam
"terus di rumah siapa ?, Jangan di rumahku pokoknya, kemarin ibu pulang bawa banyak barang, masih berantakan" alih-alih menjawabku, Ryan dan Cika malah saling berpandangan lalu melirik Bintang di sebelahku yang bersiap untuk pulang
Bintang hanya menghembuskan nafas kecil lalu menjawab "oke"
Cika dan Ryan kegirangan mendengar jawaban Bintang
"mau bareng ?" ajak Bintang padaku, aku terkejut saat semua orang menoleh, buru-buru aku menggelengkan kepala dan langsung berlari keluar kelas mendahuluinya, jika begini terus semua orang akan tau tentang apa yang terjadi padaku dengan Bintang
🥀
Cika menelpon ku saat aku dan Ryan hampir sampai di rumah Bintang, ia berkata bahwa ban motornya bocor, jadi ia harus menunggu di bengkel, mendengarnya otomatis aku langsung menepuk punggung Ryan untuk berhenti, aku turun dari motornya lalu kusuruh dia untuk menjemput Cika, awalnya dia tak mau tapi karena paksaan ku akhirnya bocah itu mau juga, ponsel ku bergetar saat kulihat Ryan sudah tak ada hadapanku sekarang, ternyata Bintang, tanpa pikir panjang langsung kuangkat
"halo ?"
"Kamu dimana ?" Tanya Bintang
"udah deket, rumah kamu yang mana ?" Pandangan ku kesana kemari mencari rumah bercat putih yang ia maksud
