Setelah adegan senja hari -jika kalian lupa, aku ingatkan- saat Donghyuk 'mengantar' Rayya pulang ke rumah, semakin membuka jalan Donghyuk untuk bisa dekat dengan sang gadis pujaan.
Rayyapun seolah tidak menolak dengan perlakuan Donghyuk. Ia semakin rajin mengirimi pesan via whatsapp-walaupun tak jarang Rayya memilih untuk tak membalasnya-, ia pun masih rajin mengantar Rayya pulang-walau masih sama caranya, mengikuti taksi online tersebut dari belakang- jika Aira tak bisa pulang bersama dengan Rayya, dan yang terbaru adalah, kini ia mulai berani mengganggu Rayya di jam makan siangnya.
Tak terasa, sudah hampir satu semester berjalan. Jadwal kelas Rayya dan adiknya kini lebih sering bertabrakan.
Rayya selesai kelas, Aira baru masuk. Begitu juga sebaliknya. Membuat intensitas mereka bertemu di kampus semakin jarang.
"Hai, kak." Baru satu suap Rayya menyantap nasi goreng, suara Donghyuk sudah mengiang di telinga. Tanpa sadar, ujung bibir gadus itu tertarik sedikit ke atas.
"Aku duduk disini, ya." Sebenarnya kalimat itu bukan kalimat meminta izin, melainkan pemberitahuan saja. Karena sebelum Rayya menjawabnya, ia sudah duduk tepat di hadapannya.
Oh iya, sekarang Rayya sudah tidak pernah lagi makan di kantin. Bangku taman menjadi tempat istirahat favoritnya belakangan ini. Spot yang berada di pojokan, serta suasananya yang sepi disertai rindangnya pohon sangatlah sempurna dirasa. Dengan Aira, walaupun tanpa Aira.
Donghyuk hanya membawa segelas ice cappucino siang ini, tanpa makanan di tangannya. "Entar pulang sama Aira lagi, kak?" Tanyanya. Dari nada suaranya, Donghyuk berharap jawaban negatif dari Rayya.
"Aira bilang masih ada kelas sampe sore, sih. Aku kelarnya siang." Jawabnya.
Sungguh, Donghyuk benar-benar berhasil melelehkan sebagian bongkah es yang selama ini bersarang di hati Rayya.
Gadis itu tak lagi sejutek dahulu jika berbicara dengan seseorang. Setidaknya saat berbicara dengan Donghyuk.Donghyuk mengangguk paham.
"Yaudah, nanti kalau naik taksi online lagi kasih tau aku, ya. Supaya aku temenin lagi dari belakang."Rayya hanya diam. Tidak mengiyakan namun juga tidak menolak.
Donghyuk sudah paham hal ini. Dia tak pernah memaksa Rayya untuk berbicara ataupun menjawab setiap ucapannya. Ia hanya ingin Rayya nyaman bersamanya.
" Jangan minum kopi tanpa makan. Nanti kamu sakit perut, loh." Gumam Rayya kecil, yang tentunya ditujukan untuk lelaki musa di hadapannya.
Wah, ada apa ini? Seorang Rayya Pratista yang dikenal jutek dan dingin, kini mulai mengkhawatirkan seorang adik tingkatnya? Rayya pasti sedang tidak waras saat mengucapkan hal tadi.
Sementara yang diajak bicara hampir saja tersedak akibat kalimat yang tidak ia sangka-sangka.
"Eh?" Tanyanya memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal The Broken Flower (Revisi Version)
Fiksi PenggemarSelama ini, Rayya Pratista berjuang sendiri dalam hidupnya. Hidup hanya berdua dengan Aira Pratista, adiknya yang sudah menemaninya sedari kecil, membuatnya menjadi seorang gadis kuat yang bisa berdiri sendiri tanpa butuh bantuan siapapun. Namun de...