Katanya Sekelompok

219 25 4
                                    

01: katanya sekelompok

Lavendra tak menyangka kalau sebentar lagi dia akan menjalani fieldtrip. Sekarang dia duduk di sebelah Nadine—teman akrabnya sejak ospek—sambil mengunyah Beng-Beng Share It di genggaman. Bis yang membawa rombongan fieldtrip mahasiswa semester tiga dan lima akan segera sampai di Pantai Binuangeun.

"Bagi, yak!" ucap Nadine, asal mencomot satu Beng-Beng ukuran mini itu.

"Santai," balas Lavendra. Dia teringat sesuatu. "Pas TM kita bakal dicampur kelompoknya sama kating?"

Nadine mengangguk seraya membuka bungkus Beng-Beng dan melahapnya. "Yoi, sebenarnya gue takut sama kating tau!

"Nah iya anjir! Gue juga gitu! " seru Lavendra menyetujui ucapan Nadine.

"Masih mending kalau kating jurusan sendiri, udah kenal—minimal tau namanya lah, ya. Ini mah udah jurusan lain. Jangankan kenal, denger namanya aja nggak pernah!" Lavendra melanjutkan gerutuannya.

Nadine menyenggol pelan Lavendra. "Eh, Kak Friska di depan tuh!" Jari telunjuknya menunjuk asisten dosen yang sedang membagikan kertas undian kelompok.

Lavendra yang memiliki tubuh mungil berusaha melihat asdos yang ditunjuk oleh Nadine. "Mana ih, nggak keliatan," ucapnya sambil celingukan.

"Ituu di deket Rizki," jawab Nadine pelan. Setelah mendongak, Lavendra baru sadar kalau Rizki berada di tiga baris depan Lavendra.

Cepat-cepat Lavendra mengembalikan kepalanya seperti semula dan menyiapkan mental.

Berharap semua lancar.

***

Kelompok 7- Ibu Erni.

Hanya itu yang tertulis di secarik kertas undian.

Perhatian Lavendra berpindah ke sekitarnya. Kebanyakan akan mencari teman sekelompoknya dulu baru pergi ke rumah inang mereka. Namun, Lavendra segera menjauh dari area parkir dengan berbekal informasi dari kertas undian. Suasananya chaos sekali, karena para mahasiswa akan meneriakkan angka untuk mencari anggotanya.

Membuat Lavendra pusing saja.

"Kelompok berapa?" tanya seorang asisten dosen di pertigaan jalan tak jauh dari tempat parkir bus. Perawakannya tinggi dan mengenakan kemeja biru muda polos. Ketika melihat wajahnya, Lavendra tidak pernah bertemu dengan asdos itu sebelumnya.

Asdos jurusan kating kali, ya? batin Lavendra.

Meskipun merasa aneh, Lavendra tetap menjawab. "Kelompok tujuh, Kak."

"Ke selatan," Dia menunjuk arah kanannya. "Nanti ada asdos lain yang mengarahkan."

"Siap, Kak!" Lavendra melangkahkan kakinya ke arah selatan. Dia lega kalau rumah inangnya dekat dari area parkir. Walaupun dekat, di sepanjang perjalanan ada beberapa asisten dosen yang membantunya mencari rumah Ibu Erni.

Akhirnya, Lavendra berhenti di sebuah rumah berwarna krem. "Kelompok tujug ya, Dek?" tanya seseorang di depan pagar bambu sambil membawa kotak plastik transparan. "Saya Deon, asdos jurusan ITK—semester lima. Saya penanggungjawab kelompok tujuh. Nama kamu siapa?"

"Lavendra," jawabnya singkat, kemudian berceletuk. "Btw, saya harus salim nggak, Kak?"

Deon tertawa renyah. "Salimnya sama Bu Erni aja, ya. Beliau nunggu di dalam sama temen kamu."

Kemudian PJ kelompok tujuh itu membuka pagar bambu, lalu Lavendra masuk dan berjalan menuju teras. Begitu dia melepas sepatu, dia bertemu Bu Erni yang keluar dari pintu seraya membawa nampan hijau. Gadis itu langsung menyalimi beliau.

"Masuk, Neng. Itu ada temennya."

Lavendra masuk menuju ruang tamu. Ternyata teman yang dimaksud oleh Deon dan Bu Erni adalah tidak lain dan tidak bukan adalah Magenta, kakak kelas Lavendra ketika SMA. Lavendra berdiri termenung melihat Magenta asyik mengunyah pisang goreng.

Udah kuliah jauh-jauh, kenapa ketemunya sama dia lagi?? []

Fieldtrip, KatanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang