Sungjin menghela nafasnya lalu turun dari mobil ketika dirinya mantap, maksud dari mantap adalah penampilannya dan juga rasa gugupnya.
Kedua tungkai gagahnya ia bawa mendekati gerbang rumah berwarna putih tersebut, kemudian muncul seorang pria dengan balutan seragam satpam disana.
Dengan name tag Bambam.
"Permisi, selamat pagi"
"Selamat pagi, temennya neng Jihyo ya?"
"Iya pak"
"Oalah silahkan masuk, mobilnya bawa masuk aja"
"Gausah pak di depan aja"
"Ohh oke silahkan masuk"
"Emm anu pak gerbangnya belum dibuka"
"Ehh yaampun hehe maap lupa"
Gerbang tinggi yang berwarna putih itu perlahan terbuka untuk mempersilahkan Sungjin masuk.
Sungjin sedikit takjub dengan keadaan rumah Jihyo, halaman luas yang ada tamannya, kolam renang di samping rumahnya juga dominan putih terpampang jelas di depan matanya.
Sungguh, masih luasan rumah Sungjin.
"Sungjin"
Merasa di panggil, Sungjin menoleh ke atas, ada Jihyo di atas sana yang sedang melambai kearahnya.
Sungjin tersenyum ketika Jihyo memberinya kode (tunggu sebentar) dari atas sana lalu Jihyo menghilang.
Sungjin menatap pintu utama, kemudian senyumnya lebih lebar ketika Jihyo membukanya dan kemudian membuat gestur (sini) dengan tangan kanannya.
"Sungjin kita sarapan dulu ya? Mamah sama Papahku udah nungguin kamu"
"Nungguin aku?"
"Iya aku bilang kemereka kalau aku dijemput hehe"
Sungjin gemas, reflek tangannya mencubit kecil ujung hidung Jihyo.
"Sakit ih"
"Hehe abis gemes"
Jihyo menarik tangan Sungjin agar jalannya lebih cepat menuju meja makan yang terhubung langsung ke dapur.
"Mah, Pah kenalin ini temenku Park Sungjin"
Sungjin tersenyum sopan ketika orang tua Jihyo menoleh kepadanya.
"Sini Sungjin makan dulu"- Papah.
Sungjin mengangguk dan bersalaman dengan orang tua Jihyo.
"Sungjin kesini naik apa?"
"Naik mobil om"
"Segini?"
Sungjin menoleh kesamping (kearah Jihyo).
"Engg~ itu kebanyakan Ji, kurangin sedikit"
Jihyo mengangguk paham, tanpa mereka sadari orang tua Jihyo tersenyum melihat interaksi mereka berdua.
"Ayo Sungjin makan yang banyak ya"
"Iya om, hehe maaf ngerepotin"
"Kamu mau apa?"
Sungjin kembali menoleh.
"Apa aja aku pemakan segalanya"
"Dasar tikus"
Sungjin terkekeh lalu memperhatikan Jihyo yang mulai mengambil lauk untuknya.
"Sungjin, tolong bimbing Jihyo ya? dia anaknya sedikit pendiam"- Mamah.
"Ahh pasti tante, aku bakalan jaga dia baik-baik"
"Kamu mau air putih atau susu?"
"Apa saja Ji"
"Oke dua-duanya aja"
Sungjin mengangguk lalu mengusap kepala Jihyo di depan orang tua Jihyo, toh Jihyo juga tidak menolak dia masih asik menuang susu kegelas.
Memang tangan Sungjin sangat menyebalkan, selalu reflek.
"Ayoo do'a"- Mamah.
Sungjin dan Jihyo mengangguk.
Kedua orang tua Jihyo dan Jihyo berdoa dengan mata tertutup juga tangan yang seperti mengadah, sedangkan Sungjin dengan tangan terkepal.
.
.
.
.
.
Bersambung...Bambam