Author : Anya / AphroditeThemis
Genre : Romance / Crime
Rate : M
.
.
.
Catch me if you can !.
.
"Jadi? Apa keputusan kalian?"
Begitu Max melemparkan pertanyaan yang sudah ditunggu sejumlah orang yang sudah duduk tegak mengelilinggi meja panjang itu, semua pandangan sontak beralih dan tertuju pada Park Hae Jin yang terlihat sedang berusaha keras mengendalikan emosinya. Kematian Senator Park yang tak terduga tidak akan pernah menghalangi apalagi menghentikan tujuan besar yang akan dimulai Max setelah pemilihan presiden dilaksanakan.
"Saudaraku yang akan maju sebagai calon presiden, menggantikan papa!"
Senyum tipis melengkung dibibir Max saat mendengar jawaban berani dari sosok menawan yang terlihat angkuh itu. Mungkin ini waktunya dia bisa melihat sosok asli Park Taemin yang selama ini tampak rapuh dan butuh dilindungi. "Aku tidak punya masalah siapa yang akan mencalonkan diri." Max menatap tajam setiap wajah yang selama bertahun-tahun ini selalu menjadi kaki tangannya dalam pemerintahan. Orang-orang yang siap saling bunuh demi menyenangkan hatinya.
"Yang kuiinginkan adalah sang presiden terpilih akan mengganti beberapa menteri dan staff sesuai keinginanku! Bukan sesuatu yang sulit, bukan?"
Kearoganan berbalut kekejaman yang selama ini ditutupi dengan wajah tampan dan sikap sopan itu mendorong Park Hae Jin berdesis tajam, "Kau belum bosan menguasai negara ini dari balik layar! Licik sekali!" sindirnya sinis dengan nada sedingin es tanpa peduli pada semua tatapan tidak suka yang sekarang tertuju padanya, termasuk dari adik kecilnya yang malam ini terlihat sedikit aneh.
"Brother! Hentikan!"
Herdikan pelan adiknya pun diacuhkan jenderal angkatan laut yang memang tidak pernah menyukai Max itu. Walau selalu bersikap diam, Park Hae Jin tidak buta, apalagi bodoh. Dia tahu pasti hampir setiap aspek dalam perekonomian dan politik Negara ini selalu bergerak dan berpusat pada pria sombong yang memperlakukan mereka semua layaknya pion yang bisa dengan mudah disingkirkan!
Tudingan kasar itu sedikit pun tidak menyinggungnya, Max hanya tersenyum tipis sambil mengangkat acuh bahunya. "Jangan terlalu idealis, Hae Jin!" Diam-diam Max mengawasi setiap perubahan ekspresi jenderal muda itu. "Apa kau pikir selama ini Korsel berjalan hanya karena andil sang presiden dan jajarannya yang haus uang itu? Naif sekali!" Max tersenyum kecil dan puas saat melihat rahang Park Hae Jin yang menggeras.
"Kau benar-benar membuatku kecewa, Jenderal!" tambah billioner berkulit gelap itu sinis, sengaja. Jika dengan cara halus dia tidak bisa mendapatkan kerja sama dan kesetiaan putra sulung senator Park, maka Max akan menggunakan siasat lain. "Hm, Taemin-ssi..." Dengan senyum tipis penuh arti pria yang terkenal dingin dalam berbisnis itu mengalihkan tatapan tajamnya pada bungsu Park.
"Kudengar kau yang menjalankan Triton selama senator Park sibuk kampanye..."
Peringatan samar itu dimengerti semua orang yang duduk menggelilingi meja panjang itu, sekarang semua mata tertuju pada Taemin yang masih terlihat tenang. "Ya, aku lumayan pintar berbisnis. Kerjasama kita berjalan baik. Tentu saja jika anda memeriksanya!" Ambisi Taemin terlalu besar untuk takut pada ancaman Max, terlebih orang itu sudah berjanji akan melindunginya.
"Ini tidak ada hubungannya dengan saudaraku!" desis Park Hae Jin dengan emosi tertahan.
"Bagus sekali, Boss. Mangsa terpancing!" Bryan berbisik cepat sambil melempar seringai kecil pada Park Taemin yang sepertinya harus mereka awasi. Terlihat polos tidak berarti tanpa dosa, bukan? "Dia juga benci diremehkan! Apalagi diancam...." tambah tangan kanan Max itu lagi penuh semangat.
Kata-kata setajam belati yang diserukan Max dengan suara datar itu dengan mudah diabaikan Park Hae Jin, namun dia tidak mungkin diam lagi saat bajingan sombong itu mulai mengancam adiknya. Dengan kasar pria muda itu berdiri dan membalas tatapan menusuk Max dengan berani. Diatur seseorang tidak pernah menjadi keinginan Park Hae Jin, sampai kapan pun dan sekarang, Max sedang menggunakan adiknya untuk menancapkan taring dalam hidupnya.
Mengendalikan apa yang ingin dan akan dilakukannya. Membeli prinsip kaku hidupnya yang memang sangat idealis!
"Jangan pernah berpikir kau bisa mengatur apa yang harus kulakukan, Max! Mencalonkan diri atau tidak, itu akan menjadi kuputuskan sendiri! Bukan anda!"
"Maaf, jika aku harus menyela, tapi tahan dulu emosimu, Hae Jin."
.
.
"Siapa yang membunuhmu?"
Email dari Eunhyuk membuat Kyuhyun berpikir keras. Kasus pembunuhan sang senator sepertinya akan membawa banyak sekali teka-teki. Terlebih setelah melalui penyelidikan intens, mereka menemukan fakta ada banyak sekali sekutu maupun lawan politik yang tidak menyukai citra yang selalu dipamerkan Senator Park di tengah masyarakat.
Belum lagi masalah keluarga sang senator yang ternyata sangat kompleks. Mulai dari tidak harmonisnya hubungan Senator Park dengan putra sulungnya, Park Hae Jin yang keluar dari rumah keluarga setelah menyelesaikan wajib militer, hingga kematian misterius istri kedua sang senator yang tidak diketahui public yang selama ini berpikir Nyonya Park tinggal di luar negeri bersama putra bungsunya, Park Taemin.
"Siapa orang yang sangat membencimu?" gumam Kyuhyun lagi sambil memacu mobilnya ditengah lalu lintas tengah kota yang masih cukup ramai. "Tapi, kenapa sekarang? Saat kau hampir menjadi orang nomor satu Negara ini?" Perlahan letnan berambut ikal itu mengingat lagi sejumlah profie yang berhasil dikumpulkan Jun untuknya.
Lee Donghae, putra Jaksa Agung Lee. Pengacara muda yang penuh ambisi dan sangat sukses. Banyak sekali kasus hukum sang senator yang ditanganinya. Apa yang membuatnya datang menemui Senator Park malam itu?
Max, billioner misterius pemilik hotel K. Punya banyak hubungan bisnis dengan sang senator dan pada tanggal 8 Mei, dia sempat menemui Senator Park. Mereka bicara secara pribadi selama hampir 20 menit di ruang rapat hotel K.
Max juga memiliki desert eagle, senjata yang sudah menghabisi nyawa sang senator.
Menteri Jang, lawan politik yang juga akan maju dalam pemilihan presiden. Public bahkan tak jarang beradu argumen di media karena kebijakan yang diambil sang menteri selalu berbanding terbalik dengan Senator Park.
Satu lagi, Jenderal Angkatan Darat, Song Jang Hyuk, rival utama sang senator selama puluhan tahun dan beberapa minggu lalu, mereka baru berdebat sengit ditengah rapat umum. Sang Jenderal juga adalah saingan terkuat Senator Park dalam pemilihan nanti!
4 figure penting di Korsel yang sama-sama memiliki kekuasaan tak terbatas, kekuatan tak terhingga dan kepentingan pribadi. Tapi, siapa diantara mereka yang mungkin membunuh sang senator? Siapa yang paling merasa terganggu dengan kehadiran politikus licik itu?
"Kau membuatku semakin tertarik. Ini akan menyenangkan!"
Tanpa sadar Kyuhyun mencengkram kuat kemudi mobilnya saat mengingat lagi bisikan Max yang membuatnya seharian ini uring-uringan. Bajingan tampan itu berhasil merusak harinya hanya dengan pertemuan singkat mereka. "Ck, sejak kapan kau mulai menyukai seorang pria, Cho Kyuhyun? Apalagi tersangka pembunuh! Jangan bersikap bodoh dan fokuslah pada kasus yang sedang kau tangani!" Dengan marah Kyuhyun mengherdik dirinya sendiri meski bayangan Max yang sedang menyeringai sambil memeluknya ringan terus saja memenuhi kepalanya.
"Tapi, dia memang tampan dan sangat menarik! Arghhh...Aku pasti sudah gila!"
Sambil menggelengkan kepalanya kuat, Kyuhyun menggerang tajam karena tanpa sadar dia baru saja memuji bajingan mesum yang seharusnya menjadi target penyelidikannya. Bahkan sebagian dirinya tidak sabar menunggu Max menepati janjinya untuk datang menemuinya malam ini.
.
.
Note Author : Akhirnya lanjut ini, sambil nulis Seducing dan Hell in World wkwk...Gw memang gk pernah nulis 1 judul full. Seringnya 2-3 barengan.
Semoga tetap memuaskan ya walau gk panjang karena mulai new normal, jadi gw agak sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAX
General FictionSetiap kematian selalu membawa cerita. Dia yang berjalan dalam terang, memegang prinsip teguh tentang hitam dan putih. Sekarang harus berperang sengit dengan hasrat dan gairah yang perlahan membakar logikanya. Mengancam ketenangan yang selalu menj...