Angin siang itu berhembus lumayan kencang, memainkan rambut hitam milik Rayya hingga sedikit berantakan.
Wanita itu tengah menunggu Donghyuk di bangku taman kampus yang menjadi tempat andalannya sambil membaca buku, membunuh kesunyian yang menyapanya sejak tadi.
Sejak kejadian mimpi buruk malam itu, Donghyuk menjadi semakin protective pada Rayya. Setiap berangkat kampus atau kemanapun, ia akan menjemput Rayya dengan motor matic biru kepunyaannya, begitupun pulang kampus. Siapapun yang duluan selesai, harus menunggu di bangku taman ini. Rayya tak bisa menolak, karena memang hati kecilnya seakan menolak untuk tidak menerima tawaran dari lelaki muda itu.
Dan kali ini, Rayya yang mendapat giliran menunggunya.
Rayya memberitahu Donghyuk melalui pesan singkat bahwa ia telah menunggu lelaki tersebut, sekaligus kode agar Donghyuk lebih cepat lagi menemuinya.
Belum terkirim.
Tumben.
Rayya melanjutkan bacaannya dengan perasaan yang sudah tak enak. Buku di tangannya hanya ia bolak-balik hingga kemudian bosan dan memutuskan unttuk menyimpan buku tersebut dalam tas.
Belum ada kabar dari Donghyuk. Pesanny belum terkirim, dan sudah pasti Donghyuk tidak tau kalau Rayya sudah menunggunya lebih dari satu jam.
Masih belum terkirim juga. Ah, kesal sekali menunggu seperti ini.
'Nyusul ke kelasnya aja, apa ya?' Gumamnya.
Setelah menimbang beberapa kali, akhirnya Rayya memutuskan untuk menghampiri Donghyuk di kelasnya.
Kosong.
Tak ada seorangpun disana.
"Loh kok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal The Broken Flower (Revisi Version)
Fiksi PenggemarSelama ini, Rayya Pratista berjuang sendiri dalam hidupnya. Hidup hanya berdua dengan Aira Pratista, adiknya yang sudah menemaninya sedari kecil, membuatnya menjadi seorang gadis kuat yang bisa berdiri sendiri tanpa butuh bantuan siapapun. Namun de...