Eps. 13

29 5 0
                                    

"Sungjin lepas, ini terlalu kuat"

Jihyo merengek kepada Sungjin karena tangan kanannya di genggam erat menuju parkiran.

"Sungjin sakit"

Jihyo menunduk lalu memberhentikan jalannya membuat Sungjin ikut berhenti dan memutar badannya, berhadapan dengan Sungjin.

"Lepas"

Jihyo memberanikan dirinya menatap Sungjin, tepat di matanya.

Pegangan di pergelangan Jihyo melemah dengan Sungjin yang masih setia menatap Jihyo yang hingga akhirnya genggaman itu terlepas, Jihyo melihat tangannya ada ruam merah berbentuk jari-jari Sungjin, sangat kontras.

"Kamu kenapa?"

Sungjin tidak menjawab, dia masih setia menatap Jihyo di lorong sekolah menuju parkiran, beruntung disini sudah sangat sepi.

Jihyo kembali menatap Sungjin, air mata lolos dari sudut mata Jihyo membuat Sungjin merasakan gemuruh di dadanya, tangan Sungjin terulur untuk menghapus jejak kristal bening itu.

"Maaf"

Jihyo masih enggan berbicara, dia ingin mendengar penjelasan Sungjin.

"Maaf untuk kejadian tadi, gue lost control"

Jihyo mengangguk paham lalu mengambil tangan besar Sungjin dari pipinya dan menggenggamnya.

"Jangan berantem sama Brian, oke? Aku gamau kalian bertengkar gara-gara aku"

Sungjin tidak merespon hanya diam.

"Sungjin kamu de-"

"Ji gue suka sama lo"

Jihyo terdiam atau lebih tepatnya terkejut.

"Apa?"

"Ck! Gue suka sama lo Jihyo, jangan sok budek deh"

"Ya ya aku tau, tapi kenapa?"

"Gue gaada alasan"

"Lupain perasaan kamu ke aku Jin"

"Kenapa?"

"Kamu udah tau jawabannya, jadi aku gaperlu jawab"

Jihyo melengos pergi tetapi tangannya kembali di tahan.

"Apa karna kita beda?"

"Salah satunya"

"Salah satunya?"

"Iya"

Jihyo melepas tangan Sungjin dari pergelangannya.

"Ini terlalu cepat, kamu tau? Belum genap seminggu Sungjin, aku gatau kamu suka sama aku atau malah cuma obsesi semata"

Sungjin terbelalak.

"Engga gue beneran suka sama lo, Ji"

"Tapi kita beda apa perlu di jelasin? Keyakinan dan kepercayaan kita beda Sungjin sampe kapanpun kita gaakan bersama"

"Kenapa ga dijalanin dulu?"

Jihyo terdiam, sebenarnya dia ingin, dia juga merasakan aneh pada dirinya jika dekat dengan Sungjin sedangkan dekat dengan Brian, dia tidak merasakan apapun.

Jihyo mempunyai banyak teman dan dia sudah pernah bertemu seperti ini, pacaran beda keyakinan tapi Jihyo ga yakin kalau dia bisa jalannin ini semua.

"Ji"

Jihyo kembali menatap Sungjin ketika berperang dengan pikirannya.

"Gue tulus sama lo..."

Sungjin mengusap pipi Jihyo.

"... gue suka ahh engga lebih dari suka pas pertama kali liat lo..."

"... gue berusaha kubur tapi gabisa..."

"... gue gamau kehilangan orang yang gue sayang untuk kedua kalinya"

Jihyo kembali menitikan air matanya, dia lemah terhadap Sungjin yang lembut seperti ini, dia lemah jika di spesial-kan seperti ini dan dia lemah di perlakukan seperti ini.

"Tapi kita beda Sungjin sampe kapanpun gabisa bersatu"

"Cinta bisa ga si di paksa?"

Jihyo mengernyit bingung.

"Kalau bisa gue mau maksa lo buat jadi milik gue"

"Tapi takdir ga ngebuat aku jadi milik kamu"

"Sekarang lo tanya tuhan lo"

Jihyo kembali bingung.

"Bisakah gue yang bukan umat-nyamencintai salah satu umat-nya, yaitu lo?"
.
.
.
.
.
Bersambung...

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LDR 'Park Sungjin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang