Sakit
Rasanya tubuh bagian bawahnya seperti tersobek. Masih tergambar dengan jelas dikepala Haechan apa yang sudah Mark lakukan dan bagaimana tubuhnya menikmati serta tidak bisa menolaknya. Pagi ini, Haechan terbangun masih dalam keadaan tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Mark tidak ada disampingnya, bahkan diruangan yang sekarang berubah menjadi ruangan yang besar dengan kasur yang beralaskan sutra, kaca besar, lemari besar serta sepasang bangku serta meja yang berada di sudut kamar ini.
"Ugh.. dimana ini?" Selimut tipis yang menutupi tubuhnya menjadi satu-satunya kain yang saat ini Haechan gunakan untuk menutupi seluruh tubuhnya. Haechan melangkahkan kakinya perlahan mengitari ruangan asing yang sama sekali tidak dia kenali.
"H-Hutan?" Jendela yang terbuka menjadi salah satu pilihan untuk Haechan mencari tahu tempat apa ini dan saat ini yang berada dihadapannya adalah hutan lebat dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Sungguh bagaimana bisa dirinya berada di tempat seperti ini sedangkan malam tadi Haechan masih berada dirumah.
"Kau sudah bangun?" Suara lembut serta lengan kekar milik Mark melingkar dipinggang Haechan dengan sempurna.
"Enghh.." sebuah kecupan-kecupan singkat Mark berikan pada perpotongan leher dan bahu Haechan.
"B-Berhenti!" Dorongan kuat yang Haechan lakukan berhasil melepaskan pelukan Mark. Wajah tampan milik Mark tersenyum menyeringai menatapnya.
Hei, apa Mark sedang mengejeknya?
"Kau ketakutan Chan?" Kekekhan menyebalkan milik Mark selalu berhasil membuat amarah Haechan terpancing. Haechan sungguh sedang berada dalam permainan runyam ini. dan Mark adalah pemeran utama sekaligus penulis naskah yang bisa dengan seenaknya mengatur alur cerita sesuai dengan keinginanya.
"K-kau... dimana aku?! Apa mau mu iblis?!"
"..."
Mark hanya diam tidak menjawab ataupun tersenyum. Sekali lagi raut wajah miliknya berubah mengeras dan mendingin. A-apa ada ucapan Haechan yang salah? Bukankah Mark memang iblis? Dan iblis yang berada dihadapan Haechan adalah iblis yang mengurung serta menjadikan hidupnya seperti berada dalam tahanan selama ini.
"Jangan diam! Apa kau masih tidak puas mempermainkanku selama 18 tahun ini? apa kau masih ingin terus menjadikanku bahan untuk kebebasan mu, huh? Mark Lee sang Iblis licik!"
"Ternyata kau memang mempercayai perkataan manusia bodoh itu." Desisan kesal dapat tertangkap dengan jelas ditelinga Haechan, "Apa aku harus menarik lidah mereka dan memotongnya menjadi beberapa bagian lalu memberikanya kepada anjing hutan? Hm.. sepertinya bukan pilihan yang buruk."
Oh Tuhan.. ucapan mengerikan apa yang baru saja keluar dari bibir tipis dengan seringaian itu. Siapa yang Mark maksud dengan manusia bodoh? Orang tua mereka kah?
"J-Jangan macam-macam Mark! Jangan coba melukai kedua orang tua ku!"
"Orang tua? Hahaha.. lucu sekali rasanya kau menyebut mereka sebagai orang tua mu Haechan." Mark mendekat dan Haechan hanya bisa diam tanpa dapat bergeser sedikitpun dari posisinya saat ini, "Aku berani bertaruh, jika kau mengetahui kebenaran yang ada apa bibir manismu akan tetap menyebut mereka sebagai orang tua mu atau... kau akan memintaku untuk mematahkan tulang mereka dan menjadikanya bahan makanan untuk anjing hutan?"
Bisikan Mark membuat Haechan menegang tapi sekaligus membuatnya merasa marah.
Kebenaran! Kebenaran! dan Kebenaran!
Kebenaran apa yang mereka bicarakan? Masing-masing dari Mark atau orang tuanya membicarakan kebenaran.
"Berhenti berbicara tentang kebenaran didepan ku! kau adalah iblis dan iblis adalah pembohong terbaik didunia maka jangan pernah berbicara tentang kebenaran padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
Любовные романыAku tidak mengenalmu, kau yang tersembunyi didalam ruangan itu. Kau yang terkurung dalam kesepian namu selalu memberikan ku keajaiban. Aku tidak mengenalmu! Kau dengan bola mata akan sarat kerinduan untuk ku. Ya, aku tidak mengenalmu namun kerap kal...