6. OPERA!

6.6K 814 108
                                    

Jika gelap menjawab pertanyaan yang tersembunyi rapat, maka Haechan bersedia tenggelam didalamnya. Menukar semua cahaya yang berada pada dunianya demi sebuah jawaban pasti. Tentang Mark. Tentang dirinya. Dan tentang mereka yang terlupakan.

Karena Haechan bosan selalu menerka, menerka sebuah ketidapastian hanyalah seperti menulis pada air, semua sia-sia. Tidak ada gunanya dan hanya membuatnya terlihat bodoh. Dan Mark sangat senang membuatnya terlihat seperti orang bodoh yang terus menerus bertanya pada diri sendiri yang tidak mengerti apapun.

"Nghh.." Sakit, tubuh bagian bawahnya terasa sakit. Haechan membuka matanya pelahan dan sensasi aneh langsung menyerang seluruh tubuhnya.

"Kau terbangun Dear?" Suara Mark membuat mata Haechan membulat saat menyadari jika saat ini tubuh Mark berada diatas tubuhnya tanpa mengenakan sehelai benangpun

"A-Akhh! Apa yang Sshhh-" Bibir Haechan mendesis reflex menerima gerakan Mark yang tiba-tiba. Mark menggerakan pinggulnya dan menumbuk rektum Haechan berkali-kali dengan kejantanan miliknya yang sudah berada didalam lubang Haechan entah sejak kapan.

"Bukankah ku katakan? Jika aku akan membuat mu mengingat segalanya." Seringaian yang tersembunyi dibalik wajah tampan itu hanya bisa membuat Haechan terdiam. Ah.. Haechan lupa jika dirinya mengatakan bersedia berada disisi Mark. Tapi...

"Nghh.. H-Hentikan.. A-khh.." Gerakan Mark semakin menjadi. Rektum milik Haechan ditumbuk dengan kasar tapi anehnya tubuhnya seakan benar-benar menikmatinya. Wajah Mark mendekat dan berbisik lembut disamping telinga Haechan. Membuat tubuh Haechan bergetar menerima hembusan nafas panas darinya.

"Sshh... Berhenti adalah hal yang tidak mungkin ku lakukan Chan."

"Nghhh... M-Markhhh... AHH!"

"Panggil namaku Chan, sebutkan sehingga kau tidak lupa dan tidak melupakanya." Hentakan demi hentakan terus Mark lakukan pada bagian bawah Haechan, sedangkan tangan Mark dengan sangat lembut menyentuh pipinya.

Tatapan mata mereka bertemu, didalam manik kelam itu Haechan bisa melihat dengan jelas luapan emosi yang mengabur. Entah itu cinta, rindu, marah dan... benci? Disana Haechan melihat semua tapi dirinya tidak bisa menebak, bagaimana perasaan milik Mark yang sesungguhnya.

"AKHHH!" Lengkingan nikmat dari haechan dan hentakan dalam dari Mark menutup kegilaan panjang yang sudah Mark lakukan pada Haechan.

Mark memeluk Haechan dengan tubuh yang saling bertindih. Haechan hanya diam, tidak melakukan perlawanan apapun.

"M-Mark.."

Kaget! Bahu Haechan terasa basah. Bukan, itu bukan karena keringat namun air yang turun dan membasahi bajunya adalah air yang berasal dari mata Mark. Mark menangis. Sekali lagi Mark menangis dan Haechan tidak tahu apa yang menyebabkan tangis dari iblis dihadapannya ini.

Mark hanya diam tanpa memperdulikan panggilannya, tangan kekar miliknya merengkuh tubuh mungil Haechan dan dengan cepat merubah posisinya menjadi berada diatasnya. Pandangan mata mereka sekali lagi bertemu dan air mata itu telah berhenti.

"Jika ini hanya mimpi dan disaat kau terbangun semua hanyalah kebohongan belaka, apa yang akan kau lakukan Chan?"

"Mustahil semua ini hanya mimpi, jadi aku tidak akan melakukan apapun Mark!"

"Bukankah bagus jika ini semua hanya mimpi? Bukankah itu akan membuat hidup mu kembali seperti pada keadaan normal?"

"Aku bahkan saat ini tidak tahu apa yang disebut nomal, batas imajinasi dan kenormalan ku sudah mengabur. Aku bahkan tidak tahu mana kebenaran serta tipuan. Ya, sejak kau masuk kedalam kehidupanku ambang batas ku semua mengabur!"

Secret RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang