"Kalian hari ini akan mendapatkan teman baru, dia adalah Park Haechan dan mulai saat ini Chanie akan tinggal disini bersama dengan kalian jadi Eomonim mohon kalian bisa berteman dengan baik padanya." Wanita yang mulai menua itu berdiri dan tersenyum dihadapan beberapa anak kecil lainnya, memperkenalkan anak berperawakan manis dengan tubuh mungil dan kulit tan lembut.
Anak kecil itu memasang wajah sedihnya, dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya tepat 2 minggu yang lalu dan sialnya tidak ada satupun kerabat yang ingin mengurusnya. Hei.. Haechan adalah anak pintar dan penurut serta manis maka sebenarnya bukan hal yang sulit untuk mengurus anak sebatang kara itu namun seperti kata pepatah 'Tidak ada uang maka tidak ada kasih sayang'. Kedua orang tua Haechan bukanlah orang mampu maka tidak akan ada yang memperebutkanya.
"Haechanie imnida, aku 6 tahun." Haechan dengan suara lucunya memperkenalkan diri dan membungkuk kan badan didepan seluruh anak-anak lalu setelahnya kaki kecil miliknya melangkah ke salah satu meja yang kosong, "Apa aku boleh duduk disini?"
"Ya, kau boleh duduk silahkan.. aku Na Jaeminie." Anak kecil dengan gumy smile andalanya mengulurkan tangan memperkenalkan diri.
"Aku Haechanie, kau bisa memanggil ku Chanie." Oh senyum kecil mengembang diwajah manis Haechan. Mungkin berada disini bukanlah pilihan yang buruk, lagi pula Haechan bisa mendapatkan kehangatan juga senyum dari teman-temanya.
.
.
.
.
.
Tanpa terasa sudah hampir sebulan lamanya Haechan kecil berada dirumah singgah dan sudah banyak pula kebahagian yang ia dapatkan. Kasih sayang ibu yang ia dapati dari eomonim pemilik rumah singgah, teman-teman yang hangat selalu memberikanya tawa juga kasur kecil yang selalu menjadi tempatnya bermimpi. Memimpikan kehidupan yang jauh lebih menyenangkan akan menunggunya hari demi hari.
"Hari ini kalian akan mendapatkan tamu special, mereka adalah Nyonya dan Tuan Lee. Mereka ingin merayakan ulang tahun anak satu-satunya dengan membagi kebahagian bersama kalian." Jung Eomonim mempersilahkan sepasang suami-istri dengan anak kecil yang berdiri diantara mereka masuk.
"Anyeong.. astagaa kalian manis-manis sekali.." Nyonya Lee nampak sumringah ketika melihat begitu banyak anak kecil.
Sepasang suami istri itu sibuk berbicara dengan anak-anak lainya sedangkan anak kecil yang bersamanya hanya diam menatap kosong juga dingin pemandangan didepanya. Ia terlalu bosan juga muak berada diruangan bising itu. Hei bukankah ia hanya bocah kecil?
"Mark, kemarilah kita tiup lilin mu." Sang Eomma menarik tangan anaknya yang bernama Mark itu berdiri dihadapan kue dengan angka 7 diatasnya. Namun tepat sebelum lagu selamat ulang tahun itu dinyanyikan Mark sudah meniup lilin itu terlebih dahulu membuat seluruh yang melihat hanya bisa diam tidak mengerti.
"Kau tidak boleh sepeti itu Mark." Sang Appa menatap tajam pada Mark, seolah tidak peduli Mark hanya mengangkat bahunya malas.
Pandangan bocah dingin itu menyoroti satu persatu wajah yang berdiri dihadapanya hingga padangan tajamnya berhenti pada suatu objek yang berada disudut ruangan. Duduk sendiri dengan boneka Teddy Bear yang berada dipangkuanya. Seakan terkunci pandangan Mark tidak berpaling satu kalipun. Dan objek yang merasa ia dipandang dengan tajampun menundukan kepalanya takut.
"Mark, kau ingin memberikan potongan Kue pertama mu untuk siapa? Emma atau Appa?" Nyonya Lee menyodorkan kue yang sudah ia potong kecil. Mark menatap kue itu sebentar lalu mengambilnya dan berjalan menjauh dari kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
Roman d'amourAku tidak mengenalmu, kau yang tersembunyi didalam ruangan itu. Kau yang terkurung dalam kesepian namu selalu memberikan ku keajaiban. Aku tidak mengenalmu! Kau dengan bola mata akan sarat kerinduan untuk ku. Ya, aku tidak mengenalmu namun kerap kal...