Ruangan besar dengan pintu putih dan aksen ke emasan yang selalu tertutup itu kini terbuka. Sinar bulan sangat sempurna jatuh menerangi ruangan besar itu. Ruangan besar yang kosong dan hanya berisikan sebuah peti mati berwarna putih dan bunga mawar merah yang saat ini sedang berada digenggaman seseorang.
Tatapan mata orang tersebut terlihat sendu, ia melepaskan satu demi satu kelopak bunga mawar yang sepertinya tidak pernah layu itu. Membiarkan tiap kelopaknya berjatuhan dilantai lalu terbang bersama dengan angin malam yang masuk lewat jendela besar yang ia buka."Sedang apa kau disini Haechan? Aku mencarimu sejak kau melarikan diri dan maafkan aku atas sikap kasar ku." Suara bass yang tenang tanpa emosi itu menyapa pendengaran pria dengan tubuh mungil yang terduduk diatas peti.
"Sedang menunggumu, Charles."
Tubuh Mark seketika membeku mendengar alunan nada yang keluar dari Haechan. Suara yang sama namun nada yang berbeda. Ia tidak ingin percaya begitu saja maka selangkah demi selangkah mendekat kearah pria mungilnya. Ada yang aneh dan Mark tau itu.
"Apa kau merindukan ku Charles?" Tubuh mungil dengan rambut coklat itu berbalik menatap Mark dengan senyum lembut dan juga mata teduhnya. Berbeda sekali dengan tatapan mata Haechan yang kerap kali menegas dan menatapnya tajam.
Tatapan mata yang ia rindukan. Suara lembut yang memanggilnya dengan penuh kasih sayang dan juga senyum yang selalu menyapanya dulu kini seperti terulang kembali.
"Peter.."
"Ya, Ini aku Peter Lee. Seseorang yang selalu kau tunggu selama beratus-ratus tahun lamanya."
Senyum Mark terulas dengan sangat lebar. Pada akhirnya apa yang ia inginkan dan ia rencanakan menjadi kenyataan. Membuat Peter kembali berdiri dihadapanya dengan mengorbankan tubuh Haechan.
"Kau bertemu denganya?" Mark mendekat dan kini berdiri tepat dihadapan kekasihnya dahulu. Kekasih yang telah membuat kehidupanya penuh dengan lubang lubang gelap selama ini.
"Haechan? Tentu saja jika tidak, maka ia tidak akan mengizinkanku mengambil alih tubuhnya." Peter meraih kedua pipi tirus Mark dan tersenyum, "Bukankah ia terlalu baik padamu? Bahkan ketika aku menjelaskan semua alasan mengapa kau menunggunya dan mengincarnya. Ia tetap dengan senang hati mengizinkanku untuk merebut tubuhnya."
"Aku hanya ingin kau hidup kembali."
"Tetapi aku sudah lama mati."
"Dan sekarang kau hidup berdiri dihadapanku, Peter."
"Lantas apa kau ingin Haechan mati? Bukankah kau membawaku kembali hanya untuk mendengar apa yang ingin kau ketahui?"
Mark diam. perkataan Peter sukses membukam mulutnya. Ia tidak pernah berfikir bahwa mendengar kata Haechan akan mati membuat tubuhnya menengang dan berfikir keras seperti ini. padahal sejak awal memang sudah menjadi niat-nya mengorbankan tubuh Haechan untuk membangunkan Peter-nya kembali.
"Aku benar bukan? Niatmu saat ini bukan lagi untuk menghidupkan ku Charles." Peter melepaskan pelukanya, "Karena Haechan sudah mengambil bagian dari hatimu, kau tahu bukan? Jika aku dan dirinya adalah dua orang yang sama tapi dimasa yang berbeda maka ketika bertemu denganya kau tetap akan jatuh berkali-kali dalam cinta yang mengikat."
"Aku tidak mencintanya! Dan yang kuinginkan adalah kau hidup tidak perduli dengan kematianya."
"Ya, kau mencintainya sebagai Mark." Peter mengetahui betul bahwa Charles memang sudah seharusnya mati bersama dengan dirinya sejak dulu sehingga sosok yang berdiri dihadapanya saat ini akan hidup menjadi Mark dan menjalani kisahnya sendiri. Mencari kebahagian bersama dengan sosok Haechan, mencari kebahagian yang tidak dimiliki oleh Peter dan Charles di kisah yang lalu. Semua harus diselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
RomanceAku tidak mengenalmu, kau yang tersembunyi didalam ruangan itu. Kau yang terkurung dalam kesepian namu selalu memberikan ku keajaiban. Aku tidak mengenalmu! Kau dengan bola mata akan sarat kerinduan untuk ku. Ya, aku tidak mengenalmu namun kerap kal...