Untuk pertama dan mungkin terakhir kalinya Haechan meminta sesuatu dari seseorang dikehidupannya. Sungguh, sebelumnya Haechan tidak pernah memohon apapun atau menginginkan apapun pada orang sekitarnya bahkan pada Tuhan. Karena seakan tahu bahwa semua yang Haechan inginkan tidak pernah menjadi kenyataan.
Tapi kali ini, dalam hati Haechan beratus-ratus kali memohon agar detik ini berhenti dan tidak pernah bergerak. Detik dimana tangan hangat itu memeluknya dengan lembut dan bibir itu tersenyum dengan manis kepadanya. Haechan untuk pertama kalinya memohon, untuk sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Bruk
Dengan sangat lembut dan perlahan tubuh Haechan dibaringkan diranjang yang dulu selalu menjadi saksi atas apa yang Mark lakukan padanya. Tatapan mata Haechan tidak bisa terlepas dari wajahnya yang menatapnya penuh dengan kelembutan. Entah Mark sungguh menatapnya sebagai Haechan atau Peter? Haechan tidak perduli, karena Haechan hanya ingin mengukir dengan baik kenangan ini didalam kehidupannya.
Sret
Perlahan tapi pasti, Mark menanggalkan seluruh pakaian yang Haechan kenakan. Haechan bisa melihat bekas tanda merah pada lengannya. Sepertinya selama 5 hari ini sudah banyak yang Mark lakukan pada tubuhnya saat Peter menempatinya.
"Berhenti menatap ku, Dear. Apa aku begitu mempesona hingga kau tidak bisa memalingkan wajahmu walau sebentar?" Pertanyaan bodoh tetapi hanya bisa Haechan balas dengan senyum. Haechan tidak bisa dengan terang-terangan mengatakan bahwa matanya tidak lagi bisa melihat sesuatu secara berwarna selain sosok Mark. Maka jika Mark memilih meninggalkannya, Haechan pun akan memilih menyerahkan hidupnya.
"Enghhhh.. sshhh.." bibir dingin milik Mark menyentuh leher Haechan dengan perlahan, kecupan kecil serta gerakan lidah miliknya membuat Haechan menutup mata. Menikmati setiap inchi sentuhanya.
"Jangan tutup mata mu Dear, lihat aku." Mark mengangkat dagu Haechan dan sesaat kemudian bibirnya menutup rapat bibir Haechan. Tidak ada paksaan disana. Mark menuntun ciuma kali ini dengan sangat lembut dan penuh perasaan. Apa benar ini hanya sebagai rasa terima kasih untuk Haechan? Sehingga Mark bersikap sangat lembut pada Haechan. Yah.. bahkan Haechan tidak tahu apa Mark benar-benar menatapnya sebagai Haechan atau membayangkannya sebagai Peter.
"A-Akkhhh! M-Markhhh.." tubuh Haechan terlonjak dan suara desahan pun tak tertahankan saat Mark menyentuh cuping telinga Haechan dengan lidah hangat miliknya. Haechan bisa merasakan senyum diwajahnya.
"Aku tidak pernah salah dalam menebak bagian terbaik dalam tubuhmu, Dear." Mark terkekeh. Wajah Haechan memerah, tentu Mark tahu bagian mana dari tubuh Haechan yang sangat sensitive karena bagaimanapun tubuh ini tidak ada bedanya dengan tubuh Peter beratus-ratus tahun yang lalu.
Tangan besar Mark mulai membelai dada Haechan dengan perlahan. Hingga tangan besar yang dingin itu berhenti pada tonjolan kecil di dadanya dan mulai memilinya perlahan. Sensasi aneh dan nikmat ini membuat Haechan terpaksa menggigit bibirnya. Memabukkan sekaligus sesak.
"Jangan gigit bibirmu Chan, kau bisa melukainya." Mark menyeringai. Sejenak Haechan tertegun saat Mark menyebutkan namanya dengan nafas berat dan nada yang dalam. Perlahan tapi pasti air mata Haechan menetes tanpa sebab. Mark diam menatap Haechan dan ia menghentikan aktifitasnya.
"Apa aku melukaimu? Apa kau merasakan sakit?"
"Tidak, aku baik-baik saja dan kau bisa melanjutkan." Wajah Mark mendekat dan kemudian lidah hangat miliknya pun menjilat air mata yang mengalir dipipi Haechan. Haechan tidak bisa menjawab apakah rasanya sakit ataupun tidak. Haec5 tidak lagi sanggup menerka apa yang sedang hatinya rasakan saat ini. tetapi yang Haechan tahu, Haechan mencintainya.
"Enghhhh.. mmmhhh!" Haechan terlonjak saat merasakan bagian bawah Mark yang menegang bergesekan dengan kejantanan miliknya.
"Shhh.. Kau mengeras Chanhh.." Mark menurunkan wajahnya hingga wajah miliknya tepat berada diperpotongan kedua kaki Haechan. Mark tersenyum sebelum akhirnya memasukan kejantanan Haechan kedalam mulut hangatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/215101591-288-k310818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
RomanceAku tidak mengenalmu, kau yang tersembunyi didalam ruangan itu. Kau yang terkurung dalam kesepian namu selalu memberikan ku keajaiban. Aku tidak mengenalmu! Kau dengan bola mata akan sarat kerinduan untuk ku. Ya, aku tidak mengenalmu namun kerap kal...