BAGIAN 11: MASIH DEBBIE DAN LILO LAGI

1.1K 43 0
                                    

BAGIAN 11: MASIH DEBBIE DAN LILO LAGI

Semakin hari, aksi Debbie semakin sadis! Membuat Lilo makin miris merintih...

Tapi belum... belum ada air mata menitik. Lilo hanya sedikit keki.

Malam ini, Debbie sudah merias diri dengan sapuan make up yang membuat sepasang matanya semakin terlihat mistis dan seksi. Gaun tanpa lengan berwarna hitamnya tampak mengundang. Mengundang nyamuk untuk nemplok. PLAK! Debbie baru saja membunuh nyamuk kurang didikan tersebut. Lalu menyentilnya ke arah Lilo yang duduk termangu di sofa. Lilo dengan kaos oblong dan celana pendeknya yang siap untuk tidur.

"Mau kemana, Deb?", tanya Lilo.

"Have fun go mad! Mau minta ampun sama DJ... hehehe...", sahut Debbie. "Mobil gue pake, ya..."

Lilo menggeleng. "Gaggg boleeee..."

"Loh??? Itu kan mobil Alejandro... yang notabene, mobil gue juga..." Debbie masih terkekeh.

"Maksud gue, gak boleh pergi..."

"Loh??? Sapa loooo?" Debbie mengibas. Lalu langsung menggamit kunci mobil dari kotak penyimpanan kunci yang tergantung di dinding ruang tamu. Kemudian melambaikan tangannya sambil melenggok ke arah luar.

Lilo menarik nafasnya kuat-kuat. Lalu bergerak cepat ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Saat derum mobil yang di nyalakan Debbie terdengar, Lilo sudah berlari turun kembali. Siap menguntit si meong Debbie.

***

"Abisin! Abisin!!!" Teman-teman lama Debbie sudah berteriak menyemangati Debbie untuk meminum habis cairan kebiruan di sebuah gelas berukuran mini. Tapi harganya tidak mini.

Lilo sudah duduk tak seberapa jauh dari keramaian yang mengerumuni Debbie. Terus mengamati dengan mata intelnya.

Seorang perempuan setengah tua sudah menggoda Lilo dari pertama Lilo duduk di tempatnya. "Kamu liatin siapa, sih? Kita have fun, yuuuk... turun, yuuuuk...", kata perempuan itu yang biasa di panggil dengan sebutan Tante Dorce rewet.

Lilo tak menyahut, tak bergeming, tak menoleh dan tak berkedip. Hanya fokus mengawasi tingkah polah Debbie yang sudah mulai tertawa tak beraturan. Setelah menenggak habis minuman kerasnya, lebih dari 7 gelas.

Debbie mulai mengibaskan tangan tanda "udahan". Tapi beberapa laki-laki malah memboyongnya melaju ke bagian dalam pub. Lilo pun bangkit berdiri dengan cepat. Sementara tangan si Tante Dorce sudah melingkar ke otot perut six packnya Lilo, meraba-raba dengan pandangan mata yang aduhayyyy...

"Uh, wouwww...", kata Tante Dorce. "Ini kualitas bagus," Decaknya terkagum-kagum.

Lilo menyingkirkan tangan si Tante Dorce dengan perlahan dan tetap santun. "Maap, tan... saya ada urusan genting..." Lilo langsung berlalu menjauh. Tapi Tante Dorce masih saja menyambar apa saja yang bisa di sambar di tubuh Lilo. Entah lengan Lilo, entah tengkuk Lilo, entah pinggang Lilo...

Terakhir,,, Tante Dorce sudah menggelosor ke bawah, memegangi betis Lilo. "Uh! Wuow!!!", riak Tante Dorce lagi, kegirangan. "Kualitas yang ini juga bagus... kenceng ye, boooo..."

Lilo mulai berjalan terseret-seret dengan Tante Dorce yang tak mau melepaskan kaki kanannya. Debbie yang di boyong beberapa lelaki, mulai menghilang di kejauhan.

Gue harus lari cepet, nih!, batin Lilo, terus tak berkedip mengawasi Debbie di kejauhan. Lilo melirik sejenak pada Tante Dorce yang sudah merah wajahnya. Tampak mabuk.

Lilo pun mengangkat tubuh lunglai Tante Dorce dan memapahnya ke meja yang kosong. Mendudukkan Tante Dorce dengan perlahan ke sofa dan memberikan jaketnya untuk menutupi aurat Tante Dorce yang menyembul seronok di balik balutan gaun sack dress ketat dengan bahu terbuka itu. Lalu Lilo berlari cepat ke arah Debbie menghilang.

Debbie Si Kadal: HARTA KARUN KAKEK TUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang