#10

2 0 0
                                    

Baru aku melangkahkan kaki ke koridor tiba-tiba Icha menarik pergelangan tanganku dengan kasar, ia membawaku ke belakang aula, dimana hanya ada kami berdua di sana, kudengar ia mendapat peringatan oleh Kepala Sekolah kemarin

padahal itu termasuk kekerasan fisik dan mental, aku tak heran, karena Ayahnya adalah salah satu penyumbang terbesar di sekolah kami

setidaknya ia tidak membawaku ke tempat ramai seperti kemarin, jika itu terjadi mungkin aku tak akan bisa menahan amarahku sekarang

"maksud kamu apa ?" Ia melepaskan tanganku dengan kasar

"apaansih" jawabku ketus

"gak usah pura-pura, kamu masih dekat-dekat sama Bintang kan ?!"

Aku terdiam, "hahah bener kan ?, emang ga tau malu ya" ia mendorong bahuku

"kalau iya kenapa ?" Aku mulai membenarkan apa yang ia bilang

"ga tau diri ?, Ngaca dong, udah aku bilang kan, kamu itu ga cocok, nggak selevel sama dia" kini aku mencoba untuk tenang

"kalau aku ga cocok, emang kamu cocok ?" Jawabku bertanya balik

Ia tersenyum sinis, aku menepis tangannya yang bersiap mencengkeram seragamku

"kamu pikir Bintang mau sama cewek yang punya jiwa pembully ?, Kamu pikir Bintang mau sama cewek yang kasar ?, Harusnya kamu yang ngaca" kulihat amarah di matanya

"Oh gitu, tunggu aja, bakal kusebarin ke orang-orang kalau kamu itu cewek gatel, cewe gak bener" ia tersenyum lalu menubruk pundak ku

"Sebarin aja, aku gak akan peduli lagi, aku rasa semua orang juga tau siapa yang ngada-ngada" langkah Icha terhenti sejenak lalu kudengar ia berlari

Aku menghembuskan nafasku sejenak, kali ini aku berhasil melawannya

🥀

Entah senang atau sedih, tapi hatiku kini lega, walau telingaku panas mendengar omongan orang-orang, tapi setidaknya semuanya baik-baik saja, aku dan Bintang kembali seperti dulu, keadaan ibunya juga telah membaik, sekarang aku juga tak peduli dengan omongan orang-orang saat aku dan Bintang pulang bersama, atau kami kepergok jalan berdua, bisa kukatakan aku mulai nyaman dengannya

namun aku bimbang oleh satu hal, yaitu apakah aku masih menyukai Raga ?, Walau kini aku bersama bintang, tapi kenapa aku masih sering memperhatikannya diam-diam ?, Apakah mungkin aku menyukai dua orang disaat bersamaan ?, Aku pun bahkan tak tau apa aku menyukai Bintang atau tidak, kupikir sudah saatnya aku melupakan Raga, lagipula Dinda juga menyukainya, bagaimana bisa aku menghianatinya ?

Tiba-tiba aku mendapat notif dari Instagram, akun bintang memfollow ku, setelah ku follback iseng aku mengecek siapa saja yang diikutinya, aku terkejut, tak ada satupun akun perempuan disana, padahal mayoritas pengikutnya adalah kaum hawa, tapi ia hanya memfollow gerombolan temannya dan juga aku

Bel pulang sekolah berbunyi, tas Bintang tak ada di kursinya saat aku baru saja kembali dari kantin, Ryan dan yang lain juga tak ada

"Halo ?" Bintang menelponku

"Maaf, aku pulang duluan" ujarnya dengan suara berat

"Gapapa, kamu dimana ?" Tanyaku penasaran

"Mau nongkrong sama temen-temen"

"Oh, oke"

Akhirnya aku pulang sendirian naik gojek

Sesampainya di rumah, kubaringkan tubuhku di atas ranjang, meregangkan beberapa sendi dan otot yang pegal karena olahraga tadi, iseng kubuka chat lalu beralih ke Instagram, aku terdiam beberapa saat waktu melihat fotoku ada di postingan Bintang, 15 detik lalu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang