Ada yang harus dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu, karena dunia hanya mengizinkan mu menggengam erat satu hal sedangkan yang lain harus dilepaskan, di ikhlaskan lantas dilupakan.
Peter menghentikan aktifitasnya dan tersenyum lembut menatap Mark. Apa yang Peter tebak adalah sesuatu yang tepat. Saat ini yang ada dihadapanya adalah Mark yang terjebak masalalu Charles, jadi seharusnya kebahagian Mark bukanlah miliknya.
"Apa kau menyesalinya? Kau memanfaatkanya selama ini tetapi bukankah kau sendiri yang terkurung dalam permainanmu?" Peter duduk bersandar pada kepala ranjang besar itu, Mark hanya diam sejak tadi. Bahkan hasratnya yang menggebu entah pergi kemana.
"Aku tidak menyesali apapun. Aku memang merencanakan semua ini, jadi jangan pernah berfikir jika aku menyesali semua." Mark ia marah karena perkataan Peter yang salah atau justru perkataan itu tepat sasaran padanya.
"Kau tau? Apa yang seharusnya berada di belakang memang tidak untuk merebut apa yang ada dimasa depan Charles. Apa jika aku kembali kau akan baik-baik saja?"
"Bukankah Haechan sudah bersumpah jika setengah jiwanya adalah milik ku? Maka jika aku memintanya memberikan padamu bukanlah hal yang salah."
"Lantas bagaimana dengan setengah jiwa lainya milik Haechan? Bukankah ia juga pantas mendapatkan pilihan?" Peter bukan tidak ingin bersama dengan Mark. Bahkan jika ia memang mempunyai niat buruk maka dengan sangat mudah dirinya akan membiarkan Haechan hilang dengan begitu tubuh ini akan sepenuhnya menjadi miliknya.
Lantas Haechan tidak akan pernah ada. Yang mati dikemudian adalah Haechan.
"Berhenti berdebat masalah ini dengan ku, Dear. Aku hanya ingin memulai semua dari awal maka sebaiknya kita lupakan Haechan." Mark megelus dengan lembut pipi tan itu. Ia menatap dalam pada manik karamel dihadapanya. Kini warna manik itu berubah tidak seperti milik Haechan.
"Baiklah, jika itu pilihanmu maka ku harap kau tidak akan menyesal karena mulai saat ini aku tidak akan mengembalikan tubuh ini pada Haechan. Tetapi sebelumnya aku ingin memberikan mu ini." Sebuah surat yang tertulis dari kertas lusuh Peter ulurkan. Mark diam sejenak sebelum akhirnya mengambil surat itu lalu meletakanya di atas meja.
"Aku tidak akan menyesal."
Seharusnya memang seperti itu Lee. Bukankah dari awal memang tujuanmu untuk menghidupkan kembali Peter dengan cara menunggu tubuh Haechan yang merupakan reinkarnasi Peter. Dengan begitu kau dapat dengan mudah menyatukan kembali jiwa Peter yang tetap hidup.
Lantas mengapa sekarang kau merasa ada sesuatu yang berat menindih jantungmu saat kau tahu jika kau akan kehilangan Haechan? Haechan bahkan tidak mengingat apapun tentang mu karena memang jiwanya tidak ada hubungan apapun dengan mu.
Tapi kau melupakan satu hal, jika jiwa yang tidak ada hubunganya itu berada dalam tubuh yang terikat dengan benang merah padamu. Kau melupakan jika jiwa yang telah memberikan sebagianya untuk mu agar kau tetap hidup ternyata juga mempunyai rasa sehingga ia bisa jatuh.. jatuh cinta atau jatuh sehancur-hancurnya karena tahu bukan ia yang kau inginkan?
.
.
.
.
.
──────────────────────────
Aku sudah mendengar semuanya..
Aku tertawa hingga sesak sampai tidak sadar jika air mataku tidak berhenti mengalir.
Aku menyerah dan kuserahkan semuanya pada Peter untukmu, untuk kebahagiaanmu.
Aku tidak pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya saat aku mengetahui jika aku bukanlah yang di inginkan, padalah sebelumnya aku terbiasa hidup sebagai seseorang yang tidak di inginkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
RomanceAku tidak mengenalmu, kau yang tersembunyi didalam ruangan itu. Kau yang terkurung dalam kesepian namu selalu memberikan ku keajaiban. Aku tidak mengenalmu! Kau dengan bola mata akan sarat kerinduan untuk ku. Ya, aku tidak mengenalmu namun kerap kal...