Author : Anya / AphroditeThemis
Genre : Romance / Crime
Rate : M
.
.
.
Catch me if you can !
.
"Kau hebat! Cheers!"
Sosok berambut panjang itu tersenyum nakal sambil meneguk sampanye-nya sebelum memeluk manja leher pria berwajah dingin yang sedang memeluknya. Hanya dengan beberapa kalimat sedih dan sedikit airmata, dia berhasil menyingkirkan si bodoh yang sudah berani bermimpi menguasai Negara ini sebagai presiden. Mimpi yang tidak akan pernah tercapai selama dia masih hidup dan bisa mengendalikan semuanya dari balik layar.
"Aku mau bayaranku, cantik."
Bibir sensual yang sedang tersenyum itu tidak akan pernah bisa mengelabuhinya. Dia sangat mengenal si cantik yang tidak pernah mengotori tangannya sendiri ini. "Dan, jangan lupa perjanjian kita!" bisiknya dingin dengan seringai dingin sebelum menarik sosok menawan yang terlihat sangat menggoda ini duduk dipangkuannya.
Dengan tidak sabar dilumatnya bibir merah yang tanpa ragu terbuka untuknya. Mencicipi rasa manis yang sudah menyesatkannya. Menikmati gairah panas yang seperti membakar habis setiap sisi baik yang tersisa dalam dirinya. "Satu lagi dan aku janji akan melakukan semua yang kau inginkan. Apapun itu!" Suara lembut yang penuh racun itu tidak pernah gagal menghipnotisnya, mendorongnya untuk mengangguk tegas sebelum menyatukan lagi bibir mereka.
"Apapun?"
Janji ceroboh yang pasti akan segera disesali si cantik karena dia tidak akan pernah melepaskannya lagi. Lembut dibelainya rambut panjang yang sedikit bergelombang itu, mengecup ringan pipi halus yang sedikit merona dibawah tatapannya. "Sangat menarik, tapi sekarang buka dulu kakimu untukku..." Pelukan dilehernya yang menguat adalah sinyal jika sosok nakal yang menjadi obsesinya ini juga sudah tidak sabar.
Tawa lembut mengurai dari bibir merah yang berkilau karena saliva itu. "Sekarang? Kenapa tidak?" Sambil mengerling nakal, perlahan si cantik berdiri diantara kaki berotot pria berambut gelap itu. Sedikit mengoyangkan pinggulnya sambil melepas simpul longgar pada kimono pendek yang membalut tubuh rampingnya.
Jika dengan tubuhnya dia bisa mendapatkan semua kesetiaan si tampan yang tanpa ragu akan membunuh untuknya, kenapa tidak? Bukankah ada pepatah banyak jalan menuju Roma?
"Hm, hari ini aku ingin permainan lain. Yang lebih menantang!" serunya riang, dengan nada mendesah yang disengaja sebelum perlahan membungkuk diatas tubuh kekar pria miliknya.
.
.
Dingin!
Sepertinya itu satu-satunya kata yang bisa menggambarkan gedung mewah berlantai 100 yang menjadi salah satu pusat kerajaan bisnis Max, seorang billioner muda yang sangat disegani dan berkuasa penuh pada hampir semua aspek perekonomian Negara ini. Sesuatu yang mengejutkan jika melihat usia sang billioner yang bahkan belum mencapai 40 tahun.
Dalam perjalanan tadi, Kyuhyun sudah membaca sekilas riwayat hidup sang billioner yang dimintanya pada Eunhyuk. Juga daftar semua asset dan perusahaan milik Max yang mungkin bisa membeli sebuah Negara beserta isinya. Perdagangan, pariwisata, penerbangan, tekstil, dan semua yang bisa menghasilkan uang berlimpah adalah kerajaan bisnis yang bergerak dibawah kekuasaan Max.
Ya, hanya Max. Tanpa nama belakang!
"Kau yakin dia tidak punya nama lain? Hanya Max?" Dengan kesal Kyuhyun melemparkan tatapan tajamnya pada Jun yang sedang berdecak kagum pada lobby utama tempat mereka dibiarkan menunggu selama, hampir 1 jam!
Menyadari tatapan membunuh itu, Jun meringis kecil sebelum berdehem dan memasang ekspresi seriusnya. "Tidak ada!" sahutnya yakin,"Aku sudah memeriksanya berkali-kali. Hanya Max!" Itu memang sedikit aneh, namun memandang kekuasaan Max, tak seorang pun berani berkomentar apalagi bertanya.
Baru saja Kyuhyun akan bertanya lagi saat wanita yang tadi meminta mereka menunggu keluar dari salah satu lift yang ada disisi lain lobby. Sambil kembali memasang wajah dinginnya, Kyuhyun berdiri dan langsung menghampiri wanita itu,"Sampai kapan kami harus menunggu seperti ini?" tanyanya langsung, tajam dengan nada dingin es dan puas saat melihat wanita muda itu terdiam sedetik.
"Maaf, Letnan Cho. Silakan ikut saya," Josie tersenyum sopan pada pria berambut pirang yang membuatnya sedikit takut karena ekspresi datarnya itu. Belum lagi tatapannya yang seperti melihat ke dalam kepalanya. "Max sudah menunggu kalian." Ujarnya singkat.
Mengabaikan sikap sopan wanita yang masih tersenyum formal pada mereka, Kyuhyun berjalan cepat menuju private lift bersama Jun yang sedang menahan tawa. "Sikapmu itu, Letnan. Menggagumkan sekali." celanya santai, penuh sarkasme dan sedikit pun tidak takut pada kilau membunuh dalam mata sewarna caramel milik sang letnan.
.
.
Gelap, tinggi, berbahaya!
Penilaian itu begitu saja terlintas dalam benak kyuhyun saat tatapannya bertemu dengan sepasang mata gelap nan tajam milik pria yang sedang duduk dibalik meja kerja yang terlihat rapi itu. Sambil memasang ekspresi dinginnya, bersama Jun yang berjalan disampingnya, Kyuhyun diam-diam mengamati interior kantor mewah yang terletak dilantai teratas gedung milik salah satu billioner terkaya di dunia ini.
Dia suka keteraturan. Perfeksionis!, nilai Kyuhyun tanpa sadar walau ekspresi wajahnya tidak menunjukkan sedikit pun apa yang sedang dipikirkannya.
"Ada yang bisa kubantu, detektif..."
"Letnan Cho, Divisi pembunuhan!"
Tanpa membalas senyum tipis itu, Kyuhyun mengulurkan tangannya pada pria jangkung berkulit gelap yang terlihat setampan dewa Yunani yang menurut informasi yang dibacanya, punya sederet kekasih dan teman tidur. "Max." Singkat, hanya 3 abjad namun Kyuhyun tahu dibalik nama itu terdapat kekuasaan tak terhingga, kekayaan yang tak terbayangkan dan pastinya otak licik yang sangat berbahaya.
"Bisa kita bicara sebentar, Max?"
Bukan gaya Kyuhyun untuk berbasa-basi. Kasus yang ditanganinya jauh lebih penting. Dia juga tidak peduli yang sedang dihadapinya adalah seorang yang sangat berkuasa atau seorang pengemis jalanan, semua sama dihadapan hukum. "Hanya beberapa pertanyaan singkat." Tambahnya tegas dan sedikit kesal saat melihat senyum tipis yang lagi-lagi terurai dibibir Max yang terus menatapnya tajam.
"Silakan. Apa ini tentang Senator Park yang terbunuh dini hari tadi?"
.
.
Note Author : Masih abu-abu banget ya? Tapi, nikmati aja. MAX akan diupdate setiap jam 9 malam atau lebih selama bulan puasa.
Tinggalkan jejak, jangan hanya baca, terus kabur. Uda mirip maling itu!
Ayo ditebak, siapa yang menjadi pembuka chapter ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
MAX
General FictionSetiap kematian selalu membawa cerita. Dia yang berjalan dalam terang, memegang prinsip teguh tentang hitam dan putih. Sekarang harus berperang sengit dengan hasrat dan gairah yang perlahan membakar logikanya. Mengancam ketenangan yang selalu menj...