Win melihat arlojinya, sekarang sudah jam 12.03. Taksi yang ia naiki sedang melaju menuju ke kampusnya. Ia sudah bertekad hari ini harus bertemu dengan dosen pembimbingnya.
Kembali ia melihat ponselnya, 'masih belum ada balasan juga', bantinnya.
Win sedang menunggu balasan dari dospem nya, ia sudah mengabari perihal dirinya yang sudah menuju ke universitas untuk bertemu dengan dosennya. Namun yang diberi kabar tidak membalas apapun.
Sejujurnya Win sudah merasa cemas, jika dosen nya sudah seperti ini, ada kemungkinan dirinya kembali dibiarkan menunggu.
Tiba-tiba muncul notifikasi dari ponselnya, dengan cepat ia membukanya. Ia mendapati dosennya telah membalas pesannya, memberitahu kepada Win bahwa dia sudah berada di kampus. Akhirnya Win dapat bernafas dengan lega setelah diberi kabar tersebut.
"baik pak, sebentar lagi saya sampai. mohon maaf jika membuat bapak menunggu", balasnya kepada dosennya itu.
----------
Kini Win sudah berada didepan ruangan dosennya. Mengambil nafas dalam dalam seraya mengeluarkannya dengan pelan. 'Pokoknya hari ini harus jelas semua revisiannya, biar kelar', ia menekadkan dirinya.
Setelah itu ia masuk ke ruangan dosennya.
----------
"Win", ucap seorang lelaki sambil membawa dua gelas yang berisikan bir.
Win segera menoleh, "iya?", jawabnya
Lelaki itu kini duduk di sebelah Win, menaruh salah satu gelas yang ia bawa ke depan Win, "kenapa lo mau kesini?", ucapnya
Win segera meminum bir didalam gelas tersebut dalam satu tenggakkan, dirinya seperti sedang dilanda masalah, "dosen gue bilang skripsi gue gausah ada yang di revisi", jawabnya, terdapat kekesalan didalam kalimatnya itu
'hah?, nih orang aneh banget', batin lelaki tersebut
Win memutarkan badannya 90°, lalu menatap lelaki disampingnya, "lu pasti mikir gue aneh ya?, kok skripsi udah dibilang jadi, malah stress", tebaknya yang tentunya benar, "gue sebel karna gue kira skripsi gue belum bener, dan akhirnya gue ninggalin Hyun di Aussie, padahal kalo dia bilang dari awal kalo skripsi gue udh bener, pasti sekarang gue lagi sama Hyun, Bri", jelasnya seraya menundukkan kepalanya kebawah, seperti menyesal dengan keputusannya.
Sedangkan lelaki didepannya, yaitu Bright, merasa bahwa alasan yang diberikan Win cukup tidak masuk akal, maksudnya, Win juga disini memiliki usaha, masa iya dia masih memikirkan pacarnya dibanding mengurus perusahaannya terlebih dahulu?
Iya, kini Win sedang berada di bar bersama Bright. Sejam sebelum Win berada disini, Bright mendapatkan telfon dari Win, memberitahu bahwa dia ingin bertemu Bright. Sedangkan Bright yang masih harus membantu membereskan bar baru milik temannya sedikit bingung dan akhirnya menyuruh Win datang kemari.
"Win, your excuse is really not make a sense. i mean, lu juga disini punya tugas lain selain kuliah atau skripsi. lu punya usaha disini, bukannya lu juga harus lihat kondisi usaha lu?, jangan terlalu mikirin Hyun sampe begitunya juga, kalaupun kalian lagi barengan di Aussie, pasti Hyun bakalan nyuruh lu pulang duluan, pasti dia bakalan ngingetin lu buat cek keadaan showroom lu itu", ucap Bright sambil menepuk-nepuk pelan bahu Win, berusaha menenangkannya.
Win kembali melihat Bright. Sejujurnya, apa yang dikatakan oleh lelaki didepannya ini ada benarnya, bahkan, semuanya itu benar. Disini, Win memiliki banyak usaha yang diwariskan oleh ayahnya. Meskipun setiap usahanya sudah diurus oleh teman-temannya, namun Win tetaplah seseorang yang harus selalu memeriksa kondisi pasar dan segalanya, seharusnya ia tidak seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET IT BE OUR SECRET [BRIGHTWIN💕] ✅
عاطفيةWin, seorang lelaki yang teramat mecintai wanitanya tak pernah menyangka akan berpaling kepada seorang lelaki yang menariknya kedalam hubungan penuh sensasi. Sedangkan Bright, orang yang telah membawanya pada jurang kenikmatan terus merayunya agar s...