POLONIUM

458 96 48
                                    

Author : Anya / AphroditeThemis

Genre : Romance / Crime

Rate : M

.
.
.
Catch me if you can !

.

.

Aroma kematian.

Setelah mengamati sekelilingnya dan mendengus pelan, Kyuhyun mendekati meja operasi panjang dimana tubuh kaku Senator Park baru selesai dijahit kembali. Kaya, berkuasa atau miskin dan menyedihkan, status sedikit pun tidak berarti lagi jika sudah berada dalam ruang otopsi ini. Semua tubuh yang terbujur kaku akan mendapat perlakuan yang sama demi terungkapnya kebenaran dibalik kematian yang sudah terjadi.

"Itu hasilnya!"

Kyuhyun membuka berkas yang disodorkan padanya. Membaca cepat setiap kalimat yang penuh istilah kedokteran itu sebelum melayangkan tatapan bertanya pada dokter forensic yang direkomendasikan Prof. Hwang. "Jelaskan padaku!" tuntutnya tajam sambil menatap datar tubuh sang senator yang terlihat sedikit membiru dibawah terangnya lampu.

"Waktu kematian antara jam 3-4 dini hari. Polisi sampai ke hotel K pukul 6.05. Makan malam sang senator adalah daging domba asap. Dia sempat minum vodka, mungkin beberapa sloki karena kadar alcohol dalam darahnya cukup tinggi. Tidak ada tanda perlawanan. Juga tidak ada bekas suntikan. Terlalu bersih!"

Song Mira tidak pernah berubah. Wanita yang pernah menjadi teman sekelas Kyuhyun itu memang selalu bicara dengan nada dingin yang menjadi ciri khasnya. Bahkan tidak ada emosi sedikit pun yang tampak diwajah cantiknya. "Itu belum semua," Tapi, Kyuhyun sangat mengenalnya, mereka bersahabat, dulu. Sebelum semua berubah saat dia memilih untuk bergabung dengan kepolisian.

"Apa lagi yang kau temukan?"

Senyum kecil menguak dibibir Song Mira, dia selalu suka dengan Cho Kyuhyun. Teliti dan cepat tanggap. Juga lebih pantas memegang scapel daripada pistol. "Polonium. Tidak banyak tapi sangat berbahaya. Bisa membunuhnya cepat atau lambat, hampir tanpa gejala!"

Pastikan Letnan Cho hanya tahu tentang racun itu. Aku tidak mau penyelidikan kasus ini berjalan cepat!

Tanpa sadar Song Mira menggenggam kuat pena ditangannya. Dia selalu gemetar setiap kali mengingat suara bernada dingin yang sarat dengan perintah tegas itu. Permainan bodoh itu sudah menjebaknya. Sekarang yang bisa dilakukan Song Mira hanya menjalankan tugas bagiannya. Bukankah memang ada harga yang mahal jika kita menginginkan sesuatu?

Disisi lain, tergesa Kyuhyun membaca ulang dokumen yang masih dipegangnya. Dia bukan dokter, beberapa istilah tidak dimengertinya. Namun, secara garis besar Kyuhyun tidak melihat ada yang salah. "Zat ini yang membunuhnya atau 2 tembakan itu?" tanyanya dengan nada menyelidik sambil melayangkan tatapan dingin pada mayat Senator Park yang akan segera diambil pihak keluarganya untuk dimakamkan.

"Kau akan menangkap si pembunuh atau si peracun dulu? Hm, sepertinya sang senator punya banyak musuh. Benar-benar kejutan!"

Bukannya menjawab pertanyaan letnan yang sering membuatnya kesal, Song Mira malah balik bertanya. "Menurut prediksiku, dia akan mati malam ini," tambahnya serius. Sudah 20 tahun mereka saling mengenal, tapi tatapan tajam Kyuhyun selalu berhasil membuatnya takut tanpa alasan.

"Apa maksudmu, Mira? Kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku 'kan?"

Darah Song Mira seperti membeku. Dia benar-benar benci tugas kali ini. "Untuk apa? Aku tidak mengenal senator itu." elaknya cepat dengan senyum acuh. "Lagipula, jika pembunuh itu tidak menghabisinya dini hari tadi, Senator Park tetap akan mati karena polonium. Kopi, Letnan?" Seolah mereka sedang membicarakan cuaca, dengan santai Song Mira menyeduh kopi segar yang aromanya benar-benar harum.

Dahi Kyuhyun mengeryit bingung. Dia masih terkejut dengan fakta jika ada yang berusaha membunuh sang senator dengan racun. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan politikus licik itu sampai semua kegilaan ini terjadi? Apa ini ada hubungannya dengan pemilihan presiden? Seseorang tidak ingin Senator Park lolos dalam pemilihan?, tebak Kyuhyun tanpa sadar sambil berusaha mengingat beberapa nama yang ada dalam daftar tersangkanya.

"Menurutmu, siapa yang ingin membunuhnya? Dan kenapa itu harus dilakukan bertepatan dengan hari dia mencalonkan diri? Kebetulan? Atau disengaja?"

Sambil menyiapkan 2 cangkir, diam-diam Song Mira menghela nafas panjang,"Kudengar kau sudah punya tersangka." Dengan tidak sabar dia menunggu perubahan ekspresi sang letnan, namun tidak ada. Cho Kyuhyun terlihat dingin, seperti biasanya. "Max. Kau yakin?" Tatapan mata mereka bertemu dan Song Mira semakin yakin orang itu tidak bisa menghentikan Kyuhyun, tidak dengan cara seperti ini.

"Jika tuduhanmu tidak terbukti, kepolisian dan kita semua yang terlibat dalam kasus ini akan berada dalam masalah besar!" tambah wanita bermata sipit itu pelan, hati-hati.

Dengan malas Kyuhyun memutar bola matanya dan mendengus tajam, "Ya Tuhan! Kenapa semua orang harus takut pada billioner bodoh itu? Apa karena dia punya segudang uang, jadi kita tidak bisa menuduhnya sebagai pembunuh? Sejak kapan hukum takut pada pria mesum yang arogan itu?" geram Kyuhyun kasar, penuh emosi seraya menjatuhkan dirinya disudut meja kerja Song Mira yang rapi.

"Tanpa gula!"

Kemarahan Kyuhyun mendorong Song Mira tertawa geli. Sudah lama sekali dia tidak melihat sosok dingin yang selalu acuh ini begitu emosional. "Wow, ada apa denganmu, Letnan? Hari yang buruk?" tanyanya ringan, pura-pura simpati sambil menyerahkan secangkir kopi yang masih mengepulkan asap tipis.

Jika bertemu Max dan harus menerima rayuan bodoh billioner mesum itu bisa dikategorikan dengan hari yang buruk, maka itu artinya hari ini adalah bencana. "Sangat!" sahutnya ketus sembari menyesap kopi yang semoga bisa membuat sakit kepalanya sedikit menghilang.

"Rolex? Bukankah itu keluaran terbaru."

Hampir saja Song Mira menyemburkan kopi yang baru diteguknya. Tergesa dia menutupi raut terkejutnya dengan senyum bingung, "Eh? Iya, kau lupa aku suka mengoleksi jam tangan?" Mengabaikan jantungnya yang seperti berhenti berdetak, Song Mira memamerkan jam mewah yang melingkari pergelangannya.

Memang, tapi tidak pernah yang semahal itu!,

Dengan gusar Kyuhyun menepis pikiran sinisnya dan memilih berdiri setelah menghabiskan kopinya. "Thanks untuk kopinya. Aku harus pergi. Jika kau menemukan sesuatu, apapun itu, hubungi aku langsung!" serunya sambil melambaikan tangannya sebelum meninggalkan Asan yang masih terlihat ramai meski hampir tengah malam.

Tepat setelah sosok yang selalu penuh curiga itu meninggalkan ruang kerjanya, senyum dibibir Song Mira menghilang dan berganti dengan ekspresi lega. Dia benar-benar terkejut dengan komentar Kyuhyun tadi. "Ck, sudah mati pun kau masih membawa banyak masalah! Menyebalkan sekali!" makinya pelan saat melayangkan tatapan datarnya pada tubuh kaku sang senator seraya mengeluarkan ponselnya.

"Aku sudah melakukan semua perintahmu!"

Tawa riang itu memenuhi telinga Song Mira untuk beberapa detik sebelum pemilik suara yang mulai membuatnya takut itu bicara. "Good job, Dokter." Pujian itu tidak membuatnya senang, sebaliknya tanpa sadar Song Mira jatuh terduduk dan meremas kuat ponselnya.

.

.

Note Author : Uda boring? Kalau gitu, besok-besok pindah dulu ke Big Liar. Mau-nya sih Seducing, tapi yang intip lebih rame. Jadi malas, hmpfh....

Semua tersangka sudah muncul, so siapa si pembunuh?

.

Sebelum pindah, bagi teaser dulu ya >>>>>

"Tapi,dia memang tampan dan sangat menarik! Arghhh...Aku pasti sudah gila!"

"Saudaraku yang akan maju sebagai calon presiden, menggantikan papa!"

"diamemang pantas mati dan membusuk di neraka!"

"darimanakau tahu tempat tinggalku?"

"aku membayangkan ini sejak melihat matamu itu, Letnan!"

.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK! Ngintip mulu, gak bosan?

MAXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang